"Bahwa kamu Rey, bukan anak kandung kami," ungkap papaku yang sekarang juga memelukku sambil menangis, bahkan adikku juga ikut memeluku dengan derai air matanya.
DEGHHH....
"Nggak, nggak mungkin! Papa bohongkan? Iyakan, Pah? Mah? Aku anak kalian kan? Kalian semua bohong kan?" tanyaku bertubi-tubi dengan air mataku yang telah menetes.
"Papa nggak bohong sama kamu, Nak. Papa minta maaf baru kasih tahu kamu sekarang, papa sama mama dulu nemuin kamu di rerumputan, lebih tepatnya di dalam keranjang, di atas rerumputan di taman, kamu menangis saat itu karena kamu sendirian, dan papa sama mama adopsi kamu, karena diusia pernikahan kami yang telah 1 tahun kami belum dikaruniai anak, tapi setelah kehadiran dirimu, kami dikelilingi kebahagiaan, bahkan setelah kau hadir, mamamu akhirnya mengandung adikmu," kata papaku menjelaskan.
"Hiks ja-jadi, Rey bukan anak kandung kalian?" tanyaku sesegukan.
"Tidak, kamu tetep anak kebanggaan Papa, anak kesayangan kami, kakaknya Gita. Kamu tetaplah putra kami," ucap papa menyemangati ku. "Papa harap kamu nggak marah sama papa, Nak!" sambung papaku.
"Nggak, Rey nggak marah. Justru Rey makasih sama papa dan mama yang udah rawat Rey, kalau gitu, Rey keluar dulu! Rey masih ada urusan," kataku bangkit dan berlalu meninggalkan mereka.
"Kak, kakak!! Kakak nggak akan ninggalin Gita kan? hiks.. hiks...." kata Gita sambil menangis.
"Nggak, kakak nggak akan tinggalin Gita. Gita tetep adik kakak satu-satunya, kakak mau nenangin diri dulu," jawabku berlalu meninggalkan rumah dengan mengendarai mobil.
"Pah! kakak pergi hiks.. hiks.." kata Gita.
"Biar aja, kakak kamu perlu ketenangan, Papa akan suruh anak buah papa untuk ngikutin kakak kamu dari belakang," jawab papaku.
REYHAN POV OFF
Di sebuah jalanan sunyi, ada seorang pemuda yang sedang mengendarai mobilnya dengan keadaan yang tak enak untuk di pandang, bajunya yang lusuh, rambutnya yang berantakan, dan matanya yang sembab akibat terlalu banyak menangis, siapa lagi kalau bukan Reyhan yang saat ini sedang menghadapi sebuah kenyataan. Dia sangat membenci keadaan ini, tetapi, dia tidak membenci papa maupun mamanya, melainkan dia membenci orang yang telah membuangnya padahal dia tak bersalah, mengapa mereka tega membuang Rey? Inilah yang saat ini tengah di hadapi Rey.
"Akhhhhhkkkrh!!! Kenapa? Kenapa harus gue? Kenapaaaa? Akkkhhhhhhh!!!" teriak Rey sambil memukul-mukul stirnya.
Betapa beratnya hati yang selama ini merasa menjadi orang paling beruntung memiliki keluarga lengkap, sekarang secara tiba-tiba dijatuhi sebuah kenyataan yang sangat membuat hatinya hancur berkeping-keping. Inilah yang sedang di rasakan Reyhan, dan sekarang dia sedang di dalam perjalanan menuju ke sebuah Bar yang berada di tengah kota.
"Hallo, Pak? Maaf saya mau mengabari bahwa tuan muda sedang menuju ke sebuah Bar," kata orang suruhan Farhan.
"Sharelock tempatnya! Saya akan segera ke sana, dan tetap awasi putra saya!!" kata Farhan dan langsung menutup panggilan telponnya.
Di dalam Bar tersebut, Reyhan telah duduk di sebuah sofa di ruangan vip, dia telah disuguhi oleh beberapa botol wine, karena pikirannya sedang tidak jernih dia pun tanpa sadar meminum minuman itu hingga habis tiga botol. Padahal, dia tidak terbiasa dengan minuman itu karena Reyhan notabennya tidak pernah meminum minuman itu, apalagi mabuk. Akan tetapi, sekarang dia sudah meminumnya hingga dia mengalami halusinasi berat. Dalam keadan tersebut, dia tengah meracau hal yang tidak jelas, keadaannya yang kacau sedang di manfaatkan oleh para wanita penghibur yang berada di Bar itu.
Wanita penghibur itu pun membuka satu persatu kancing baju Reyhan dan tampaklah dada bidang yang sangat atletis bak melihat majalah pria dewasa serta perut bak roti sobek membuat mata siapa saja yang melihat pasti menteskan air liurnya. Akan tetapi, ditengah kaadaannya Reyhan masih dapat berfikir.
"Singkirkan tanganmu dari tubuhku ja**ng!!!" kata Reyhan dengan logat bicara yang sedang mabuk.
"Oh ayo lah! kamu pasti menikmatinya," goda wanita tersebut.
Wanita itu masih setia menggeryangi tubuh Reyhan yang telah terexpos dan menampakkan tubuh atletis dari usahanya yang selama ini selalu berolah raga rutin, tetapi, kali ini wanita tersebut terkejut saat tangannya dicekal oleh seorang pria paruh baya yang sedang menahan amarahnya saat melihat putranya sedang di ganggu oleh ja**ng. Ya, siapa lagi kalau bukan Farhan, papa asuh Reyhan.
"Singkirkan tanganmu dari tubuh putraku ja**ng!!!!" kata Farhan dengan tegas dan langsung diangguki oleh wanita itu lantaran bergidik ngeri saat melihat tatapan mata tajam Farhan bak pisau yang siap menghunuskan sasarannya.
"Kasian kamu, Nak! Pasti kamu sangat tertekan, maafin papa ya!" kata Farhan yang melihat kondisi putranya yang sangat menyedihkan.
Dia pun membawa Reyhan pulang setelah membayar minuman yang telah di minum oleh Reyhan, di tengah perjalanan Reyhan mulai meracaukan hal yang mengiris hati papanya.
"Pah, Rey sayang papa, Rey sayang mama, Rey juga sayang Gita, Rey mohon, Pah! Jangan buang Rey, Rey tetap putra kaliankan.. hiks.. hiks..?" Racau Rey saat masih mabuk.
"Papa janji Rey, papa tetep bakal sayang sama kamu, kamu tetap putra kebanggan papa. Maafin papa ya, Rey!" kata Farhan yang bersedih melihat sisi menyedihkan dari putra semata wayangnya, Reyhan.
*****
Sesampainya di rumah, Farhan langsung disambut oleh air mata Ina dan Gita, saat melihat keadaan Rey yang menyedihkan, sungguh perih hati orang tua saat melihat anak yang dibesarkannya dengan penuh kasih sayang dalam keadaan yang sangat sangat menyedihkan.
"Hiks-hiks, ya ampun nak, apa yang terjadi denganmu? mengapa kau menjadi seperti ini?" tanya Ina bersedih saat melihat anaknya yang sangat kacau.
"Udah dulu, Mah! Rey biar istirahat dulu, kasian dia pasti sangat lelah menghadapi harinya. Gita, bawa mamamu masuk! Biar papa yang bawa kakakmu ke kamarnya," ucap Farhan.
"Hiks iya, Pah." jawab Gita sambil menangis yang ikut bersedih melihat keadaan kakak yang paling dicintainya.
******
keesokan harinya...
Reyhan bangun agak siangan karena efek mabuknya masih terasa dan sekarang dia sedang duduk di tempat tidurnya seraya memegang kepalanya yang terasa berat dan pusing. Tak lama kemudian, datanglah Ina sambil membawa nampan berisi sarapan juga air perasan lemon sebagai penghilang rasa pusing Rey.
"Rey, kamu nggak apa apa, Nak?" tanya Ina khawatir dengan mata berkaca kaca.
"Rey nggak apa-apa kok, Mah. Cuman pusing dikit aja," jawab Rey. "Mama kok nangis? Serius Rey nggak apa apa, maafin Rey juga ya, Mah! Rey nggak pikir panjang kemaren malam," sambung Rey merasa bersalah.
"Iya, nggak apa apa, Nak. Nih, kamu sarapan dulu! " jawab Ina, dan tak lama kemudian masuklah Farhan bersama Gita, mereka semua berkumpul karena emang hari ini adalah hari libur.
"Kamu jangan sedih lagi ya, Rey! Kamu tetep anak Papa dan Mama, kami sayang sama kamu," ucap Farhan.
"Iya, kakak jangan seperti kemaren lagi, ya! Gita gak mau liat kakak kayak gitu lagi!" kata Gita yang sedang memeluk kakaknya.
"Iya, maafin Rey ya, Pah, Mah! Rey seharusnya paham sama keadaan, Rey sayang kalian semua, Rey ingin seperti dulu!" tutur Rey dengan mata berkaca-kaca, dan di sambut pelukan keluarga.
*******
Sedih author nulisnya. Udah jangan sedih lagi ya babang Rey. Aku sayang kamu. Hari ini 2 chapter ya, guys. Tolong dilike, komen, dan kasih author bunga sama kopi.
Jangan lupa dikritik ya!!!
See You All.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
🥰tiniᴷ⃟²⁴𝕬𝖋⃟⃟⃟⃟🌺❁︎⃞⃟ʂ🕊
emang terkadang kenyataan itu mengakitkan🤧🤧
2021-11-27
0
ᴍ֟፝ᴀʜ ᴇ •
kok sedih banget ya🤧 kasian kamu rey
2021-10-22
1
Mamie Sekar (AsK)
mellow banget ceritanya 😭🤧
2021-10-07
1