Hampir tiap hari Edward ke pasar mengantar Bayu membeli keperluan di pondok.Dia tidak pernah mau turun ke pasar langsung,seperti alasannya dulu tidak bisa tawar menawar barang yang mau di beli.
Kalau Bayu tahu,dia adalah seorang pengusaha yang punya perusahaan besar.Di suruh menawar barang di pasar,rasanya tidak akan bisa.Bukan karena dia seorang CEO kaya,namun rasa tidak kuasa dan tidak tega menindas pedagang kecil walaupun dalam jual beli di perbolehkan untuk menawar.
"Kamu kenapa tidak mau belanja ke pasar?"tanya Bayu pada Edward.
"Aku ngga tega harus menawar barang yang harganya tidak seberapa."jawab Edward.
"Ya namanya juga pembeli,wajar saja kalau menawar.Yang penting tidak keterlaluan."
"Iya juga.Tapi tetap saja,bagiku itu tidak tega menawarnya,lebih baik kamu saja yang belanja."
Bayu hanya tersenyum saja dengan perkataan Edward.Mobil mereka melewati sungai kecil.
"Itukan gadis yang kemarin di kejar para preman?"kata Edward yang menunjuk seorang gadis di keroyok oleh tiga preman dulu mencarinya.
"Benar itu Aya,dia lagi di keroyok.Ayo kita bantu dia."kata Bayu.
Lalu mobil itu menuju gadis yang sedang di kepung oleh tiga orang preman.
Edward dan Bayu turun dari mobilnya,lalu menghampiri gadis berjilbab dan berpenampilan tomboy itu.
"Hei,jangan main keroyokan.Beraninya sama perempuan.Banci."ucap Edward pada ketiga preman pasar tersebut.
Ketiga preman pasar itu menoleh ke arah Edward,mereka marah dengan ucapan Edward yang meremehkan.
"Siapa kamu?Jangan ikut campur urusan kami!"jawab preman yang bertubuh tegap.
Bayu yang melihat Edward seperti menantang,menenangkan Edward agar tidak terpancing dengan preman tersebut.
"Sudah jangan di ladeni.Aya,cepat kemari."kata Bayu.
Aya melangkah ke arah Edward dan Bayu namun di tarik tangannya oleh preman bertubuh tambun.
Mau tidak mau Aya terhuyung karena tarikan tangan preman itu sangat kuat.
Baik Edward ataupun Bayu terkejut,mereka kesal dengan tingkah preman itu.
"Lepaskan dia,beraninya sama perempuan.Kalau berani lawan kami."tantang Edward dengan lantang.
Ketiga preman itu saling pandang lalu tertawa keras.Sedangkan Bayu hanya meringis ngeri.Jika benar preman itu menyerang,dia akan kewalahan karena dia tidak bisa bela diri.
"Ed,jangan menantang mereka?"
"Tenang saja,kita hadapi bersama."ucap Edward santai.
"Mereka pintar berkelahi,aku tidak bisa berkelahi."bisik Bayu pada Edward.
Sejauh dia meneliti,tiga preman itu tidak seberapa kuat jika dia melawan satu persatu.
"Bang,maaf ya saya yang salah.Abang pergi aja.Nanti saya ganti uangnya."ucap Aya yang sejak tadi diam saja.
"Tidak bisa,dia sudah menantang kita.Kau!sebaiknya jangan meenghindar."
"Aya,kenapa kamu mencari masalah terus sama preman-preman itu."bisik Bayu pada Aya.
"Aya ngga tega sama pedagang yang selalu di palak mereka bang."bisik Aya.
"Ed,sudah jangan di ladeni."ucap Bayu.
Edward diam saja.Jika dia meladeni ketiga preman tersebut maka akan terbongkar penyamarannya kalau dia bukan laki-laki sembarangan.
"Baiklah.Saya minta maaf bang,tadi saya hanya bercanda saja."ucap Edward dengan tertawa kecil.
Baginya jika bukan di situasi seperti ini ketiga preman itu sudah babak belur.
"Tidak bisa!Kamu harus menanggung semuanya."
Edward menaikkan alisnya,apa yang akan dia tanggung?
"Apa yang harus saya tanggung bang?"
"Kamu harus membayar sejumlah uang seperti dia mengambil uang kami kemarin."ucap salah satu preman itu sambil tangannya menunjuk Aya.
Edward merogoh saku celananya,lalu mengambil uang lembaran warna merah kemudian di serahkan pada preman tersebut.
Ketiga preman itu hanya memandang uang yang di pegang Edward,mereka saling pandang lalu tertawa meremehkan Edward.
"Kenapa kalian tertawa?"
"Kamu memberi uang itu pada kami?Itu belum cukup!"
"Tapi saya kemarin ngambil uang kurang dari itu,.Itu lebih dari cukup."bantah Aya.
"Hah!kau mau kami menarikmu dan memaksamu untuk melayani kami!"ucap salah seorang preman dengan senyum miring.
"Jaga ucapanmu!"kali ini Edward benar-benar kesal,ingin dia menonjok ketiga preman itu.
Aya dan Bayu kaget dengan ucapan Edward yang emosi.Mereka berdua tidak menyangka dengan sikap Edward yang seakan melindungi perempuan dari ancaman.
"Hahaha,kamu menantang kami?ayo hajar dia."dengan kompak dan cepat ketiga preman itu menyerang Edward yang sejak tadi siap jika mendadak di serang.
Dan benar saja,perkelahian antara satu orang melawan tiga orang preman pun tak bisa di hindari.Ketiga preman itu menyerang Edward secara membabi buta.
Aya yang merasa itu adalah menyangkut urusannya,mau tidak mau dia ikut membantu Edward yang di serang satu lawan tiga.
Aya menyerang dengan pukulan dan tendangan keras,sedikit dia bisa ilmu bela diri.Untuk berjaga-jaga jika suatu saat akan di serang seperti sekarang.
Sedangkan Bayu,sebisa mungkin dia membantu menendang preman yang kebetulan jatuh di depannya.
Lalu perkelahian tiga lawan dua terjadi.Dan bisa di tebak yang kewalahan dengan perkelahian itu adalah ketiga preman itu.Mereka tidak menyangka Edward begitu gesit dan pandai berkelahi.
Sedangkan Aya,dia merasa heran dengan Edward yang pintar berkelahi.
Dan preman-preman itu terjatuh semua.Mereka tidak menyangka dengan Edward.
"Lain kali jangan pernah mengganggu orang lemah."ancam Edward dengan keras.
Ketiga preman itu bangkit lalu mereka pergi,sambil mengeluarkan sumpah serapah pada Edward.
"Kamu hebat Ed,tidak ku sangka kamu jago silat juga."ucap Bayu menepuk pundak Edward.
"Hanya untuk berjaga-jaga saja,sedikit-sedikit."ucap Edward merendah.
"Tapi tadi mereka kewalahan ngadepin kamu."
"Mungkin karena mereka kurang siap saja.Sudahlah,ayo kita ke pasar.Nanti di marahi kalau kita terlambat."
"Tunggu bang,terima kasih atas pertolongannya tadi."kata Aya pada Edward.
"Lain kali jangan cari masalah sama preman pasar itu.Tidak semua bantuanmu pada orang lain akan menyelamatkanmu dari bahaya."ucap Edward ketus.
"Ya saya hanya tidak suka ada penindasan pada orang kecil dan lemah.Lagi pula saya juga bisa jaga diri."ucap Aya tak kalah ketus,lalu dia pergi meninggalkan Bayu dan Edward yang terpaku.
"Sudahlah,jangan di ambil hati.Aya memang begitu,sudah ku bilang dia orangnya begitu tapi sebenarnya baik."
"Yah,aku tahu."jawab Edward,sedikit senyum di bibirnya.
Lalu keduanya naik mobil kembali dan melanjutkan tujuannya pergi ke pasar.
_
Setelah pulang dari pasar,Edward dan Bayu meletakkan barang belanjaan di dapur belakang.
"Bayu,kok lama sekali ke pasarnya?"tanya tukang masak yang biasa masak di pondok.
"Iya,bu.Tadi ban mobilnya kempes jadi di tambal dulu di bengkel."ucap Bayu bohong.
Edward yang mengetahui itu ucapan Bayu itu bohong hanya diam saja.Memang benar,tidak harus di ceritakan.Lagi pula akan panjang urusannya.
"Ya sudah,itu ikan di cuci dulu jangan lupa di buang kotorannya.Itu si Ed suruh bantuin kamu cuci ikan."kata tukang masak itu.
"Iya,bu."
Lalu Bayu dan Edward mengambil ikan yang akan di cuci.Mereka mencuci di pancuran air di belakang dapur.
"Nanti malam kita ngaji sama pak kyai Sobri."ucap Bayu sambil mengambil ikan-ikan yang akan di bersihkan dari kantong plastik.
Edward mengambil wadah dan pisau lalu du letakkan di dekat pancurab air.
"Biasanya kalau ngaji sama pak kyai ngaji apa?"tanya Edward.
"Biasanya sih cuma bercerita.Tapi cerita itu dari kitab ngaji,mungkin itu sebuah cara agar tidak terkesan sedang mengaji.Saya pikir kyai Sobri menerangkan cara mengajinya seperti mengobrol,padahal itu sedang ngaji."
"Enak juga ya,kesannya sedang ngobrol tapi mengaji."
"Iya,makanya saya betah di sini.Lagi pula seumuran saya tidak pantas mondok,sudah bukan lagi mencari ilmu tapi sudah berkeluarga."kata Bayu.
"Kenapa kamu tidak menikah saja?"tanya Edward penasaran.
Bayu diam,dia ragu untuk menceritakan perihal pribadinya.
"Saya sudah berjanji untuk tidak menikah dulu sebelum adikku di ketemukan."jawab Bayu.
Raut wajahnya berubah sedih,Edward semakin penasaran dengan ucapan Bayu.
"Memangnya adikmu kemana?Apa hilang?"
"Adikku ada yang menculik.Ketika dia sedang melayani pembeli di warung,ada laki-laki dua orang yang mendekti adikku pura-pura membeli di warung.Tiba-tiba laki-laki itu menghampiri adikku yang sedang membuat kopi lalu di sekap dan di bawa oleh mereka."
"Siapa mereka?"
"Aku tidak tahu,waktu itu hanya ibu yang tahu.Saya sedang belanja di pasar untuk isi warung ibu.Aku pulang ibu sudah pingsan di rumah.Setelah sadar ibu menceritakan semuanya kalau adikku di culik."Bayu mendesah berat.
"Kamu sudah mencarinya?"tanya Edward makin penasaran.
"Aku sudah mencari kemana-mana,bahkan ke kota.Tapi hasilnya nihil,aku tidak menemukannya."kata Bayu lagi.
Dia memindahkan ikan yang sudah bersih ke dalam wadah yang tadi Edward bawa.Edward pun membantu Bayu memindahkan ikan-ikan tersebut.
Masih ada rasa penasaran di hati Edward tentang penculikan adiknya Bayu,tapi dia urungkan untuk bertanya lagi.Nanti malam setelah mengaji selesai dia akan bertanya lagi di kamar.Dia tidak mau ada orang yang tahu jika seandianya dia sedang mencari kakanya yang hilang di culik oleh sekelompok orang dulu.
_
_
☆☆☆☆☆
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments