Sudah seminggu Edward menggantikan kakaknya di perusahaan.Semua klien terkejut akan pimpinan baru.Namun baik Edward dan sekretarisnya Nina menjelaskan pada klien yang masih bingung dengan pergantian itu.
Ada yang meminta melakukan kontrak perjanjian ulang dan ada juga sebagian meneruskannya saja.Karena kontrak sudah di tanda tangani,jadi tidak masalah bagi mereka.
Satu minggu ini Edward sibuk sehingga dia tidak sempat menjenguk papanya.Kegelisahan yan,g dulu dia rasakan mulai terlupakan.Bukan karena seorang wanita,tapi entah karena apa kegelisahan itu datang.
Edward belum berpikir tentang wanita saat ini.Baginya sangat merepotkan,banyak yang mendekatinya dulu di sana,tapi asistennya berhasil menghalau secara halus semua wanita yang ingin dekat dengan bosnya.
Edward yang duduk di kursinya memeriksa berkas yang masuk,dia mengamati berkas itu satu persatu tanpa terkecuali.
Edward memang teliti dan jeli dalam pemeriksaan.Ada salah sedikit saja dia langsung menyuruh untuk mengetik ulang.Apa lagi kesalahan dalam menulis nominal angka,dia akan marah besar.Baginya itu akan merugikan perusahaan.
"Nina,tolong kamu ke ruangan saya."ucap Edward di sambungan telepon.
"Baik pak."
Lalu Edward menghentikan kegiatan pemeriksaan berkas.Dia duduk bersandar pada kursi dan menggoyang-goyangkannya ke kanan ke kiri.
Tak lama Nina masuk ke ruangan Edward,dia berdiri di depan meja.
"Ada apa perlu apa pak?"tanya Nina membuyarkan lamunan Edward.
Edward melirik Nina,dia kemudian mengambil dan menyerahkan berkas yang tadi di periksa.
"Berkas ini tolong di perbaiki di bagian keuangan.Terus proposalnya juga ada yang harus di tambahkan nominalnya."perintah Edward.
Nina menerima berkas yang di sodorkan Edward padanya.
"Baik pak,saya akan berikan pada bagian keuangan.Kalau begitu saya permisi dulu."ucap Nina sambil membungkuk lalu pergi.
Edward hanya melambaikan tangan saja,kemudian dia melanjutkan memeriksa berkas yang tadi.
_
_
Hampir dua minggu Edward menggantikan kakaknya di perusahaan dan selama itu juga kakaknya Nicko belum juga ada titik terang.Hampir putus asa Edward dengan pencarian Nicko.Baik dari anak buah papanya maupun detektif yang dia sewa belum ada kabar.
Dan hari ini rencananya Emil datang dari Inggris.Dia baru pulang dari Inggris karena harus membimbing Sania dan Edrick terlebih dahulu di sana.
Awalnya Sania tidak mau dan juga mamanya keberatan jika Sania harus pindah ke Inggris.Tapi demi untuk menjaga dua perusahaan dan menjaga papanya,mau tidak mau Sania menurut dan nyonya Karina merelakan anak gadis semata wayangnya tinggal di Inggris.
Begitupun Edrick sahabatnya,Edward sudah memberitahu melalui video call sebelumnya,memintanya membantu perusahaan di Inggris bersama adiknya.
Hanya sementara Nicko belum di temukan dan perusahaan yang masih sedikit goyah karena desas desus bos utamanya di culik sudah bocor di kalangan kantor.
Berita ini tidak bisa di hindarkan,namun sebisa mungkin Edward menghentikan jangan sampai menyebar keluar kantor.
Kalau sampai keluar kantor,maka klien yang sudah menanda tangani kontrak akan membatalkan kerja samanya.Mereka belum sepenuhnya yakin dengan kepemipinan Edward di perusahaan Nicko.
Edward sengaja menjemput Emil di bandara,dia tidak sabar ingin tahu kabar dari Inggris.
"Seharusnya tuan muda tidak usah menjemput saya di bandara.Saya akan menemui anda di kantor."ucap Emil sembari membungkuk ke arah Edward.
"Aku hanya ingin tahu saja keadaan di sana,aku tidak sabar menunggu lama kamu datang ke kantor."ucap Edward beralasan.
Emil mengambil alih kemudi setelah mereka sampai di dalam mobil.
"Bagaimana kabar tuan besar,tuan?"tanya Emil sambil menstarter kemudi.
"Masih belum sadar.Aku tidak tahu harus bagaimana,kak Nicko hilang entah kemana sedangkan papa masih belum sadar."Edward memdesah.
Baru kali ini dia kehilangan semangat dan otaknya tumpul untuk melakukan apapun.Biasanya otak cerdasnya selalu berfungsi dengan baik jika masalah proyek yang dia tangani.
"Sabar tuan muda,saya akan membantu anda dengan segala kemampuan saya.Kita pasti akan menemukan tuan muda Nicko."ucap Emil optimis.
"Mungkin hanya butuh kesabaran.Pelaku juga kemungkinan sedang berhati-hati dalam bertindak.Sepertinya kita harus memancing mereka untuk keluar."kata Emil.
Otak cerdas Emil di gabung dengan kejeniusan Edward dalam berpikir akan membuat semua jadi terang benderang.Hanya saja saat ini Edward sedang tidak bersemangat,Emil tahu itu.
Mungkin kali ini di biarkan saja dulu,Edward harus fokus menstabilkan perusahaan kakaknya terlebih dahulu baru melakukan pencarian secara langsung.
Kali ini Emil akan lebih hati-hati karena dia seperti tahu pelaku sedang menunggu kelengahan lawannya.
'Mereka belum tahu saja,jika kami berdua sudah bergerak jangan harap ada ampun untuk mereka.'ucap Emil dalam hati.
Untuk saat ini,mereka fokus pada penyembuhan dan penjagaan ketat pada pak Robert.Bukan tidak mungkin pelaku akan kembali menyerang pak Robert ketika pengawasan lengah.Dan itu tidak boleh terjadi.
"Kamu benar,tapi kita fokuskan dulu papa.Papa harus di jaga ketat.Paman Dori juga tidak bisa di rumah sakit aja,tapi juga harus mengawasi perusahaan papa."ucap Edward.
_
_
Setelah Emil kembali jadi asistennya,Edward kini bersemangat lagi dalam bekerja.Selama Emil belum pulang kadang Edward merasa malas untuk melaksanakan tugasnya sebagai CEO baru menggantikan kakaknya.
"Tuan apakah anda sore ini akan menjenguk tuan besar?"tanya Emil yang ikut memeriksa berkas yang beberapa hari menumpuk di atas meja.
"Iya,tolong nanti belikan makan malam juga.Karena aku akan menginap di sana."kata Edward masih fokus memeriksa berkas di tangannya.
Emil memeriksa satu berkas yang tidak biasa menurutnya.Ada berkas yang janggal isinya.Lalu dia memperlihatkan berkas tersebut pada Edward.
"Tuan,lihatlah.Bukankah ini nama perusahaan yang di bawahi Reynald anaknya pak Hendro?"tanya Emil sambil memperlihatkan sampul depan proposal.
Edward mengambil alih berkas tersebut dan memeriksanya secara seksama.Terlihat tanggal pengajuan dan tanggal di terima berbeda jauh.
"Iya benar,kenapa bisa masuk ke sini?"tanya Edward heran.
"Saya juga tidak tahu.Mungkin sekretaris Nina bisa menjelaskan."
"Panggil Nina."
Lalu Emil memanggil Nina untuk masuk ke ruangan Edward.
"Ada yang bisa saya bantu pak?"tanya Nina sopan.
"Ya kamu harus bantu jelaskan berkas ini kenapa bisa masuk ke kantor?"tanya Edward penuh selidik.
Lalu Nina menerima berkas yang di sodorkan Edward dan memeriksanya dengan teliti.
"Saya kurang paham ini masuknya melalui siapa,tapi waktu itu pak Nicko menanda tangani dalam keadaan tidak sadar.Maksudnya waktu itu pak Nicko sedang sakit kepala,pak."jelas Nina.
"Lalu kenapa kamu biarkan bosmu menanda tanganinya?"
"Saya kira bukan ini yang di tanda tangani,makanya saya diam saja.Lagi pula entah kenapa pak Nicko tiba-tiba sakit kepala pada saat itu."ucap Nina menerangkan dengan jelas.
"Ya sudah,kamu boleh keluar."kata Edward.
"Apa mungkin sakit kepala tuan Nicko di buat oleh mereka tuan?"tanya Emil.
"Aku rasa bukan,memang kadang kak Nicko suka sakit kepala tiba-tiba."
"Lalu apa sebaiknya ini di kembalikan pada pemiliknya?"tanya Emil.
"Kita salin terlebih dahulu,lalu kita kembalikan karena kurang sesuai dengan bidangnya."
"Tuan muda,coba lihat bagian belakang.Ini sepertinya nominalnya terlalu besar,dan ada berkas kosong di tengahnya."
Edward memperhatikan dengam seksama,benar.Apa maksud dari kertas kosong ini?'gumam Edward.
"Mungkinkah ini pengajuan pinjaman keuangan?Hanya bahasanya di manipulatif sehingga orang yang melihat sekilas akan terkecoh dan hanya menanda tangani tanpa memeriksa bagian paling belakang."
"Itulah kenapa kak Nicko di culik,karena kak Nicko orangnya tidak mau pusing.Apa yang di mejanya langsung saja di tanda tangani tanpa melihat secara detail isinya."ucap Edward.
"Tuan,bisakah penculikan dan penyerangan di hubungkan dengan Reynald?Atau mungkin irang suruhan Reynald."Kata Emil menebak.Edward tampak berpikir.
"Aku tidak tahu,mungkin juga,selidiki kasus Reynald dan awasi dia.Jika ada yang mencurigakan harus laporkan padaku.Dan Ini segera di sembunyikan,jangan sampai ada yang tahu.Pasti Reynald mencari ini."kata Edward memberikan berkas yang tadi di periksa.
"Iya tuan.Biar saya yang membawanya."ucap Emil,lalu Edward menyerahkan berkas itu.
"Kenapa Reynald menyelipkan berkas itu ya?Apa dia sengaja atau ada orang lain yang memasukkannya di antara tumpukan berkas.Mmm...benar-benar bikin bingung.Sudahlah,jangan di pikirkan.Biarkan saja,tapi tetap harus awasi Reynald."
Setelah semua berkas sudah di periksa,Edward menyerahkan semua map-map itu sama Nina.Kemudian Edward dan Emil siap-siap akan pulang karena waktu sudah sore.
_
_
_
_
☆☆☆☆☆☆☆
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
sandi
udah bab 4 massi buta arah sm misteri ini
2021-10-03
2