Keesokannya, adalah hari di mana Reyhan dan Gita harus pisah dari orang tuanya. Hal ini emang sudah seharusnya terjadi bahwa orang yang sudah menikah harus berpisah dari orang tuanya, agar mereka dapat melatih kemandiriannya.
Bahkan, Reyhan juga sudah dianjurkan oleh papanya untuk menafkahi istrinya lahir maupun batin, dan esok lusa dia sudah mulai berlatih bekerja di perusahaan Farhan --papanya. Ini dilakukan Farhan juga semata-mata untuk melatih Rey, karena dia akan menjadi penerus bagi perusahaannya kelak.
Kini Rey dan Gita sedang berpamitan untuk pergi ke apartemen mereka, tak ada kesedihan yang mereka pancarkan, karena memang sudah sepatutnya Rey dan Gita pergi karena mereka sudah menikah.
"Pah, Mah, Rey sama Gita pamit ya." Rey menyalamin papa dan mamanya secara bergantian.
"Iya, jaga baik-baik anak gadis papa, marahi dia kalau dia berbuat salah, dan berusahalah buatkan kami cucu!" ucap Farhan yang awalnya memberi petuah, tetapi berakhir dengan menggoda Rey dan Gita, sontak membuat wajah pengantinnya auto memerah.
"Papa apaan, sih! Kalau ngomong nggak difilter dulu, liat itu pengantin barunya, wajahnya telah memerah seperti kepiting rebus," ucap Ina yang awalnya membela malah ikut-ikutan mengejek.
"Mama sebenernya mau ngebela atau ngeledeksih?" tanya Gita kesel.
"Udah, nggak usah ngambek, kamu nggak mau peluk mama? Nanti udah jauhan loh!!" Rey menengahi mereka semua.
Tentu saja Gita langsung memeluk mamanya, tetapi tanpa menangis. Dia berucap pamit kepada sang mama yang telah dianggapnya sebagai sahabat, yang akan menjadi tempat untuk berkeluh kesah, karena jika seorang anak telah dewasa, maka orang tua sudah seharusnya menjadi sahabat anak, agar si anak mau terbuka akan hal yang dia jalani.
"Mah, Gita pamit ya." Gita menyalami mamanya --Ina.
"Iya, jaga diri baik-baik ya. Nurut sama suami, dikurangin manja sama tukang berantemnya, dan jaga rumah tangga kalian, mungkin setelah ini kalian akan menghadapi banyak rintangan untuk menguatkan hubungan kalian, tetap jalanin apapun itu rintangannya, karena itu adalah jalan kalian menuju kebahagiaan." Ina memberi petuah kepada putra putrinya --Rey dan Gita, kemudian Gita pun beralih memeluk sang papa.
"Pah, Gita sama kak Rey pamit dulu, papa jaga kesehatan ya! Katanya mau main sama cucu," ujar Gita yang tak menyadari ucapannya sontak membuat senyum langsung merekah di bibir Farhan.
"Iya, kamu juga jaga diri ya." Farhan mengelus kepala putri kesayangannya.
"Yaudah, Rey sama Gita pergi, Pah, Mah. Assalamualaikum." Reyhan pergi sambil menggandeng tangan Gita dan berlalu masuk ke dalam mobil, pergi meninggalkan kediaman Nataniel menuju apartemen mereka.
Akan tetapi, di sisi lain Farhan tak langsung lepas tangan dari kedua anaknya, dia tetap mengawasi meski dari jauh.
"Hallo?" Farhan menyapa seseorang pada sambungan telpon
"Iya, Tuan, ada apa?" jawab seseorang yang ada pada sambungan telpon itu.
"Kamu awasi kedua anak saya, kalau ada hal-hal yang mungkin mengusik merek, tolong segera kabari saya!!" titah Farhan pada orang itu.
"Siap, Tuan!!!!" Orang itu menyanggupi perintah Farhan.
"Oh iya, kamu sudah menemukan informasi yang saya tugaskan kemarin?" tanya Farhan pada orang itu.
"Sudah, Tuan. Sudah saya kirim ke email tuan," jawab orang itu.
"Oke, terima kasih, Saya tutup dulu. Tutt--" Panggilan pun ditutup oleh Farhan.
******
Di kampus, Maya sedang menunggu kedatangan Gita. Akan tetapi, sudah setengah jam dia duduk menunggu, tetapi yang ditunggu tak ada menampakkan diri sedari tadi. Sedangkan tak jauh dari tempat Maya, ada Devan yang sedang mengawasi karena itu perintah dari sang adik.
"Ikh, kemana lagi si Gita, udah gue tunggu tapi kok nggak datang datang juga. " Maya mendengus kesal, beberapa menit kemudian yang ditunggu akhirnya menelfon.
"Hallo, May?" sapa Gita pada sambungan telpon.
"Hallo, Git, lo kemana sih udah gue tunggu, tapi kok
elo nggak datang-datang sih?" ucap Maya ketus.
"Maaf, Gue lupa, hari ini gue pindahan, jadi gue sama suami gue nggak ke kampus." jawab Gita dari sana.
"Eh, beneran? Lo pindah dimana?Shareloc dong, entar sore gue dateng ya!" pinta Maya.
"Iya, tapi nggak bisa ini sore, gue sama kak Rey mau pergi."
"Yaudah deh, lain kali aja --tut."
Maya langsung menutup telfon secara sepihak, dia kesal kepada Gita karena dia ingin sekali ketemu Rey, di sisi lain Devan yang telah lelah menunggu langsung bangkit mendekati adiknya.
"Hei, Dek, kok Gita nggak dateng-dateng sih?" tanya Devan ketus.
"Oh iya, dia nggak datang, katanya dia pindahan sama kak Rey," jawab Maya.
"Pindahan, pindahan ke mana?" tanya Devan kembali.
"Dia pindah ke apartemen yang di sebrang sana kak, nggak jauh kok dari kampus," jelas Maya yang memang tau karena baru saja mendapatkan notifikasi dari Gita yang berisi lokasi apartemen mereka.
"Baguslah mereka pisah dari orang tuanya, kita bisa leluasa mendekati mereka. Yaudalah, kakak pergi dulu." Devan berlalu pergi meninggalkan Maya.
"Iya...." jawab Maya.
Akan tetapi, di sisi lain tanpa mereka sadari , orang suruhan Farhan sedang mengawasi mereka dari jauh dan selalu memberi laporan ke tuannya.
******
Di dalam apartemen, Reyhan dan Gita baru saja selesai bebenah, mereka menyelesaikan berbenahnya dengan cepat dikarena mereka tidak terlalu membawa banyak barang.
"Ah, akhirnya selesai juga." Rey merebahkan dirinya di kasur.
"Apaan, sedari tadi kakak cuman liatin aja kok, yang ngerjain semua aku, nggak ada mau bantu." Gita mendengus kesal.
"Hehe, tapi udah kakak bantu! Bantu liatin saja maksudnya," ucap Rey bercanda."Yaudah, sini istirahat!" Rey menepuk bagian kasur tepat di sebelanya, sebagai tanda mempersilahkan Gita untuk berbaring di sebelahnha.
"Kak, apartemen yang dikasih papa besar ya, tapi kok kamarnya cuman hanya ada satu ya?" tanya Gita heran.
"Bagus dong, berarti papa ngertiin kita, kan kita jadinya bisa tidur bareng seperti gini, bisa kelon lagi." Rey pun mengangkat kakinya ke atas tubuh Gita, begitu juga dengan tangannya.
"Apaan sih, Kak, Lepas ikh!" Gita meronta karena merasa risih namun nyaman. "Oh iya kak, tadi Maya telpon, katanya mau dateng ke apartemen kita, tapi aku bilang kita mau pergi," sambung Gita.
"Baguslah, jangan terlalu deket-deket sama dia. Entah mengapa, feeling kakak nggak enak kalau kamu deket-deket sama dia, tapi kok dia tau apartemen kita?" tanya Reyhan heran, bahkan yang mengetahui mereka pindah hanya orang tuanya saja.
"Hehe, Gita yang kasih tau. Soalnya dia tadi minta share location, jadi ya Gita kasih aja, maaf ya, Kak!" ucap Gita.
"Yaudah lah, udah terlanjur juga, tapi sebagai permintaan maaf kamu ada syaratnya!" ucap Reyhan menjahili adik/istri polosnya.
"Ah, kakak nggak asik, dikit-dikit pakek syarat. Pasti syaratnya enak di kakak nyeseg di aku.," ucap Gita malas.
"Yaudah kalau nggak mau di maafin, sana jauh-jauh!" Rey melepas pelukannya.
"Iya iya, yaudah apa syaratnya?" ucap Gita pasrah.
"Mudah kok, cuman service bibir aja!" jawab Rey dengan menaik-turunkan alisnya.
"Kan bener." Gita memutar mata malas.
"Mau apa kagak ne?" tanya Rey kembali sambil menajauhkan tubuhnya dari Gita.
"Iya iya, Cuph...." kecup Gita yang awalnya hanya berniat ingin cepat, tetapi, Rey malah menekan kepala Gita sehingga terjadilah pertukaran saliva yang cukul lama. Sontak membuat Gita lupa bernafas dan membuat Rey terpaksa melepaskan pagutannya karena melihat adiknya kehabisan nafas.
"Heh, nafas bodoh!! Mau mati ya, kalau aku sih nggak apa-apa jadi duda, masih suci lagi," ucap Rey tak masuk akal.
"Mana ada laki-laki suci, ngarang kakak, lagian kakak main teken kepala Gita aja, kan aku jadi lupa nafas" ucap Gita ketus.
"Ya maaf, hehe...." ucap Reyhan. "Oh iya, kamu besok kakak tinggal kerja nggak papakan? Sorenya jam 4 kakak udah pulang kok," tanya Rey khawatir.
"Enggak apa-apa kok, Kak. Entar kakak pulang kerja, aku bakal siapin kakak air panas untuk mandi sama makanan, aku mau ngejalanin tugas sebagai istri yang baik buat kakak," jawab Gita.
"Makasih ya, kakak janji bakal cari uang biar kamu bisa seneng-seneng lagi, oh ya kamu nggak mau buatin papa sama mama cucu?" tanya Rey mulai belok dari alur pembicaraan.
"Hih, mulai deh julidnya, masik kuliah juga!"
ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ
Gimana kaka reader dengan chapter kali ini? Maaf ya, author telat up, tadi sepulang sekolah author nggak enak badan jadi istirahat dulu deh.
Jangan lupa tinggalin jejak ya! Sampai jumpa besok, papay.
LOVE YOU ALL.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Fitra Smart
gas polllllllll
2021-10-27
0
🧸🥀⃞ᴍ֟፝ᴀʜ ᴇ ɢɪʙʀᴀɴ😎
papa emang pengertian deh ama anak-anakny🤣🤣
2021-10-25
0
Muhammad Taufik
Lanjut Thor!
salam dari "Sekolah di bawah kaki gunung." ya!
2021-10-23
1