Sore itu, Asyifa berjalan-jalan di sekitar perkebunan teh, yang masih Area pondok pesantren dan di sekitar perkebunan ada sebuah gubuk kecil tempat para pertani teh beristirahat bila penat.Dan Asyifa selalu kesana bila program pondok telah usai, dan ia juga selalu membawa sebuah Al-Qur'an kecil untuk memperlancar hapalannya.
Nenek Asyifa juga sering kesana bila tugas memasak di pondok selesai, dan dia sering membantu para petani teh, bila sedang panen, seperti saat ini, Asyifa melihat neneknya sedang beristirahat di gubuk tersebut. Lalu ia pun menghampiri neneknya.
"Assalamu'alaikum nek" salam Asyifa lalu ia langsung duduk di sebelahnya kemudian di rebahkan tubuhnya dan meletakkan kepalanya di pangkuan sang nenek.
"Wa'alaikumus salam nak.. kamu nih sudah besar masih saja suka bermanja" ucap sang nenek sambil menepuk pelan kening Asyifa.
"Biarin..Siapa bilang Ara sudah besar, Ara masih kecil pun nek" bales Asyifa manja. Begitulah Asyifa bila ia hanya berdua dengan neneknya ia akan menyebut namanya Ara, karena itu panggilan ia saat ia masih kecil dan itu berlaku hanya pada dia dan sang nenek.
"Ya ampun, segini kecil bagaimana besarnya nak?.. ingat loh dua bulan lagi umur kamu genap 18 tahun, bagi seorang wanita umur segitu sudah di katakan dewasa nak" jelas sang nenek
"Ah nenek..Ara nggak ingin dewasa akh, " bales Asyifa masih manja.
"Heeii.. mana bisa begitu ndok.." ucap sang nenek sambil mencubit hidung Asyifa "Semua orang akan merasakan yang namanya dewasa, setelah itu berkeluarga memiliki suami dan akan memiliki anak juga, dan kamu nanti pun akan seperti itu, akan ada yang datang untuk mengkhitbah mu, juga ndok" jelas sang nenek lagi sambil mengelus kepala Asyifa.
"Tapi Ara nggak mau nek.. Ara mau selalu sama nenek pokoknya" bales Asyifa semakin manja sambil menyembunyikan wajahnya ke perut sang nenek.
"Hmm dasar anak manja.. nenek kamu ini sudah tua sebentar lagi juga akan di panggil Allah, lalu siapa nanti yang akan menjaga kamu kalau bukan suami mu nak" bales nenek lagi.
"Nenek jangan berkata seperti itu, emang nenek sudah bosen ya jaga Ara, apa Ara selalu, nyusahin nenek ya, makanya nenek sudah tidak ingin menemani Ara lagi seperti Abi dan umi yang tidak menginginkan Ara hiks" tangis Asyifa pun pecah karena teringat akan kedua orang tuanya.
"Astagfirullah, siapa bilang nenek bosen, nenek bahagia kok menemani kamu, cuma nak, sekarang nenek sudah sangat tua, sudah sering sakit-sakitan, makanya itu nenek ingin sebelum nenek pergi kamu sudah ada yang jaga, hanya itu keinginan nenek ndok" ucap nenek Aminah sambil mengusap air mata sang cucu, " Haiis, Gadis Yang Manja..cup dong sayang, nanti cantiknya hilang loh, kan kalau hilang bisa gawat loh ndok " lanjut nenek lagi sambil menggoda sang cucu.
" Iiss nenek!..hiks" Balesnya Asyifa manja dan masih terisak.
"Sudahlah jangan menangis lagi.. sekarang kita pulang yuk hari sudah sore sekali, sebentar lagi juga akan Maghrib" ucap nenek lagi sambil mengajak Asyifa, lalu mereka pun berjalan di pematang perkebunan teh menuju pondok mereka yang tidak begitu jauh.
Sesampainya di rumah mereka, Asyifa pun pergi membersihkan dirinya, setelah selesai, ia bergegas menuju kamarnya untuk berpakaian dan setelah itu ia pun berpamitan pada sang nenek, untuk sholat berjamaah di mesjid pondok, karena memang sudah menjadi kewajiban para santriwati, setelah sholat berjamaah mereka akan mengikuti program malam lagi. begitulah setiap harinya kehidupan Asyifa selama di pondok pesantren.
Bersambung.
sepertinya belum seru ya dan agak sedikit membosankan 🙄 ya sudahlah namanya masih perkenalan, karena yang Author tahu tak kenal maka tak sayang. begitulah novel ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments
Sweet Girl
betul sekali.
2023-09-25
0
Rinjani
laaa nih baru bacaa🤲🤲🌹💐💐💐
2022-06-30
0
Noer Anisa Noerma
Ara anak nya rajin jadi iri
2022-06-02
0