Terkadang kita lupa dan tak menyadari, Bahwa tanah yang kita pijak hari ini, Bisa saja menjadi atap kita esok hari... "Maut"
Jadi nikmati setiap hal kecil dalam hidup.
Karena suatu hari nanti, kita mungkin
akan melihat kembali kebelakang
dan menyadari, kalau hal-hal tersebut sebenarnya sangatlah berarti..
☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️
"Astaghfirullah.. Asyifa?!!" Pekik Anisah saat melihat Asiyfa yang tiba-tiba jatuh pingsan.
"Astaghfirullah...nak Wira, angkat Asyifa keruangannya.. biar kami yang akan mengurus jenazah Almarhumah nenek Aminah.." ujar Ustadz Khairul cemas.
"Baiklah Abi, Wira Bawak Asyifa ya bi, Assalamu'alaikum.."ucap Wira berpamitan, lalu ia menggendong sang istri menuju ke ruangan Asyifa di rawat, dan meninggalkan yang Ustadz Khairul bersama lainnya di ruangan rawat nenek Asyifa, untuk mengurus segala sesuatunya, supaya jenazah bisa secepatnya di Bawak pulang untuk segera di makamkan.
Sementara di ruangan rawat Asyifa..
Ternyata Wira tidak sendiri saat membawa Asyifa keruangannya, ia bersama maminya dan Anisah..
"Anak yang malang.. semoga setelah hari ini berlalu, kesedihanmu akan berganti dengan kebahagiaan nak..kamu tidak sendiri masih ada kami, keluarga baru mu" ucap mami Wira sambil membelai pipi Asyifa..
"Aamiin.. terimakasih mami, ndara berharap mami akan menjadikan Ara bukan hanya sekedar anak mantu, melainkan seperti anak sendiri" bales Wira yang tak lepas memandang istrinya yang masih belum sadarkan diri..
"Tentu nak, sekarang dia adalah anak mami, jadi tentu saja mami akan menyayanginya seperti anak mami sendiri " ujar mami Wira lagi.
"Alhamdulillah Wira senang mendengarnya, terimakasih ya mi" bales Wira, lalu memeluk sang mami, tentu saja mami menyambutnya dengan penuh kehangatan.. karena jarang sekali Wira melakukan itu, bahkan hampir tak pernah, makanya ia sangat bersyukur telah di pertemukan oleh Asyifa yang membawa dampak positif untuk anaknya..
"Maaf bang sebaiknya kita mengganti baju Asyifa dulu ya, agar ia beristirahat dengan nyaman, dan sebaiknya Abang keluar dulu ya, maaf bukan maksud Nisah menghalangi hak Abang, sebagai suami Asyifa, tapi alangkah baiknya bila Abang mendapatkan izin dari Asyifa dulu untuk merawatnya sedetail mungkin.." ucap Anisah lembut, agar tidak menyinggung Wira yang sebenarnya ia punya hak terhadap istrinya..
"Baiklah Nisah.. Abang paham dengan yang kamu maksud, benar yang kamu katakan,
aku juga tak ingin ia tambah membenci ku,
Ya kalau begitu sebaiknya aku membantu Abi dan Ardiyan untuk mengurus jenazah Almarhumah nenek, aku minta tolong jagain Asyifa ya nis dan mami juga jagain Asyifa " bales Wira agak sedih, teringat dengan kata-kata Asyifa yang mengatakan dia membenci dirinya.
"Iya nak, pergilah bantulah mereka mengurus jenazah Almarhumah nenek Asiyfa, biar mami dan Anisah yang menjaga istrimu.."ujar mami Wira lembut.
"Terimakasih mi, terimakasih Nisah aku pamit ya Assalamu'alaikum.."
"Wa'alaikumus salam " setelah mendapatkan izin dari maminya Wira pun pergi meninggalkan ruangan Asyifa di rawat.
Kini tinggallah Anisah, dan mami Wira, sedangkan Asiyfa belum sadarkan diri.
"Nisah?" Panggil mami Wira lembut.
"Iya Tante?" Jawab Anisah yang sedang membantu menggantikan baju Asiyfa, saat di panggil ia menoleh sebentar.
"Kok Tante sih, panggil mami Nisah, Wira saja memanggil kedua orang tua mu, Abi dan umi " protes mami Wira, Anisah yang mendengar protes mami Wira pun tersenyum.
"Baiklah mami, ada apa?" Bales Anisah lembut.
"Nah gitu dong kan mami senang mendengarnya " ujar mami Wira lagi.
"Iya mami sayang ada apa" bales Anisah lagi
"Aduh tambah senang mami mendengarnya "
"Alhamdulillah kalau mami senang"
"Iya sangat senang, kan kamu tahu sendiri mami tidak punya anak perempuan, jadi saat kamu mengatakan mami sayang hati mami menghangatkan, Jadi maukah kamu menjadi anak mami Nisah? jadilah putri kami adik dari Wiraxsana " Ujar mami Wira sambil memegang pipi Anisah lembut.
"Baiklah mi,. Nisah sekarang adalah putri mami dan akan menyayangi mami seperti Nisah menyayangi umi Nisah" bales Anisah dengan lembut.
"Alhamdulillah.. terimakasih sayang, kamu sudah membuat mami bahagia, terimakasih putriku ku sayang.." ucap mami Wira sambil memeluk Anisah serta mengecup kening dan kedua pipi Anisah dengan lembut, ia begitu senang pada Akhirnya ia juga memiliki seorang putri.
"Sama-sama mami sayang, betapa indahnya bagi kita, Ada Bahagia Di Balik Kesedihan, semoga itu juga yang akan di dapatkan Asyifa ya mi, dan semoga Kesedihan Asyifa berganti dengan kebahagiaan untuknya" Bales Anisah yang masih di dalam pelukan mami Wira.
"Aamiin, Aamiin ya Allah.. iya sayang, semoga kita bisa membantu mengobati hati Asiyfa sayang" ujar mami Wira lagi.
"Aamiin, iya mi.. oh iya tadi mami mau mengatakan apa ?" tanya Anisah mengingatkan Awal pembicaraan tadi.
"Oh, tadi mami cuma ingin berterimakasih karena mami mendengar bahwa kamulah yang menyebabkan Wira berubah, dan mau belajar kepondok " ucap mami Wira..
"Maa syaa Allah, itu bukan Anisah mami, tapi Allah lah yang mengetuk hati bang Wira mi " Sanggah Anisah lembut.
"Tapikan Lewat kamu dia bisa berubah, dan karena kamu bisa mengalahkan ia saat balapan motor, kalau tidak mana mungkin ia mau belajar nak" ucap mami Wira lagi.
"Tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah mi, walaupun saat itu Nisah yang kalah dan bang Wira yang menang, tapi bila Allah berkehendak bang Wira berubah, dia tetap berubah mi, tanpa harus bertemu Anisah sekali pun" jelas Anisah lembut.
"Iya sih, tapi pokoknya saat ini yang umi tahu Allah memberi hidayah lewat kamu, jadi Selain pada Allah mami mengucapkan terimakasih mami juga akan mengucapkan terimakasih pada mu juga, jadi terimalah Oke" ucap mami Wira lagi.
"Baiklah mami, " Bales Anisah singkat.
"Ya sudah sekarang sebaiknya kamu istirahat ya, kamukan lagi hamil jadi jangan terlalu capek ." Ucap mami Wira lagi.
"Baiklah mi Nisah istirahat dulu ya"
"pergilah nak" setelah mendapatkan izin dari mami Wira, Anisah pun pergi ke sofa yang ada di ruang itu, lalu membaringkan tubuhnya dan dengan sekejap ia pun sudah terlelap, karena hari ini memang hari yang sangat melelahkan bagi Anisah.
**BERSAMBUNG
JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAKNYA YA
SYUKRON YANG BARU MAMPIR DI NOVEL BARU AUTHOR INI, 🙏😊**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments
Fatma
semangat terus ya thor
2023-06-16
0
Andi Fitri
aku sdh baca juga kisah Anisah terbaik..
2023-05-05
0
Noer Anisa Noerma
semangat ara
2022-06-02
0