Kharisma seorang Rey

Kini Rey sudah berada di tempat kerja, yaitu di perusahaan papanya, saat dia berjalan ke arah lobi, tatapan semua orang terkhusus kaum hawa sangatlah mengagumi sosok Rey. Bukan karena anak dari pemilik perusahaan, tetapi juga karena parasnya yang sangat menonjol dan ditambah akhlaknya, meski anak dari pemilik perusahaan, tetapi, dia tetap menunduk hormat kepada para pekerja termasuk kepada para OB yang sedang berlalu lalang sibuk dengan pekerjaannya.

Sekarang Rey sedang berada tepat di meja resepsionis, dia ingin menanyakan pasal papanya ada ditempat atau tidak selaku pemilik dari perusahaan.

"Permisi mbak, maaf, apakah Pak Farhan ada di tempat?" tanya Rey sopan dengan senyumnya, hingga membuat resepsionis itu yang kebetulan seorang gadis jadi salah tingkah.

"Eh a-apa mas? Eh Tu-tuan muda sudah buat janji?" tanya resepsionis itu gugup.

"Iya, saya sudah membuat janji dengan beliau," jawab Rey.

"Kalau begitu, silahkan, Tuan! Pak Farhan ada di ruangan CEO di lantai tiga puluh, tuan bisa menggunakan lief itu." Resepsionis itu menunjuk ke arah lief khusus untuk para petinggi perusahaan.

"Terima kasih mbak, kalau begitu saya pergi dulu, mari!" Rey pamit dan berlalu pergi dari lobi itu.

"Iya," jawab resepsionis itu.

Sedangkan para pegawai yang lain setelah kepergian Rey, terlihat histeris karena melihat senyum dan visual tampan anak dari pemilik perusahaan ternama ini. Bahkan bukan hanya para pegawai wanitanya saja, tetapi, yang pria pun tampak gelisah karena memiliki saingan baru.

"Wah gila, ganteng bener anak si bos, kalau saja-- " ucap seorang pegawai berandai.

"Heh, udah bosen kerja lo? Nggak liat kalau anak bos udah nikah?" ucap pegawai lain ketus.

"Ah elu, baru aja gue mau terbang tapi udah elo jatuhin aja." Pegawai tadi memutar mata malas.

***

Setelah melewati beberapa lantai menggunakan lief, kini Rey sudah berada di depan ruangan CEO. Akan tetapi, dia tak langsung masuk, dia masih menghargai semua pegawai papanya, jadi dia berinisiatif untuk menanyakan kepada sekretaris papanya yang berada tepat di depan pintu ruangan CEO.

"Permisi, Pak! Bolehkah saya menemui Pak Farhan?" tanya Rey yang sedikit canggung karena melihat seorang pria yang menjabat sebagai sekretaris CEO itu sedang sibuk berkutat dengan banyak sekali dokumen.

"Eh, tuan muda, kok pakek tanyasih?Masuk aja, tuan besar udah nunggu di dalam, dan maaf udah buat tuan muda menunggu," ucap pria itu yang bernama Adam, kebetulan dia adalah sahabat papa --Farhan.

"Iya, nggak papa kok, tapi manggilnya kok tuan muda sih? Panggil aja Rey, kan Masih lebih tua bapak dari pada Rey!" suruh Rey segan.

"Eh, kamu juga panggil saya pak, biasa juga om." Ledek Adam.

"Hehe, yaudah Om, Rey masuk dulu ya," pamit Rey.

"Iya," jawab Adam.

Tak lupa pula Rey mengetuk pintu dulu sebelum masuk karena sedari kecil dia telah diajarkan seperti itu oleh kedua orang tuanya, yaitu berperilaku sopan kepada siapapun.

"Permisi"ucap Rey.

"Iya, masuk!" jawab Farhan yang belum menyadari kedatangan putranya karena masih sibuk berkutat dengan seluruh pekerjaannnya.

"Boleh saya duduk, Pak?" tanya Rey.

"Kok seperti tak asing sama suaranya, loh kamu, Nak, kirain siapa?" ucap Farhan yang baru menyadari orang yang berada dihadapannya adalah putranya.

"Papa juga kelihatannya sibuk banget ya? Jadi nggak sadar kalok ini Rey, menantu papa yang datang," ucap Rey meledek Farhan.

"Hemmm, mulai julidnya," ucap Farhan sedikit malas. "Nah kebetulan kamu udah datang, maka papa akan kasih kamu jabatan sebagai asisten papa!" sambung Farhan.

"Kok langsung di atas sih, Pah? Rey kan belum terlalu paham," keluh Rey.

"Justru itu kamu jadi asisten papa, biar papa yang langsung ngelatih kamu," ucap Farhan beralasan.

"Hilih, alasan! Bilang aja pingin dibantu karena kerjaannya numpuk, iya kan?" Rey menebak apa yang telah direncanakan sang papa.

"Nah, itu kamu sudah tau, yaudah papa kasih kamu jabatan itu, besok  pokoknya kamu harus sudah mulai bekerja. Ingat, datang jangan terlambat, kamu kan calon penerus papa, jadi kamu harus menjadi suritauladan bagi para pegawai lainnya!" titah Farhan.

"Iya, Pah. Yaudah, Rey pulang ya?" tanya Rey.

"Tunggu! Papa mau kasih tau kamu sesuatu, papa harap kamu sama istri kamu hati-hati sama temen adik kamu itu, siapa namanya?" tanya Farhan membuat Rey bingung.

"Maya maksud papa? Emangnya kenapa, Pah?" tanya Rey mengerutkan dahinya.

"Ha, iya Maya, kemaren papa sudah selidiki temen istri kamu. Dia adalah adik dari mantan pacar Gita, mereka berniat menghancurkan rumah tangga kalian dan sekarang mereka tinggal tepat di samping apartemen kamu," jelas Farhan yang membuat Rey terkejut sekaligus khawatir dengan sang istri.

"Hah, beneran, Pah? Gimana ini, istriku di sana sendirian lagi," ucap Rey takut.

"Kamu tenang aja! Papa udah kirimin orang untuk jaga istri kamu, dan papa saranin kalian pindah dari situ secepatnya!" ujar Farhan memberikan usulan.

"Syukurlah kalau gitu, yaudah deh, Pah. Rey pulang dulu ya, Rey juga masih sedikit takut terjadi sesuatu dengan Gita. Assalamualaikum, Pah." Rey berlalu meninggalkan ruangan sang papa setelah tadi dia berpamitan.

"Waalaikumsalam, hati-hati!" jawab Farhan.

Sedangkan di sisi lain, Devan mencoba untuk masuk ke dalam apartemen milik Rey dan Gita, tetapi belum sempat dia menekan bel, sebuah tangan sudah menahannya lalu memberi peringatan kepada Devan.

"Apa apaan lo halangin gue, awas gue mau ketemu sama yang punya apartemen ini!" ucap Rey menepis tangannya.

"Saya peringatin kepada anda, jangan coba-coba mengganggu rumah tangga tuan muda Rey dengan non Gita atau anda akan hancur!" ucap orang suruhan Farhan pelan namun tajam, karena Devan males berdebat akhirnya dia memilih mengalah dan pergi, kemudian orang suruhannya Farhan pun juga ikut pergi.

Pintu apartemen pun terbuka, menampakan Gita yang masih menggunakan apron pertanda bahwa dia masih sibuk berkutat di dapur.

"Loh, perasaan tadi ada ribut-ribut di luar, kok nggak ada orang sih, ya sudahlah." Gita kembali masuk.

Tak lama kemudian, Rey pun pulang, tetapi karena sanking khawatir fia pun langsung masuk tanpa memencet bel terlebih dahulu, kebetulan Rey pun tahu sandi pintu masuk apartemen. Setelah masuk, dia pun bergegas mencari sang istri, akan tetapi saat dia masih di ruang keluarga, tercium pula bau harum masakan, karena penasaran dua pun bergegas mendatangi dapur.

Saat sudah di dapur, dia melihat sang istri tengah sedang memasak, dia pun berinisiatif mendekati sang istri.

"Masak apasih istri aku?" tanya Rey yang datang tiba-tiba memeluk tubuh Gita dari belakang sontak mengagetkan Gita.

"Ishh, kakak ngagetin aja sih! Untung aku nggak punya riwayat penyakit jantung," kata Gita kesal.

"Lagian kamu sibuk banget, suami pulang aja bisa nggak tau," ucap Rey pura-pura gantian kesal.

"Ya maaf, yaudah kakak mandi sana gih! Air nya udah aku siapin, baju gantinya ada di kasur. Nanti kalau udah siap, kita makan bareng-bareng," ucap Gita.

"Siap Ratuku!" ucap Rey menggoda, sontak membuag wajah Gita memerah, dan Rey pun langsung berlalu ke kamarnya untuk melakukan ritual mandi.

"Manis banget perlakuan suamiku, dulu saat jadi kakak, boro-boro bisa kayak gini." Gita tersenyum mebayangkan setiap perlakuan suaminya --Rey.

Terpopuler

Comments

Xianlun Ghifa

Xianlun Ghifa

Keren banget ceritanya

2021-10-06

0

࿐𝕮𝖍𝖎𝖊ͩ͟⇋ᷡ𝕾𝖚ᷜ𝖈𝖎🕊

࿐𝕮𝖍𝖎𝖊ͩ͟⇋ᷡ𝕾𝖚ᷜ𝖈𝖎🕊

kharisma othornya mana nih.. wkwkk

2021-08-29

1

Ardhian Rivai

Ardhian Rivai

next thor

2021-08-07

1

lihat semua
Episodes
1 Awal mula
2 Suasana Baru
3 Kenyataan
4 Ke Bar
5 Cerita Kakak Adik
6 Pemintaan Papa
7 Terungkap
8 Menikah....
9 Resepsi I
10 Last Resepsi
11 Saling Nyaman
12 Niat jahat Maya
13 Pindahan
14 Kembali Masuk Kuliah
15 Kharisma seorang Rey
16 Maya yang mulai berencana....
17 Rencana Gita
18 Jebakan di dalam jebakan
19 Tetap Sahabat
20 Pergi Honeymoon
21 Honeymoon 1
22 Honeymoon 2
23 Skip aja
24 Orang Misterius......
25 Hari Terakhir di Pulau Maldives
26 Wanita Misterius
27 Kesedihan Kevin Pratama
28 Hal Mengejutkan
29 Makan Malam Para Orang Tua
30 Menceritakan.......
31 Kejadian di Kantor
32 Keinginan punya anak
33 Sample DNA
34 Test DNA
35 Janji Rey
36 Bertemu?
37 Tangis dan Bahagia
38 Bersatunya Ayah dan Anak
39 Tawanan Pasya
40 Pasca Insident
41 Usaha Kesya
42 Gita Menyebalkan
43 Kesya kembali Pulang
44 Soto buatan Rey
45 Satu Kotak Test Pack
46 Kabar baik di atas kabar baik
47 Awal Bertemu
48 Bebas
49 Mama Kesya
50 Nasi Goreng Perdana
51 Bingung judulnya.
52 Kekhawatiran Rey
53 Orang Dalam?
54 Petunjuk
55 Ketahuan
56 Informasi
57 Menyelamatkan Gita
58 Mengejutkan
59 Penyesalan
60 Ketakutan Rey
61 Kabar Baik dan Kabar Buruk
62 Masih Koma
63 Reyhan Lupa
64 Sadar?
65 Akhirnya Sadar
66 Herman dan Windy Syok!
67 Julid
68 Trauma....
69 Primadona
70 Keyakinan....
71 Awal Flashback
72 Flashback 2
73 Kecelakaan?
74 Flashback 3
75 Flashback 4 --Kesedihan mendalam
76 Operasi
77 Berhasil dan Semua Selamat
78 Flashback Last
79 TAMAT
80 NANYAK AJA SIH
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Awal mula
2
Suasana Baru
3
Kenyataan
4
Ke Bar
5
Cerita Kakak Adik
6
Pemintaan Papa
7
Terungkap
8
Menikah....
9
Resepsi I
10
Last Resepsi
11
Saling Nyaman
12
Niat jahat Maya
13
Pindahan
14
Kembali Masuk Kuliah
15
Kharisma seorang Rey
16
Maya yang mulai berencana....
17
Rencana Gita
18
Jebakan di dalam jebakan
19
Tetap Sahabat
20
Pergi Honeymoon
21
Honeymoon 1
22
Honeymoon 2
23
Skip aja
24
Orang Misterius......
25
Hari Terakhir di Pulau Maldives
26
Wanita Misterius
27
Kesedihan Kevin Pratama
28
Hal Mengejutkan
29
Makan Malam Para Orang Tua
30
Menceritakan.......
31
Kejadian di Kantor
32
Keinginan punya anak
33
Sample DNA
34
Test DNA
35
Janji Rey
36
Bertemu?
37
Tangis dan Bahagia
38
Bersatunya Ayah dan Anak
39
Tawanan Pasya
40
Pasca Insident
41
Usaha Kesya
42
Gita Menyebalkan
43
Kesya kembali Pulang
44
Soto buatan Rey
45
Satu Kotak Test Pack
46
Kabar baik di atas kabar baik
47
Awal Bertemu
48
Bebas
49
Mama Kesya
50
Nasi Goreng Perdana
51
Bingung judulnya.
52
Kekhawatiran Rey
53
Orang Dalam?
54
Petunjuk
55
Ketahuan
56
Informasi
57
Menyelamatkan Gita
58
Mengejutkan
59
Penyesalan
60
Ketakutan Rey
61
Kabar Baik dan Kabar Buruk
62
Masih Koma
63
Reyhan Lupa
64
Sadar?
65
Akhirnya Sadar
66
Herman dan Windy Syok!
67
Julid
68
Trauma....
69
Primadona
70
Keyakinan....
71
Awal Flashback
72
Flashback 2
73
Kecelakaan?
74
Flashback 3
75
Flashback 4 --Kesedihan mendalam
76
Operasi
77
Berhasil dan Semua Selamat
78
Flashback Last
79
TAMAT
80
NANYAK AJA SIH

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!