Di Kafe
Jam sudah menunjukan pukul 12:00 pengunjung pun terlihat mulai ramai, maklum saja kafe tersebut tak jauh dari jangkauan beberapa kantor. Sehingga kalau jam sudah menunjuk pada angka dua belas para pelayan pasti sibuk mondar mandir, dari mulai menawarkan menu, sampai menyajikan makanan, dan membersihkan sisa sisa makanan. Terkadang mereka pun harus rela kena omelan pelanggan, kalau orderan mereka telat.
ya begitulah namanya juga pelayan.
"La, buatkan saya kopi! jangan terlalu banyak gulanya, jangan terlalu pahit, dan ingat saya tunggu sepuluh menit diruangan saya" perintah seorang pria tanpa melihat situasi dan kondisi lalu pergi masuk kembali ke ruangannya.
Leela yang mendengarnya, secepat mungkin dia membawa tubuhnya masuk ke dapur walaupun bibirnya tak diam. Komat kamit terus, entah mantra apa yang diucapkannya, yang pasti dia sedang mengutuk pria yang tadi memintanya membuatkan kopi.
tok tok tok.
"Masuk!!!" seru orang yang di dalam.
ceklek Leela membuka pintu dan masuk untuk menghidangkan kopi yang baru dibuat.
Tak lama kemudian, "bruuuugghhh" Seorang pria masuk, menggendong anak kecil dan menambrak Leela.
"aaawww" seru Leela, sambil cepat cepat bangun.
Tapi si pria itu, hanya menoleh dan berlalu pergi tanpa minta maaf.
*Seena'e dewek si Bimo*
Sombong sekali orang itu, apa dia tidak bisa mengucapkan kata maaf setelah melakukan sebuah kesalahan. Leela menggerutu dalam hatinya.
Setelah kejadian tersebut Leela segera meninggalkan ruangan atasannya.
***
Bimo duduk di sofa, menyandarkan tangan di sofa untuk menopang kepalanya.
"kenapa lagi?" tanya Arga, yang melihat sahabatnya tersebut, sambil meletakan pulpen. Arga adalah sahabat Bimo sejak kuliah.
"heehhhss" desah Bimo sambil menarik nafas dalam.
"Soal Ariana, Andra, atau soal tante Tresna?"
lanjut Arga saat tak mendapatkan jawaban dari Bimo.
"kalau kayak gini, pasti urusan Andra dan tante yang nyuruh buat nikah lagi kan?" Arga melanjutkan pertanyaannya.
"Sampai kapan Bim kayak gini terus?"
"emang kuat tiap hari, kayak gitu? Kuat menyendiri dan menahannya." ucap Arga seolah dia sebagai seseorang yang sangat berpengalaman padahal nyatanya jomblo.
Arga menghampiri temannya, memang selama ini Arga selalu jadi tempat Bimo untuk berbagi masalah yang dihadapinya.
"Coba aja kalau seandainya kau mengalami sendiri posisi seperti ini, apa yang akan kau lakukan" sahut Bimo yang merasa tak terima dengan ucapan Arga seolah Arga tengah mengejeknya.
Mereka larut dalam pembicaraan. Tanpa mereka sadari, bahwa Andra tidak lagi diruangan itu.
Ditengah asiknya perbincangan mereka, Andra yang merasa bosan turun dari sofa dan berjalan keluar dari ruangan itu. Emang Andra yang dasarnya lincah, dia berlari kesana kemari tanpa adanya pengawasan, hingga akhirnya dia jatuh setelah menambrak seseorang.
"bruggghh" Andra menabrak seseorang.
"Aaawww, ini anak siapa sih??" seru wanita itu.
"ini anak bandel banget ya, kemana sih ibunya?" dia terus saja ngomel sampai semua mata hampir tertuju pada wanita itu termasuk Leela.
Andra yang tidak biasa mendengar omelan sontak saja dia langsung nangis.
"emmmm hiks, hiks, papi" andra nangis.
Kerna Leela orangnya tidak tegaan, akhirnya dia menghampiri anak itu.
"Maafkan anaknya ya bu" ucap Leela, setelah sampai didepan wanita itu. Setelah permintaan maaf Leela diterima oleh perempuan yang ditabrak Andra tadi, Leela langsung membawa anak itu ke taman belakang dan mencoba menenangkan anak tersebut.
Ini anak siapa ya? kok nggak ada yang mendampingi dan mencarinya. Orangtua macam apa yang membiarkan anaknya bermain sendiri tanpa pengawasan. Leela bergumam
"De, duduk disini dulu ya!!!" seru Leela, sambil mendudukan Andra di kursi taman.
"A-Aku takut tante" andra menjawab.
"Sudab jangan nangis terus, masa ada anak ganteng cengeng" Leela, menenangkan Andra yang belum berhenti menangis.
"hehehe" Andra pun sudah mulai tertawa saat mendengar kata ganteng, dan menampakan gigi ompongnya. Ada sisi lain dari Andra selain lincah, dan lucu dia juga sangat senang saat mendapat sebuah pujian.
*Emang dasarnya kebanyakan manusia kayak gitu, senang akan sebuah pujian*
Leela yang suka dengan anak kecil, dan terbiasa membantu orang tuanya mengasuh, jadi tidak sulit
kalau hanya sekedar menenangkan Andra.
Setelah saling mengenalkan diri Leela dan Andra akhirnya memilih bermain kejar kejaran di taman belakang.
(kembali ke ruangan)
Saat tengah asik tertawa, tiba tiba mereka terdiam bersama. Bimo dan Arga baru menyadari bahwa Andra tidak ada disana.
"Tunggu tunggu, kemana Andra?" Bimo bangkit dari duduk dan mengedarkan pandangannya.
Arga pun tak kalah kaget, ia pun segera berdiri dan mengelilingi ruangannya yang bernuansa vintage.
"Ya ampun, kenapa bisa dia menghilang?" ucap Arga.
"Pantesan pintunya tidak ditutup kembali"Arga lagi
Arga dan Bimo segera keluar dan segera mencari Andra. Bimk mencoba bertanya pada salah satu pelayan kafe milik Arga, siapa tau ada yang melihatnya.
"Oh anak itu anak bapak?" kata salah seorang pelayan yang dihampiri oleh Bimo.
"kau melihat dia terakhir dimana?" Tanya Bimo
yang mulai khawatir. Apalagi dia mendengar pernyataan bahwa Andra nangis.
"Coba pak lihat di taman belakang siapa tahu masih disana" ucap pelayan tersebut sopan, dan menunjuk ke arah taman belakang.
.
.
.
.
.
.
.
.
Jangan lupa vote, like, dan komen!!!
kasih komen positif ya...
jangan lupa untu klik bintang nya!!!
ya ya ya 🤗🤗🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
HARTIN MARLIN
menyimak dulu ya
2023-07-25
0
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
Jngn sombong Bimo nanti kualat lho
2022-01-28
0
Putri Auren
aku udah pernah baca
ngulang
2021-08-11
0