Episode 11. Qaireen - The Lion King

Seumur hidup, aku belum pernah berpikir akan bertemu dengan seorang pangeran. Bahkan di alam mimpi sekali pun. Aku hanya beranggapan bahwa segala macam bentuk sistem kerajaan berikut gelar yang disandang hanyalah dongeng belaka. Yang ramai diperbincangkan dalam sesi sejarah yang membosankan.

Tapi, sepertinya aku harus menelan segala bentuk persepsi yang terbangun secara alami dalam diriku. Tidak tanggung-tanggung, seorang pangeran dari dunia lain tengah terbaring di pangkuanku tanpa daya. Aku bahkan bisa mencekiknya sekarang jika aku mau. Tapi tidak, pemuda ini adalah satu-satunya harapanku agar bisa pulang dengan selamat. Jika ia mati, tamatlah riwayatku.

Ia adalah seni tingkat tinggi yang sangat sempurna. Sang Pencipta seolah menumpahkan segenap keindahan-Nya dalam diri pemuda ini. Bulu matanya sangat panjang dan lentik tanpa perlu repot-repot menggunakan maskara. Wajahnya bagai porselin kelas atas yang dijual dengan harga tidak wajar. Ia tidur dengan sangat tenang. Napasnya naik turun dengan teratur. Bibir sewarna cherry yang membuat para gadis pun akan merasa iri terlihat sedikit terbuka. Aku mengamatinya dalam diam. Benarkah makhluk sempurna ini dari golongan bukan manusia? Oh, betapa luas dunia ini.

Aku menoleh ke sekitar. Pemandangan berupa pepohonan tinggi menjulang dengan rimbun semak belukar membentang sepanjang mata memandang. Aku buta arah sekaligus buta waktu di tempat ini. Tidak tahu sudah berapa lama Liu tertidur, satu hal yang pasti, kakiku mulai kesemutan. Tapi aku sungguh tak sampai hati membangunkan Liu yang terlihat sangat lelap.

Tidak masalah, aku akan bertahan. Satu-satunya yang kukhawatirkan hanyalah kemunculan binatang buas. Bagaimana jika tiba-tiba muncul ular raksasa atau singa yang kelaparan sedangkan energi Liu masih dalam tahap pemulihan?

Firasatku sungguh tidak enak. Instingku mengatakan ada sesuatu yang memperhatikan dari suatu tempat yang tersembunyi. Didorong oleh rasa was-was, aku memindai sekitar dengan waspada. Mengamati setiap inci gerakan yang terlihat. Dan nyaris saja memekik kaget ketika melihat burung hantu yang terbang tiba-tiba dari dalam sarang. Sial. Kapan situasi seperti ini akan berakhir!

Kembali kutatap Liu yang masih terlihat tenang. Satu-satunya pemandangan yang menenangkan. Sosok pemuda dengan paras seperti ini pastilah menjadi rebutan para gadis di dunia manusia. Karirnya sebagai model papan atas atau pun artis kelas tinggi akan berjalan gemilang. Sudah menjadi rahasia publik, ketampanan dan kecantikan seseorang akan membawa si empu ke jalan keberuntungan.

Kutarik jubah Liu yang kukenakan untuk membungkus tubuh Liu lebih erat. Tubuhnya yang semula sedingin bongkahan es sudah mulai terasa hangat. Warna pucat bibirnya juga berangsur-angsur memudar. Tergantikan dengan rona merah yang lebih hidup.

Saat aku sedang menikmati pemandangan bagus di hadapanku, aku merasakan sesosok makhluk tengah berdiri tepat di belakangku. Jantungku berdegup kencang, perlahan memberanikan diri untuk menoleh. Hanya untuk

mendapati seekor singa raksasa tengah berdiri menjulang tepat di belakangku. Kedua bola mataku nyaris keluar dengan mulut terbuka lebar, hendak berteriak sekencang mungkin meminta pertolongan. Tapi apa daya, suaraku tak kunjung keluar. Selama beberapa saat, aku bahkan kehilangan kendali atas diriku. Hanya diam mematung dengan keringat dirngin bercucuran dan badan gemetar ketakutan.

“Jangan takut, Gadis Manusia!” suara dalam dan tenang keluar dari mulut si singa? Oh, Tuhan. Izinkan aku pingsan sekarang juga. Jika makhluk buas ini akan menerkam dan mencabikku, tolong, perintahkan padanya agar menyelesaikannya dengan cepat. Aku memejamkan mata erat. Pasrah jika makhluk ini akan membinasakanku sekarang juga. Melawan juga tidak ada gunanya. Kakiku kesemutan, jangankan untuk berlari, untuk berdiri saja pasti sempoyongan. Jika harus mati, lebih baik aku mati dengan posisi elegan daripada tersungkur dengan posisi sangat memalukan.

“Aku tidak akan menyakiti kalian,” suara tenang kembali mengalun. Apa? Apa aku tidak salah dengar?

Untuk memastikan pendengaranku tidak sedang bermasalah, kubuka sebelah mataku perlahan. Singa jantan dengan surai keemasan yang lebat itu tampak bergeming. Tidak ada gerakan yang terlihat membahayakan. Aku sedikit mendongak untuk menatap ke arah pupil matanya. Terlihat tenang tanpa sedikit pun hasrat membunuh. Demi melihat itu, kuberanikan diri untuk membuka kedua mata. Takut-takut menatapnya.

“Si … siapa kau?” tanyaku dengan suara parau yang terbata. Begitu kentara tengah dikuasai rasa gentar dan takut yang memalukan. Apa yang kau harapkan? Aku hanyalah seorang gadis manusia yang terjebak di dunia antah berantah yang tak pernah terjamah manusia. Aku juga tak memiliki keahlian seorang dewa. Jika kau berharap aku muncul sebagai seorang gadis pemberani berkekuatan super, jelas, aku tak akan mampu melakukannya. Kecuali, aku berada di duniaku, dunia manusia.

“Ikuti aku, aku akan membantu Pangeran Liu pulih dengan cepat,” perintahnya tegas. Seketika aku terpaku. Apa ini? siapa dia? Dia mengenal Liu? Apa yang harus kulakukan? Haruskah aku menuruti apa yang dia katakan? Bagaimana jika ini jebakan? “Bangunkan Pangeran Liu, beliau akan memberimu penjelasan,” lanjutnya tenang. Meski demikian, aku bisa melihat ujung bulu matanya bergerak-gerak naik. Sedikit berkedut. Apa dia bisa membaca

pikiranku?

Melihatnya terus menatapku, aku tersadar apa yang harus segera kulakukan. Aku menarik tangan kananku dari genggaman tangan Liu yang mulai menghangat. Mengguncang kedua bahunya perlahan, “Liu, hey, Liu, bangun! Ada seekor singa raksasa yang ingin memakanmu,” bisikku pelan tepat di telinganya. Makhluk ini tidur seperti babi, susah sekali dibangunkan. Dan auman yang mengerikan terdegar dari belakang tubuhku. Membuat bulu kudukku berdiri seketika. Sial. Liu harus segera bangun atau makhluk itu akan berubah pikiran dan menelanku hidup-hidup.

“Liu, Pangeran Liu. Ada singa raksasa yang hendak menerkamku,” bisikku dengan nada ketakutan tepat di telinganya. Dan seketika itu, kedua kelopak matanya terbuka dengan cepat. Menampilkan manik sebiru lautan dalam yang tampak sangat indah. Aku segera berpaling. Jika tidak, aku khawatir akan jatuh tenggelam dan tak mampu kembali dengan selamat.

“Kau baik-baik saja? Apa yang terjadi?” tanyanya penuh kekhawatiran, mengamati sekujur tubuhku dengan teliti. Memastikan bahwa aku baik-baik saja. Sial. Perhatianmu yang seperti ini benar-benar membuatku sesak napas, Pangeran Liu. Tidak tahukah kau bahwa aku seorang gadis!

Aku menjawab pertanyaan Liu melalui gerakan pupil mata yang bergerak ke sudut. Dan barulah Liu sadar apa yang terjadi. Kedua matanya menyipit, bibirnya bergerak perlahan menggumamkan sebuah nama, “Raja Sadawira,” ucap Liu dengan dahi mengernyit samar.

“Salam hormat, Pangeran Liu,” sahut singa itu dengan kepala sedikit ditundukkan. Seketika, aku terlongo. Jadi, singa ini adalah raja? Raja singa? Yang begitu menghormati Liu? Apa hanya aku makhluk yang sama sekali tidak menaruh hormat pada Liu? Ah, siapa yang peduli.

“Tegakkan kepalamu, Raja Sadawira. Apakah hanya kebetulan kau ada di sini?” tanya Liu dengan nada yang luar biasa tenang dan elegan. Keadaannya memang terlihat masih lemah. Tapi kharismanya memancar keluar tanpa bisa ditutupi dengan apa pun.

Raja singa yang bernama Sadawira itu tampak menunduk, “Betul, Pangeran. Hamba sedang mengawasi sekitar. Dan tanpa hamba duga, hamba melihat pasukan kerajaan di bawah pimpinan langsung Jendral Li. Apakah ada sesuatu yang sangat berbahaya sampai-sampai Kaisar menerjunkan langsung Jendral Li ke lapangan? Hamba penasaran, jadi hamba mencari tahu. Dan apa yang hamba temukan sungguh … maafkan hamba, Pangeran,” jelas Sadawira dengan sangat santun. Aku mengangguk-angguk mengerti.

“Apakah aku bisa mempercayaimu, Raja Sadawira?” tanya Liu dengan nada suara yang tak terbantahkan ketegasan dan ketenangannya.

Raja Sadawira tampak menunduk takzim. “Dengan sepenuh jiwa hamba, Pangeran,” sahut Si Raja Singa tanpa sedikit pun keraguan.

Liu memicingkan mata, kedua alisnya menukik tajam yang disertai dengan senyum elegan khas bangsawan, “Termasuk ketika kau harus melawan Kaisar?” tanya Liu menyudutkan dengan cara yang sangat berkelas untuk

memastikan bahwa Si Raja Singa tidak membocorkan keberadaan kami. Aku memang hanya diam menyimak percakapan. Tapi, tentu saja aku bukan gadis manusia bodoh yang tak bisa berpikir dan mengambil kesimpulan atas apa yang mereka bicarakan.

“Dengan segala hormat, Pangeran. Hamba tidak akan berani melawan Kaisar. Apa yang akan hamba lakukan hanyalah membantu Pangeran agar lekas pulih. Terlepas dari apa pun yang tengah terjadi antara Pangeran dan

Kaisar. Hamba tidak berani turut campur.” Luar biasa, aku sungguh takjub dengan kepribadian Si Raja Singa. Apakah di dunia manusia juga ada makhluk yang memiliki kepribadian seperti ini? Andai ada, pastilah makmur dunia ini.

Liu tampak tersenyum dan mengangguk-angguk, “Terima kasih, Raja Sadawira.”

“Sekarang, mohon ikut hamba, Pangeran.” Raja Sadawira segera berbalik untuk memimpin jalan ketika Liu menganggukkan kepala menyetujui bantuannya.

Aku membantunya berdiri. Meski cahaya kehidupan sudah kembali dalam dirinya, tapi tubuh Liu masih sangat lemah. Untuk sekadar berjalan saja, ia masih sedikit sempoyongan. Mau tidak mau, aku melingkarkan tangan kanannya ke leherku untuk membantunya berjalan.

“Kau sungguh terlihat sangat menyedihkan,” gumamku pelan, menyeringai meremehkan.

Liu balas menyeringai lebar, “Tidak masalah, jika aku tidak mengalami hal buruk ini, aku tidak akan pernah melihatmu menangis khawatir untukku.” Oh sial, mulutnya, sungguh aku ingin menjahitnya dengan benang wol yang besar! Jelas sekali, tujuannya ingin mempermalukanku.

Kedekatan kami membuat pipiku menghangat, sial! Aku sungguh tidak mengerti bagaimana sistem tubuh bekerja. Setiap kali aku merasakan hal ini, semburat merah pasti akan menyebar di kedua pipiku. Cukup. Aku tidak ingin dipermalukan oleh makhluk astral ini lebih jauh.

“Ah itu, jelas sekali aku khawatir. Satu hal yang pasti, aku mengkhatirkan diriku sendiri, tentu saja. Jika kau mati, aku tidak akan pernah bisa kembali ke duniaku dengan selamat. Apa kau bisa menerima penjelasanku sekarang?” sahutku sedater mungkin. Berusaha keras menyembunyikan rona merah yang sudah pasti akan mudah terlihat.

Liu terkekeh pelan, sejenak menoleh ke arahku dan menatapku lekat. Menghentikan beberapa detik waktu berlalu di sana. Sial! Aku segera berpaling untuk menghindari tatapannya. Jika tidak, kebohonganku akan terbongkar secepat ia diucapkan.

“Tidak perlu mengatakan apa pun. Kau tidak seharusnya lupa bahwa aku seorang pangeran,” ucap Liu penuh percaya diri.

Aku mengutuk diri sendiri dalam hati. Mengumpat tiada henti. Perasaan wanita adalah harga diri tertinggi yang tak boleh dijamah begitu saja oleh pria. Aku tidak akan membiarkannya. Aku melemparinya tatapan sinis, mulai membangun banteng diri. “Katakan sesukamu. Aku tidak peduli,” balasku datar.

“Kau sangat menarik dengan rambut berantakan seperti itu. Aku pernah melihat penampilan orang yang hilang akal di duniamu. Mereka memiliki penampilan yang sama persis denganmu,” tutur Liu santai sekali. Membuatku membulatkan kedua bola mata tak percaya. Hanya untuk mendapati dia tertawa lepas dengan santainya.

Aku memutar bola mata tak peduli. Aku bisa membayangkan betapa buruk bentuk rambut panjangku yang sudah berhari-hari tidak bertemu sisir. Tapi, aku tidak yakin seburuk itu, rambutku panjang dan lembut. Aku juga sudah menggulungnya dengan tusuk ranting yang kupungut sembarang di jalan. Hanya ada segelintir rambut yang tercecer. Sial, dia mengataiku seperti orang gila? Awas saja.

Aku tersenyum santai dan langsung melepaskan pegangan tanganku di pinggang dan tangan kanannya.

Membuatnya seketika hilang keseimbangan dan jatuh ….

Sial, dia menarik lenganku dengan gerakan sangat cepat. Membuatku seketika hilang keseimbangan dan terhuyung, jatuh terjerembab tepat di atas dadanya yang bidang. Aku bahkan bisa merasakan degup jantungnya yang berdetak tak beraturan. Wajah Liu langsung dipenuhi semburat merah. Dan aku sangat yakin, wajahku bahkan sudah semerah kepiting rebus. Dengan gerakan supercepat, aku segera beranjak berdiri. Mengibas-ngibaskan pakaian dengan salah tingkah.

“Apakah Anda baik-baik saja, Pangeran?” tanya Si Raja Singa, menoleh untuk melihat keributan kecil yang terjadi di belakangnya.

Liu menarik tubuhnya sampai terduduk dengan sempurna. “Ya. Aku baik-baik saja. Tidak perlu khawatir. Mari lanjutkan perjalanan,” jawabnya dengan nada sangat tenang. Aku sungguh tidak habis pikir, latihan apa yang dilakukan pemuda ini sampai begitu pandainya mengendalikan emosi dan situasi.

Ketika Si Raja Singa berbalik, Liu mengulurkan tangannya ke arahku. Meminta bantuan untuk berdiri. Dengan enggan, aku terpaksa membantunya.

“Jangan bertingkah! Atau aku tidak akan membantumu lagi,” geramku penuh peringatan.

“Punggungku sakit sekali, aku khawatir ada tulang yang patah. Aku sungguh tak menyangka gadis sepertimu memiliki berat badan seperti prajurit militer. Sebenarnya, tidak heran. Mengingat selera makanmu yang luar

biasa hebat,” cerocos Liu. Sikapnya sangat kekanakan. Berbeda seratus persen dengan sikap yang biasa ia tunjukkan pada bangsanya. Apakah karena aku dari bangsa manusia jadi ia tidak perlu repot-repot menjaga wibawanya sebagai seorang pangeran? Aku mendengus menyadari hal itu. Betapa ia sangat meremehkanku!

“Diamlah, aku belum makan. Perutku lapar. Aku butuh banyak tenaga untuk memapahmu ke tempat yang belum jelas jauh dekatnya. Jika kau tidak bisa diam, jangan salahkan aku yang akan menggigit daun telingamu sebagai

makanan ringan,” dengusku datar.

Liu terkekeh pelan, “Lakukan saja jika kau mau. Isi kepalamu yang hanya rumput itu sangat mengkhawatirkan. Sekali-kali memang membutuhkan daging yang bergizi tinggi.”

“Kita sudah sampai, Pangeran. Selamat datang. Mohon Maaf tidak menyambut Anda dengan layak,” kata Si Raja Singa tiba-tiba. Membuat mulutku yang sudah bersiap menghujani Liu dengan makian terbaik sepanjang sejarah segera terbungkam..

Demi mendengar kalimat yang disampaikan Si Raja Singa, aku segera berpaling. Ada hal yang jauh lebih menarik daripada harus berdebat dengan Liu yang sama sekali tidak berguna. Tapi, tunggu? Apa dia bialang? Istana? Apanya yang istana? kami hanya dituntun memasuki pintu gua yang tertutup rapat bongkahan batu berukaran raksasa. Dengan patung singa berukuran besar di sisi kanan dan kirinya.

“Kau tidak boleh menilai segala sesuatu dari tampilan luarnya saja, Qaireen.” Aku menoleh, untuk mendapati wajah penuh senyum Liu yang terselimuti kebijaksanaan. Aura kebesarannya benar-benar menyilaukan. membuatku terpaksa harus memicingkan mata untuk melihatnya. Memicing antara jengkel dan terkejut.

Terpopuler

Comments

Tasya Eko

Tasya Eko

ouw mungkin benar mampir dikerajaan Narnia terus nanti pulang lewat lemari

2020-08-27

2

cicik rismiati

cicik rismiati

Aku pikir mereka mampir di kerajaan Narnia

2020-07-24

2

Aneu Sontana Ernawati

Aneu Sontana Ernawati

tuh kan mereka kaya tom and jerry...apa2 di debatin😁🤣lucu bngt sih kalian..sabar yah raja singa ngadepin tom and jerry nya😁

2020-01-21

3

lihat semua
Episodes
1 Episode 1. Qaireen - Sejarah? What The Hell!
2 Episode 2. What The Meaning Of Prince?
3 Episode 3. Qaireen - Sweety Brother
4 Episode 4. The Stubborn Prince
5 Episode 5. Qaireen - Nightmare
6 Episode 6. Pasukan Kerajaan
7 Episode 7. Qaireen - Warm Chat
8 Episode 8. The Beginning!
9 Episode 9. Qaireen - Perkampungan Dimensi Lain
10 Episode 10. Warm Heart!
11 Episode 11. Qaireen - The Lion King
12 Episode 12. Young Master Hans
13 Episode 13. Petunjuk Raja Singa
14 Episode 14. Kaisar Liu Xing
15 Episode 15. Kembali
16 Episode 16. Care About You
17 Episode 17. Feeling
18 Episode 18. Jalak Putih
19 Episode 19. Bagaspati
20 Episode 20. Master Lao
21 Episode 21. Green Valley
22 Episode 22. Three Disciple
23 Episode 23. Qaireen - Martial Arts
24 Episode 24. Ghost Sunglasses
25 Episode 25. Northern Mainland Kingdom
26 Episode 26. Blood Rose
27 Episode 27. Volcano Crater
28 Episode 28. Danadyaksa
29 Episode 29. Gold Shield
30 Episode 30. She Has Gone
31 Episode 31. Clearly Feeling
32 Episode 32. Moonlight
33 Episode 33. Move
34 Episode 34. The Decision of Emperor Liu Xing's
35 Episode 35. Coz You're My Precious One
36 Episode 36. Blue Research
37 Episode 37. The Time Has Come!
38 Episode 38. The Light From Southern
39 Episode 39. She's Come Back!
40 Episode 40. The New History Teacher
41 Episode 41. Pengumuman.
42 Episode 42. Sebuah Awal
43 Episode 43. Sosok Pengganti
44 Episode 44. Istana di Atas Awan
45 Episode 45. Pertemuan dengan Kaisar Liu Xing
46 Episode 46. Taman Kesetiaan
47 Episode 47. Pengakuan
48 Episode 48. Balai Pertemuan
49 Episode 49. Tangga Pertama
50 Episode 50. Menyusun Rencana
51 Episode 51. Pakaian
52 Episode 52. Hunter
53 Episode 53. Pohon Pemujaan
54 Episode 54. Ular Hitam
55 Episode 55. Luka Mematikan
56 Episode 56. Masa Kritis
57 Episode 57 Menjaga
58 Episode 58. Perbatasan
59 Episode 59. Kawasan Isolasi
60 Episode 60. Guru Shang
61 Episode 61. Mengatur Rencana
62 Episode 62. Solusi Pertama
63 Episode 63. Dihibrid Virus
64 Episode 64. Pembakaran Gudang Obat-Obatan
65 Episode 65. Stay With Me
66 Episode 66. Isaac
67 Episode 67. Pengkhianatan
68 Episode 68. Li Young
69 Episode 69. Guardian
70 Episode 70. Sleep Tight
71 Episode 71. Gerbang Perbatasan
72 Episode 72. Reunion
73 Episode 73. He Chose to Retreat
74 Episode 74. Kehangatan
75 Episode 75. Harapan Adalah Milik Mereka Yang Percaya
76 Episode 76. Dua Insan
77 Episode 77. Saatnya Pergi
78 Episode 78. Cincin Pengikat
79 Episode 79. Pembunuh
80 Episode 80. Sumber Informasi
81 Episode 81. Interogasi
82 Episode 82. Merpati Pos
83 Episode 83. Kesiur Angin
84 Episode 84. Perjalanan I
85 Episode 85. Perjalanan II
86 Episode 86. Sisa Harapan
87 Episode 87. Luka Lama
88 Episode 88. Sergapan
89 Episode 89. Teman
90 Episode 90. Teman II
91 Episode 91. Teman III
92 Episode 92. Teman IV
93 Episode 93. Teman V
94 Episode 94. Pintu Maaf I
95 Episode 95. Pintu Maaf II
96 Episode 96. Pintu Maaf III
97 Episode 97. Pengkhianatan I
98 Episode 98. Pengkhianatan II
99 Episode 99. Pengkhianatan III
100 Episode 100. Pengkhianatan IV
101 101. Mengatur Rencana
102 102. Keputusan Liu
103 103. Jebakan Kabut
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Episode 1. Qaireen - Sejarah? What The Hell!
2
Episode 2. What The Meaning Of Prince?
3
Episode 3. Qaireen - Sweety Brother
4
Episode 4. The Stubborn Prince
5
Episode 5. Qaireen - Nightmare
6
Episode 6. Pasukan Kerajaan
7
Episode 7. Qaireen - Warm Chat
8
Episode 8. The Beginning!
9
Episode 9. Qaireen - Perkampungan Dimensi Lain
10
Episode 10. Warm Heart!
11
Episode 11. Qaireen - The Lion King
12
Episode 12. Young Master Hans
13
Episode 13. Petunjuk Raja Singa
14
Episode 14. Kaisar Liu Xing
15
Episode 15. Kembali
16
Episode 16. Care About You
17
Episode 17. Feeling
18
Episode 18. Jalak Putih
19
Episode 19. Bagaspati
20
Episode 20. Master Lao
21
Episode 21. Green Valley
22
Episode 22. Three Disciple
23
Episode 23. Qaireen - Martial Arts
24
Episode 24. Ghost Sunglasses
25
Episode 25. Northern Mainland Kingdom
26
Episode 26. Blood Rose
27
Episode 27. Volcano Crater
28
Episode 28. Danadyaksa
29
Episode 29. Gold Shield
30
Episode 30. She Has Gone
31
Episode 31. Clearly Feeling
32
Episode 32. Moonlight
33
Episode 33. Move
34
Episode 34. The Decision of Emperor Liu Xing's
35
Episode 35. Coz You're My Precious One
36
Episode 36. Blue Research
37
Episode 37. The Time Has Come!
38
Episode 38. The Light From Southern
39
Episode 39. She's Come Back!
40
Episode 40. The New History Teacher
41
Episode 41. Pengumuman.
42
Episode 42. Sebuah Awal
43
Episode 43. Sosok Pengganti
44
Episode 44. Istana di Atas Awan
45
Episode 45. Pertemuan dengan Kaisar Liu Xing
46
Episode 46. Taman Kesetiaan
47
Episode 47. Pengakuan
48
Episode 48. Balai Pertemuan
49
Episode 49. Tangga Pertama
50
Episode 50. Menyusun Rencana
51
Episode 51. Pakaian
52
Episode 52. Hunter
53
Episode 53. Pohon Pemujaan
54
Episode 54. Ular Hitam
55
Episode 55. Luka Mematikan
56
Episode 56. Masa Kritis
57
Episode 57 Menjaga
58
Episode 58. Perbatasan
59
Episode 59. Kawasan Isolasi
60
Episode 60. Guru Shang
61
Episode 61. Mengatur Rencana
62
Episode 62. Solusi Pertama
63
Episode 63. Dihibrid Virus
64
Episode 64. Pembakaran Gudang Obat-Obatan
65
Episode 65. Stay With Me
66
Episode 66. Isaac
67
Episode 67. Pengkhianatan
68
Episode 68. Li Young
69
Episode 69. Guardian
70
Episode 70. Sleep Tight
71
Episode 71. Gerbang Perbatasan
72
Episode 72. Reunion
73
Episode 73. He Chose to Retreat
74
Episode 74. Kehangatan
75
Episode 75. Harapan Adalah Milik Mereka Yang Percaya
76
Episode 76. Dua Insan
77
Episode 77. Saatnya Pergi
78
Episode 78. Cincin Pengikat
79
Episode 79. Pembunuh
80
Episode 80. Sumber Informasi
81
Episode 81. Interogasi
82
Episode 82. Merpati Pos
83
Episode 83. Kesiur Angin
84
Episode 84. Perjalanan I
85
Episode 85. Perjalanan II
86
Episode 86. Sisa Harapan
87
Episode 87. Luka Lama
88
Episode 88. Sergapan
89
Episode 89. Teman
90
Episode 90. Teman II
91
Episode 91. Teman III
92
Episode 92. Teman IV
93
Episode 93. Teman V
94
Episode 94. Pintu Maaf I
95
Episode 95. Pintu Maaf II
96
Episode 96. Pintu Maaf III
97
Episode 97. Pengkhianatan I
98
Episode 98. Pengkhianatan II
99
Episode 99. Pengkhianatan III
100
Episode 100. Pengkhianatan IV
101
101. Mengatur Rencana
102
102. Keputusan Liu
103
103. Jebakan Kabut

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!