Setelah acara makan selesai, Antonio mengajak istrinya, Alex dan Selena menuju ruang tamu.
"Papa mau bilang apa sih...Aku masih ada kegiatan di luar" ujar Selena mendaratkan bokongnya di atas sofa.
"Selena, papa mau menikahkan kamu dengan Alex" ujar Antonio langsung keinti pembicaraan membuat Selena tercengang di tempatnya.
"Ma...mak..maksud papa gimana" tanya Selena terbata-bata.
"Papa pikir kamu cocok dengan Alex, jadi papa akan menikahkan mu dengan Alex. Dia juga sudah membantu perusahaan kita" ujar Antonio menatap Alex dan Selena bergantian.
"Hanya karena Ia membantu perusahaan papa, lalu papa ingin menikahkan ku dengannya? apa papa menjualku padanya agar perusahaan papa tetap berjalan begitu? apa Dia yang memaksa papa untuk melakukan ini" tanya Selena seakan tak percaya dengan perkataan papanya.
"Kamu salah sayang, papa tidak menjual mu. Papa hanya ingin kamu menikah dengan Alex agar ada yang menjaga mu. Ini tidak ada hubungannya dengan perusahaan dan Alex juga tidak memaksa papa" ucap Antonio.
"Kalau begitu Aku tidak mau. Aku bisa menjaga diri sendiri. Aku bukan anak kecil lagi. Aku bisa mengambil keputusan sendiri dengan siapa nantinya Aku menikah. Aku hanya ingin menikah dengan orang yang kucintai" ujar Selena berdiri dari tempat duduknya lalu pergi.
"Papa tidak mau tahu kamu harus menikah dengan Alex" ucap Antonio degan suara keras penuh penekanan membuat langkah Selena berhenti. Ia lalu memutar tubuhnya menatap tajam ke arah Antonio.
"Lakukan saja..Jika papa ingin rasa benciku pada papa akan semakin bertambah" ucap Selena dingin lalu berlari menuju kamarnya.
"SELENA...SELENA.." panggil Antonio.
"Paman jangan terlalu memaksakannya. Jika Dia tidak mau tidak apa-apa. Biarkan saja, lagi pula wajar kalau Selena tidak setuju karena kami sebelumnya tidak kenal satu sama lain" ujar Alex.
"Maafkan saya nak. Saya akan membujuknya nanti. Dia pasti mau" ujar Antonio merasa bersalah pada Alex.
"Sebenarnya Dia anak yang baik. Selena seperti ini karena bibi. Maafkan sikapnya nak Alex" ujar Miabella dengan mata yang berkaca-kaca.
"Tidak apa-apa bibi, saya paham kok" ujar Alex.
"Kalau begitu saya pamit dulu paman, bibi" ujar Alex pamit.
Di dalam kamar Selena.
"Drrttt..drrrtt..." ponsel Selena bergetar, dengan cepat Ia menghapus air matanya lalu mengambil ponselnya dari atas nakas.
"Halo..." ucapnya dengan nada serak karena Ia baru saja menangis.
"Temui saya di alamat yang saya kirimkan, ada hal penting yang harus kita bicarakan saat ini juga" ucap seseorang dari balik telepon.
"Aku tidak ada waktu untuk meladeni mu" ucap Selena mematikan ponselnya. Ia kembali menangis memeluk foto Norah ibunya yang sudah meninggal.
Ponsel milik Selena kembali bergetar. Ia melihat layar ponselnya. Ada pesan masuk dari nomor baru. Selena terkejut melihat isi pesan tersebut. Seperkian detik kemudian pesan yang baru datang lagi.
"Kalau kamu tidak ingin foto mu tersebar hari ini, temui aku di alamat yang sudah ku kirimkan. A".
"Brengsek" ucap Selena melemparkan ponselnya ke atas kasur.
Flash back on
Malam itu setelah Antonio menampar Selena. Ia pergi ke salah satu bar untuk menghilangkan kesedihannya. Mungkin dengan musik dan beberapa gelas minuman dapat menghilangkan rasa sesak di dadanya, tampak Ia sudah menghabiskan beberapa gelas alkohol. Di sana juga ada Emily yang menemaninya. Emily bahkan meninggalkan pekerjaannya karena khawatir dengan sahabatnya itu.
"Papa tidak pernah menyayangi ku..." ujar Selena menangis senggugukan lalu meneguk kembali minumannya.
"Papamu mungkin sedang banyak pikiran hingga Dia tidak sadar menampar mu. Aku yakin itu juga bukan keinginannya" ucap Emily namun tak digubris oleh Selena.
"Selena..sudah dong..kamu bahkan sudah mabuk, kita pulang saja ya. Aku akan mengantar mu. Orang tuamu pasti khawatir saat ini. Aku juga harus kembali ke tempat kerja ku" ucap Emily mengambil gelas yang berisi alkohol di tangan Selena.
"Hei..kembalikan gelas ku. Aku belum mabuk tahu" ujar Selena meraih kembali gelas yang ada di tangan Emily. Dengan cepat Emily menjauhkannya.
"Pokoknya Aku tidak mau tahu..ayo pulang sekarang juga. Tidak baik berlama-lama disini" ujar Emily menarik tangan Selena kerena melihat beberapa mata pria tertuju pada mereka dengan tatapan lapar, ditambah lagi dengan baju Selena yang terlalu terbuka.
"Aku tidak mau pulang..." ujarnya mencoba melepaskan genggaman Emily. Namun Emily semakin mengeratkan pegangannya, membawa Selena yang berjalan dengan sempoyongan karena pengaruh alkohol menuju parkiran.
"Biar saya yang mengantarnya pulang" ucap seseorang pada Emily.
Flash back off
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Annisa Nisa
siapa ya kira2 ?
2021-10-18
0
Sian Hoo
lanjut
2021-07-30
0
Icka Shinbie Poespittasarrie
aq kasih segelas kopi untuk mu thor,,,biar semangat,,,,😁
2021-07-29
0