08.Gadis Aneh

Edward mulai menjalankan misinya sebagai santri di pondok La Falah milik kyai Sobri.awalnya dia kewalahan dan kesusahan dengan segala fasilitas terbatas dan serba sedehana.

Tapi setelah satu minggu berjalan,dia mulai terbiasa.Kyai Sobri sengaja tidak langsung menyuruh Edward terjun langsung dengan tugasnya,harus beradaptasi dengan lingkungan pondok dan mengenal teman satu sama lain.

Teman yang sekamar dengannya hanya satu orang,yang satunya lagi di tugaskan oleh kyai Sobri untuk menjadi supir pribadi kyai Sobri.Karena akhir-akhir ini sering di undang ceramah di luar kota.

Ed panggilan semua temannya yang audah mengenalnya,termasuk Bayu teman satu kamarnya.

Bayu hampir sebaya denga Edward,beda dua tahun lebih muda dari Edward.Tapi Edward merasa cocok berteman dengan Bayu.

"Ed,besok lagi kita di tugaskan belanja ke pasar untuk membeli bahan makanan para santri."ucap Bayu yang siap-siap hendak sholat isya di masjid pondok.

"Belanja di pasar.Apa pasarnya tradisional?"tanya Edward penasaran.

"Iya,kalau di desa pasti pasaranya tradisional.Kenapa memangnya?"

"Biasanya kalau pasar di desa kan selalu becek dan kotor ya."

"Ya ,kadang becek dan kotor kalau lagi musim hujan.Tapi sekarang lagi musim panas,jadi tidak akan becek."

"Mm..baiklah.Biar saya yang bawa mobil ya."

"Siap."lalu Bayu keluar dari kamarnya,sedangkan Edward baru memakai sarung.

_

Esok paginya,Edward sudah siap di balik kemudi mobil pengangkut barang belanjaan pondok.Bayu yang bertugas membeli sayur sedang di dapur untuk mengambil uang belanja dari kepala juru masak.

Setelah selesai mereka lalu berangkat dengan mobil pick up yang di sediakan oleh pondok.

Sebenarnya tidak semua masakan di sediakan di pondok,hanya bagi santri usia SD saja,sedangkan usia SMP dan SMA di suruh memasak sendiri.

"Ed,kita nanti mampir ke warung dulu ya."kata Bayu.

"Warung yang mana?"tanya Edward.

"Nanti kita berhenti akan tahu."seolah memberi teka teki.

Kesal juga Edward,tapi dia diam saja.Bukan urusannya juga kalau ada urusan pribadi dengan dirinya.

Edward melajukan mobilnya denga pelan,karena memang jalanan tidak semulus di kota.Jika menyetir denga cepat,yang ada hanya guncangan yang keras dan melelahkan.

Setelah setengah jam berlalu,akhirnya Bayu.meminta Edward menghentikan mobilnya di warung kecil.Bayu turun dari mobil,lalu menuju warung kecil itu,menghampiri seorang ibu tua yang sudah menunggunya di depan pintu warung.

Edward melihat Bayu mengeluarkan sejumlah uang beberapa lembar yang di lipat dan menyerahkannya pada ibu tua itu,sambil menyalami tangannya.

Edward tertegun,dia takjub menyaksikan pemandangan di depan matanya.Tiba-tiba dia rindu mamanya,ingin sekali menghubunginya namun sekarang tidak bisa karena jaringan di sana tidak bagus.

Pak Dori sedang mengupayakan pembuatan sambungan seluler di daerah tersebut dari perusahaan papanya.Mungkin butuh beberapa minggu untuk bisa tersambung dan bisa di gunakan.

Setelah selesai Bayu kembali lagi ke dalam mobil.Edward memperhatikan raut muka Bayu yang terlihat sangat sedih.

"Ada apa?"Apa beliau ibumu?"tanya Edward penasaran.

Bayu tersenyum,lalu dia mengangguk pelan.Tak ada penjelasan dari Bayu,dan Edward pun menghormati keputusan Bayu yang tidak mau bercerita tentang hidupnya.

_

Sampai di pasar,benar saja pasar satu-satunya itu begitu tidak bisa di anggap pasar tradisional.Mereka berjualan di sembarang tempat karena banyaknya bekas genangan air yang entah dari mana.Aneh saja,di musim kemarau ini di pasar ada saja yang tidak sedap di pandang mata.

Edward jadi malas untuk masuk lebih dalam ke pasar.Suatu saat dia berencana membangun pasar itu dengan layak.Banyak sekali kekurangan fasilitas umum di desa ini.

"Saya di mobil saja ya,kamu yang membeli barang kebutuhan pondok.Nanti kalau sudah dapat semua tinggal kasih kode aja."kata Edward pada Bayu.

Bayu hanya mengacungkan jempol,lalu dia meninggalkan Edward di dalam mobil.

Lama Bayu berbelanja hingga Edward jadi bosan dengan hanya menunggu.Tak ada yang di lakukan selain menyetel musik di mobil.Dan musiknya itu tidak ada yang menarik menurutnya,hanya musik sholawatan dan mengaji.

Edward belum sealim itu harus mendengarkan suara seperti itu.Hanya belum.

Merasa bosan dengan keadaan itu,Edward keluar dari dalam mobil.Lalu melihat-lihat orang berlalu lalang pembeli di pasar.Dia melihat ada seorang gadis berlari ke arahnya dengan sangat kencang,lalu dengan tidak sopan dan tergesa-gesa gadis itu masuk ke dalam mobil.

Edward yang merasa aneh dengan gadis itu pun akhirnya menghampirinya.

"Hei,kamu lagi apa di mobil saya?"tanya Edward sedikit membentak.

"Sudah diam,saya lagi sembunyi dari kejaran preman pasar yang setiap hari berkeliling mencari saya."ucap gadis itu sambil matanya melirik kesana kemari.

Edward mendesah,matanya ikut berkeliling juga mencari preman yang di maksud.Dan benar saja,tiga orang laki-laki yang berperawakan gemuk dan tinggi sedang mencari sesuatu.

Edward ingin memberi tahu keberadaan gadis yang ada di dalam mobilnya namun dia urungkan.Akhirnya dia diam saja dan memperhatikan ketiga laki-laki sangar tersebut.

Satu orang mendekatinya,Edward bergeser menutup pintu mobil hendak menutupi gadis yang sedang bersembunyi.

"Hei,kamu lihat gadis berjilbab tomboy lari kesini tidak?"tanya laki-laki itu dengan mata yang di buat sangar.

Bagi Edward penampilan mata melotot seperti itu malah kelihatan lucu,ingin dia tertawa namun di tahannya agar tidak tersinggung.

"Hei!jawab kalau di tanya itu!"bentaknya.

"Memang kenapa dengan gadis itu bang?"tanya Edward sengan santai sambil bersedekap.

"Dia telah merampas hasil kerja kami hari ini."ucap laki-laki itu masih dengan nada kasar.

"Abang kerja apaan bang sampai gadis itu merampas hasil kerja abang?"masih bersikap tenang.

"Di tanya malah balik nanya.Kamu lihat tidak?!"bentaknya lagi.

"Ngga bang."jawab Edward lagi.

"Yang benar kamu,saya tadi melihat gadis itu lari ke arah sini."sekali lagi membentak dengan mata yang masih melotot.

"Tadi memang ada gadis lari kesini,tapi dia berbelok ke arah sungai itu."kata Edward menunjuk jalan yang menuju sungai.

"Awas kalau kamu bohong!"sambil menunjuk tangannya mengancam Edward,laki-laki itu kemudian berlalu dari hadapan Edward.

Setelah jauh ketiga preman itu,gadis yang sejak tadi diam bersembunyi akhirnya keluar.Dia menengok ke arah kanan dan kiri memastikan ketiga preman yang tadi mengejarnya benar sudah pergi jauh.

"Sudah pergi mereka,cepetan kamu keluar."perintah Edward pada gadis itu.

Gadis itu pun keluar,bibirnya cemberut dengan perkataan Edward yang keras.

"Iya,aku keluar.Pelit banget jadi orang"membanting pintu mobil.

"Ck,udah di tolongin malah membanting pintu.Kamu ngga ada sopan-sopannya yah.Bilang terima kasih apa kek"kesal Edward.

"Iya,terima kasih bang.Segitu aja sewot."kata gadis berjilbab tomboy.

Lalu dia berlalu,namun di cegah oleh Edward.

"Tunggu."katanya.

"Ada apa lagi?Aku kan sudah bilang terima kasih."

"Apa sebenarnya yang kamu lakukan sehingga ketiga preman itu mengejarmu?"tanya Edward penasaran.

"Ngga ada,cuma bantuin nenek-nenek aja yang di rampas uangnya sama ketiga preman itu."setelah mengatakan itu,gadis tomboy itu berlalu dari hadapan Edward.

Edward hanya menatap kepergian gadis aneh itu sampai dia masuk ke pasar.Edward melihat Bayu berpapasan dengan gadis itu dan berbincang sebentar sebelum Bayu memanggilnya untuk mengangkut barang yang tadi di belinya.

Secepat kilat Edward berlari menghampiri Bayu yang menunggunya.

Edward mengambil barang yang tadi di panggul Bayu dan jinjingan Bayu.

"Tadi kamu bicara sama siapa?"tanya Edward yang penasaran kenapa Bayu kenal dengan gadis tadi yang bersembunyi di mobilnya.

"Yang mana?"tanya Bayu bingung,pasalnya dia bertemu dengan banyak orang dan berbicara dengan mereka.

"Tadi yang berbicara dengan seorang gadis."terang Edward.

Bayu mengernyitkan dahi,mengingat gadis mana yang bicara padanya.

"Sudahlah,ngga penting juga.Ayo kita pulang."Bayu masih mengingat gadis mana yang dia ajak bicara.

"Oh gadis tadi yang berpenampilan tomboy itu?"tanya Bayu yang sudah mengingat gadis mana yang dia ajak bicara.

"Iya."jawab Edward singkat.

"Dia Aya,keponakannya kyai Sobri.Dia memang sedikit tomboy dan agak urakan anaknya,tapi sebenarnya baik.Bahkan suka menolong orang,walaupun kadang cara yang dia lakukan salah."Bayu menjelaskan dengan jelas.

"Tapi kok aku tidak pernah lihat dia di pondokan?"

"Dia diam sama ibunya,tidak di pondok.Kalau ke pondok hanya mengajar mengaji sama anak-anak santri tingkat SD saja."

Edward manggut-manggut saja sambil bergumam tidak jelas.

Low profile...

☆☆☆☆☆

Terpopuler

Comments

Eni Trisnawati Mmhe Winvan

Eni Trisnawati Mmhe Winvan

Edward ketemu jodoh ma keponakan pak kiayi

2021-10-22

2

lihat semua
Episodes
1 01.Penyerangan
2 02.Pulang
3 03.Rapat Dadakan
4 04.Menggantikan
5 05.Rencana
6 6.Janggal
7 07.Pergi Mondok
8 08.Gadis Aneh
9 09.Cerita Bayu
10 10.Ngaji Kuping
11 11.Hati Bayu
12 12.Laki-Laki Misterius
13 13.Serangan Malam Hari
14 14.Menyelidiki
15 15.Pak Imron Yang Mencurigakan
16 16.Mendekati Aya
17 17.Makan Di Sawah
18 18.Mengintai
19 19.Mengikuti
20 20.Lebih Dekat
21 21.Bangunan Mencurigakan
22 22.Pengintaian Lagi
23 23.Kabur
24 24.Mencurigai
25 25.Terkuak
26 25.Terkuak
27 26.Siapa Kamu Sebenarnya?
28 27.Bergerak
29 28.Dalam Pengejaran
30 29.Pertemuan Kakak Beradik
31 30.Aya Di Culik
32 31.Menunggu
33 32.Tanda Jejak
34 33.Kebenaran Dari Pak Imron
35 34.Bayu Dan Salma
36 35.Mencari Bukti
37 36.Pencarian Pak Imron
38 37.Penangkapan
39 38.Interogasi
40 39.Mengatur Rencana
41 40.Rencana pak Hendro
42 41.Penculikan Lagi
43 42.Pak Dori
44 43.Liciknya Pak Hendro
45 44.Perdebatan Sengit
46 45.Dendam Masa Lalu
47 46.Sepenggal Kisah Lampau
48 47.Jebakan
49 48.Kembalinya Tuan Besar
50 49.Di Kantor
51 50. Penggrebekan
52 51.Konflik Keluarga
53 52.Kesedihan Nyonya Karina
54 53.Penyesalan Nyonya Karina
55 54.Bertemu Edrick
56 55.Makan Malam Bersama
57 56.Meminta Restu
58 57.Batal
59 58.Bertemu Kyai Sobri
60 59.Mendadak Menikah
61 60.Harus Bersabar
62 61.Di Racun
63 62.Aku Istrimu?
64 63.Malam Syahdu
65 64.Mengulangi
66 65.Ke Kota
67 66.Menantu dan Mertua
68 67.Obrolan Malam
69 68.Jalan-Jalan
70 68.Bertemu Nathalie
71 70.Nathalie Berkunjung
72 71.Di Jebak Nathalie
73 72.Hamil?
74 73. Kemarahan Edrick
75 74.Minta Jatah
76 75.Menjemput Sania
77 76.Sania Bertemu Nathalie
78 77.Liciknya Nathalie
79 78.Menyelamatkan Sania
80 79.Pesta Pernikahan
81 80.Berkenalan
82 81.Emil dan Sania
83 82. Permintaan Emil
84 83.Paket Misterius
85 84.Edward Marah
86 85.Edward Masih Marah
87 86. Kembali Normal
88 87.Kekhawatiran Sania
89 88.Sebaiknya Menikah Saja
90 89.Dilema Nyonya Karina
91 90.Pembicaraan Serius
92 91.Ketakutan Emil
93 92. Pak Dori Dan Pak Robert
94 93. Jadilah Menantuku Emil
95 94.Mencari Asisten Baru
96 95. Tak Bisa Menahan
97 96.Kehilangan
98 Aya Merajuk
99 98.Anakku sayang
100 99.Rumah Baru
101 100. Menjelang Pernikahan Emil Sania
102 101.Menggoda Sania
103 102. Kejutan Untuk Sania
104 103. Kaum Laki-laki
105 104. Kebahagiaan Keluarga Alexander
Episodes

Updated 105 Episodes

1
01.Penyerangan
2
02.Pulang
3
03.Rapat Dadakan
4
04.Menggantikan
5
05.Rencana
6
6.Janggal
7
07.Pergi Mondok
8
08.Gadis Aneh
9
09.Cerita Bayu
10
10.Ngaji Kuping
11
11.Hati Bayu
12
12.Laki-Laki Misterius
13
13.Serangan Malam Hari
14
14.Menyelidiki
15
15.Pak Imron Yang Mencurigakan
16
16.Mendekati Aya
17
17.Makan Di Sawah
18
18.Mengintai
19
19.Mengikuti
20
20.Lebih Dekat
21
21.Bangunan Mencurigakan
22
22.Pengintaian Lagi
23
23.Kabur
24
24.Mencurigai
25
25.Terkuak
26
25.Terkuak
27
26.Siapa Kamu Sebenarnya?
28
27.Bergerak
29
28.Dalam Pengejaran
30
29.Pertemuan Kakak Beradik
31
30.Aya Di Culik
32
31.Menunggu
33
32.Tanda Jejak
34
33.Kebenaran Dari Pak Imron
35
34.Bayu Dan Salma
36
35.Mencari Bukti
37
36.Pencarian Pak Imron
38
37.Penangkapan
39
38.Interogasi
40
39.Mengatur Rencana
41
40.Rencana pak Hendro
42
41.Penculikan Lagi
43
42.Pak Dori
44
43.Liciknya Pak Hendro
45
44.Perdebatan Sengit
46
45.Dendam Masa Lalu
47
46.Sepenggal Kisah Lampau
48
47.Jebakan
49
48.Kembalinya Tuan Besar
50
49.Di Kantor
51
50. Penggrebekan
52
51.Konflik Keluarga
53
52.Kesedihan Nyonya Karina
54
53.Penyesalan Nyonya Karina
55
54.Bertemu Edrick
56
55.Makan Malam Bersama
57
56.Meminta Restu
58
57.Batal
59
58.Bertemu Kyai Sobri
60
59.Mendadak Menikah
61
60.Harus Bersabar
62
61.Di Racun
63
62.Aku Istrimu?
64
63.Malam Syahdu
65
64.Mengulangi
66
65.Ke Kota
67
66.Menantu dan Mertua
68
67.Obrolan Malam
69
68.Jalan-Jalan
70
68.Bertemu Nathalie
71
70.Nathalie Berkunjung
72
71.Di Jebak Nathalie
73
72.Hamil?
74
73. Kemarahan Edrick
75
74.Minta Jatah
76
75.Menjemput Sania
77
76.Sania Bertemu Nathalie
78
77.Liciknya Nathalie
79
78.Menyelamatkan Sania
80
79.Pesta Pernikahan
81
80.Berkenalan
82
81.Emil dan Sania
83
82. Permintaan Emil
84
83.Paket Misterius
85
84.Edward Marah
86
85.Edward Masih Marah
87
86. Kembali Normal
88
87.Kekhawatiran Sania
89
88.Sebaiknya Menikah Saja
90
89.Dilema Nyonya Karina
91
90.Pembicaraan Serius
92
91.Ketakutan Emil
93
92. Pak Dori Dan Pak Robert
94
93. Jadilah Menantuku Emil
95
94.Mencari Asisten Baru
96
95. Tak Bisa Menahan
97
96.Kehilangan
98
Aya Merajuk
99
98.Anakku sayang
100
99.Rumah Baru
101
100. Menjelang Pernikahan Emil Sania
102
101.Menggoda Sania
103
102. Kejutan Untuk Sania
104
103. Kaum Laki-laki
105
104. Kebahagiaan Keluarga Alexander

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!