18

Beberapa ratus tahun lalu...

Ada seorang gadis cantik berjalan masuk kedalam rumah sederhananya dengan tergesa-gesa. Adiknya memberikan kabar bahwa ibu mereka sedang disiksa oleh ayah mereka.

"BERHENTI" teriak gadis tersebut.

Plak

Gadis itu malah ditampar oleh ayahnya sendiri dengan sangat keras.

"Kak Dara" ucap adiknya yang tak lain adalah Andre, dia diikat dikursi jadi tak bisa berbuat apa-apa.

"Dara" ucap ibu mereka lemah.

"Berani kau memerintahku hah!!" bentak si ayah.

"Iya aku berani karena kau sudah keterlaluan" ucap Dara atau Hermione.

"Lama kelamaan kau semakin ngelunjak ya, sepertinya kau memang harus diberi pelajaran" ucap ayahnya.

"Untungnya aku sudah menyiapkan hadiah yang sangat istimewa untukmu, adikmu dan juga ibumu" ucap ayahnya lagi.

Ada seorang pria datang membuka ikatan Andre. Dia lalu membawa tubuh Andre supaya mendekat kearah ayahnya dan juga kakaknya. Ibunya masih diikat dikursi dengan keadaan luka lebam disekujur tubuhnya.

"Bawa mereka kekamar biar aku bawa ibu mereka" suruh ayahnya.

"Baik" ucap seorang pria tersebut. Dia menyeret Dara dan Andre kekamar.

"Lepasin woi" ucap Dara memberontak, pria tersebut lalu mendorong tubuh Dara membuat dia mencium lantai.

"Jangan sakiti kakakku" ucap Andre melepaskan tangan sipria dari tubuhnya lalu membantu Dara.

"Disuruh bawa dua anak kecil saja tak becus" ucap si ayah yang sudah membawa ibu mereka kedalam kamar. Ayah mereka lalu menarik tangan Dara kasar masuk kedalam kamar, sedangkan Andre dipaksa oleh sipria yang tak lain anak buah ayah mereka.

"Kau akan menonton mereka berdua saja jadi nikmati" ucap ayah mereka mengusap pipi istrinya.

"Kasih obatnya kemereka berdua" ucap si ayah lagi.

"Makan ini" ucap pria tadi memberikan obatnya, Dara dan Andre hanya diam saja.

"Makan" pria itu mencengkeram dagu Andre dan memasukkan obatnya secara paksa.

"Aku tak suka menyakiti wanita tapi kau yang membuatku melakukannya" pria itu memaksakan obatnya masuk tapi Dara menutup mulutnya erat, pria itu memukul perut Dara membuat Dara membuka mulutnya dan memegang perutnya, pria itu langsung memasukkan obatnya dan membekap mulut Dara supaya tak mengeluarkannya.

"Kita tunggu beberapa menit lagi" ucap si ayah, Dara terus memberontak sedangkan Andre hanya pasrah karena tubuhnya juga sudah luka-luka.

"Lepasin aja, kau boleh pergi" ucap ayahnya.

"Siap" ucap pria itu melepaskan bekapannya lalu pergi.

Dara menatap ayahnya tajam, tubuhnya sekarang terasa panas tapi dia tahan. Andre mengerjapkan matanya terus-menerus karena merasakan hal yang sama.

"Aku tau ini obat apa, semoga bisa nahan" batin Dara. Ayahnya hanya tersenyum miring menatap Dara dan Andre. Dara menjauh dari Andre supaya tak mencium aroma tubuh Andre yang menyengat.

"Ini obat apa sih kok panas?" ucap Andre tak tahan.

"Obat perangsang" jawab si ayah santai.

"Apa" ibu mereka terkejut mendengar itu.

"Ini hadiahnya kau nikmati saja pertunjukan mereka berdua" ucap si ayah.

Dara ingin pergi dari kamar tersebut tapi ayahnya menghadangnya.

"Mau kemana kamu?" tanya si ayah membalikkan tubuh Dara lalu mendorongnya.

Andre menangkap tubuh Dara tapi karena tubuhnya tak seimbang mereka berdua jatuh dengan posisi Dara diatas tubuh Andre, bibir mereka tak sengaja saling menempel.

Dara dan Andre saling bertatapan, Dara tersadar lalu ingin beranjak dari atas tubuh Andre tapi ada yang menahan tubuh dan kepalanya membuat dia tak bisa berdiri. Andre menahan tengkuk Dara dan tubuh Dara, dia mulai memasukkan lidahnya kedalam mulut Dara karena hasratnya sudah tinggi. Ayahnya yang melihat itu tersenyum senang.

Dara mencoba menahan semuanya supaya apa yang diinginkan ayahnya tak terjadi, ibu mereka hanya bisa menangis saat ini mulutnya sudah ditutup lakban oleh ayah mereka.

Dara mencoba melepaskan tangan Andre tapi tak bisa, Andre malah mempererat dan semakin mempererat.

"Ciuman pertamaku" batin Dara. Dia memberontak minta dilepaskan tapi bukannya dilepaskan Andre malah semakin mempererat dan semakin terangsang.

"Liat anak kita sepertinya seru, apa kau menyukai hadiah dariku? Sudah lama aku siapkan ini dan sekaranglah waktunya" ucap ayah mereka kepada istrinya yang tak lain ibu mereka berdua.

Dara mulai terpengaruh obatnya, dia mulai membalas ciuman Andre membuat Andre ingin lebih dari sekedar ciuman.

Andre membalikkan posisinya, tangannya mulai masuk kedalam baju Dara dan mencari benda yang selama ini ditutupi oleh baju, ciumannya belum terlepas.

"Sebentar lagi mereka akan bercinta dan Andre akan menanamkan benihnya kerahim Dara" ucap ayahnya.

Setelah ketemu Andre langsung memencet tombolnya membuat Dara mengeluarkan suara yang sangat merdu disela-sela ciumannya.

Andre beranjak dari tubuh Dara, mengangkat tubuh Dara keranjang dan membuka baju yang digunakan Dara.

"Wow ternyata punya anakmu besar juga aku tak menyangka pasti sangat kenyal" ucap ayahnya.

Andre menatap tubuh bagian atas Dara yang sangat menggoda, Dara langsung menarik tangan Andre membuat wajah Andre berada dibagian kenyal Dara, Dara langsung menekam tengkuk Andre dengan senang hati Andre langsung menjalankan aksinya.

.....

Dengan sekali hentakan saja adik Andre dengan sempurna memenuhi surga dunia milik Dara. Darah mengalir dari sana, seketika itu juga Dara mengeluarkan air mata tapi tak mengeluarkan suara karena bibir bawahnya dia gigit erat-erat. Andre mencium bibir Dara lembut supaya melupakan rasa sakitnya.

"Lebih baik kita keluar aja supaya mereka lebih leluasa bermainnya" ucap ayah Dara dan Andre membawa istrinya keluar dari kamar tersebut.

***

Pagi harinya posisi Dara saat ini ada dibawah tubuh Andre, tubuh mereka ditutupi selimut sampai kekepala juga, tangan dan kaki mereka diikat bersamaan ntah sejak kapan.

Dara perlahan membuka mata, pada saat ingin menggerakkan tangannya dia terkejut karena tangannya diikat, dia semakin terkejut melihat Andre ada diatas tubuhnya dan mereka sama sekali tak menggunakan pakaian.

Dara langsung mencoba mengingat kejadian semalam, saat sedang fokus mengingat apa yang terjadi Andre bangun dan yang pertama dia lihat adalah 2 benda kenyal milik Dara.

Andre langsung melihat wajah Dara yang termenung lalu melihat tubuhnya yang tak menggunakan pakaian dia mencoba menggerakkan tangannya tapi tak bisa.

Dara meneteskan air mata saat kejadian malam tadi terlintas dipikirannya.

"Ka kakak" ucap Andre dengan suara gemetar. Dara langsung tersadar dan melihat wajah Andre.

"Kak ma maaf" Andre langsung meneteskan air matanya dia menyimpan kepalanya dipundak Dara, jika saja mereka tak diikat mungkin Andre langsung memeluk Dara.

"An Andre gak sa sadar" ucap Andre. Dara hanya terdiam sama air mata terus mengalir membasahi kedua pipinya.

Tiba-tiba terdengar suara seperti ada yang membuka pintu, Dara dan Andre langsung saling tatap, Dara lalu menutup matanya diikuti oleh Andre juga, kepala Andre berada dipundak Dara.

Ada orang yang membuka selimutnya sampai pinggang Dara dan Andre, sebelum itu Andre berusaha menutup tubuh bagian atas Dara supaya tak dilihat. Orang tersebut lalu membuka ikatan yang ada dikaki dan juga tangan mereka berdua.

"Maafin Mama gak bisa jaga kalian berdua, ini semua salah Mama, Mama sayang kalian berdua" ucap orang tersebut yang ternyata ibu mereka. Ibunya mengelus rambut Dara dan Andre tak terasa air mata ibunya menetes.

Dara berusaha untuk tak mengeluarkan air matanya, Andre yang wajahnya tertutup meneteskan air matanya membasahi pundak Dara dia menangis tanpa mengeluarkan suara.

Ibu Dara dan Andre berjalan keluar dari sana, dia menutup kembali pintunya. Dara membuka matanya melihat pintu yang sudah tertutup.

"Mama" ucap Dara lirih, Andre langsung beranjak dari tubuh Dara dia duduk disamping Dara. Dara langsung duduk air matanya terus mengalir tapi tak bersuara sama sekali.

Andre yang melihat Dara menangis merasa bersalah, dia mengusap air mata Dara perlahan lalu memeluk Dara.

"Kak hiks maafin Andre hiks hiks" ucap Andre dengan suara tangisannya terdengar. Dara membalas pelukan Andre erat.

"Ini juga salah kakak" ucap Dara berusaha tak menangis lagi.

"Gak ini bukan salah kakak, ini semua salah aku karena gak bisa nahan pengaruh obatnya" ucap Andre.

"Kakak juga sama Andre gak bisa nahan pengaruh obatnya" ucap Dara.

"Kakak sebenarnya bisa tapi aku yang membuat kakak gak tahan" ucap Andre.

"Jadi ini semua salah aku" ucap Andre.

"Aku lelaki jadi gak akan ketahuan tapi kakak.... kakak.... kakak hiks kakak pasti akan hiks" ucapan Andre tak bisa dilanjutkan lagi karena tangisannya pecah.

Bersambung...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!