Suasana malam yang disuguhi permainan cello dari Sekar, membuat para tamu yang memiliki pasangan memilih berdansa. Mereka menikmati dawai-dawai yang digesek dari permainan cello.
Pak Ansu yang berdiri di tepi kapal, memperhatikan ekspresi kedua anaknya.
El yang masih terpeson melihat kecantikan Sekar, sudah pasti menghiasi wajahnya penuh senyuman. Kali ini Raja sudah ditemani dengan 2 botol whisky di mejanya. Pak Ansu hanya tersenyum melihat setiap pergerakan dari kedua anaknya.
Akhirnya setelah memainkan 5 instrument lagu, Sekar mengucapkan terimakasih dan turun dari panggung. Di dekat panggung itu ada beberapa laki-laki yang memberikan kartu nama untuk Sekar. Sekar meraih satu per satu kartu nama itu dan berjabat tangan memberi hormat.
El mulai melangkahkan kakinya mendekati Sekar. Meraih tangan Sekar dan mengajak Sekar untuk menikmati makanan dan minuman.
“Kamu mau wine?” tanya El dengan terus menggenggam tangan Sekar. Sekar merasa risih dengan sikap El. Karena Sekar sudah tidak mau berurusan dengan El.
“Em… Bang, saya mau permisi ke toilet. Maaf ya,” kata Sekar sambil menarik tangannya dari El.
Pak Ansu yang melihat kejadian itu dari sudut kapal hanya bisa tertawa. Dari arah lain Pak Ansu melihat Raja menghadang Sekar. Tangan Raja terlihat mencengkram tangan Sekar cukup keras.
“Aw?! Sakit mas!” kata Sekar sambil memukul tangan Raja.
“Apa yang kamu lakukan dengan baju ini?” Raja menatap mata Sekar dengan kesal.
“Mas Raja, saya udah gak tertarik dengan bang El. Mau saya pakai baju atau gak pakai baju itu urusan saya. Mas Raja gak berhak ikut campur… Mending mas Raja fokus urusin kak Mona. Tolong lepas tangannya,” kata Sekar dengan ketus.
Raja mulai melepaskan cengkraman tangannya dari Sekar. Raja cukup heran dengan ucapan Sekar. Kalau Sekar tidak tertarik dengan El, apa mungkin saatnya baginya mengejar Sekar? Tapi bagaimana dengan Mona? Bagaimana kalau Mona sadar nantinya? Di dalam hatinya masih tersimpan nama Mona dan Mona. Tapi hasrat kelakiannya selalu bergejolak saat bersama Sekar. Tubuhnya menginginkan Sekar. Menginginkan tubuh Sekar seutuhnya menjadi miliknya. Di dalam pergelutan perasaannya itu, Raja memiliki sebuah ide gila untuk melancarkan hasratnya. Raja mengirim pesan ke Ben.
Raja
(Ben, beri kunci kamar paling atas untuk Sekar)
Pesan Raja itu cukup singkat. Tapi Ben yang membaca isi pesan Raja mulai menelan ludah berkali-kali. Ben sangat tidak tega melihat Sekar yang masih polos sudah diincar Raja. Ben menimbang-nimbang haruskah dia menuruti kemauan Raja atau menggagalkan aksi Raja itu? Secara ini sudah berhubungan dengan ‘kamar’. Sudah pasti akan ada adegan 21+disana.
Hm… Sekar tadi bilang usianya mau 23? Jadi… gak pa pa kali ya… Hihii. Mas Raja pasti akan transfer banyak bonus ke aku… Hahaa. Kasihan juga sih. Ku beri gak ku beri pun, mas Raja pasti akan menyeret perempuan itu kalau dia sudah ada maunya. Huft… Sorry Sekar. Aku gak mau dibuang ke laut sama mas Raja. Bisik Ben dalam batinnya.
Akhirnya setelah pesta selesai, Ben mendekati Sekar dengan membawa kontrak kerja dan kunci kamar deck paling atas. Sekar sangat bersemangat menandatangani surat kontrak kerja itu.
“Makasih ya kak Ben. Kan Ben baik banget mau ngasih kerjaan ke saya,” kata Sekar setelah menandatangani kontrak kerja. Padahal dalam hati Ben ada ribuan kata maaf yang sudah ingin dia ucapkan.
Selamat menempuh malam yang panjang Sekar. Saya masih butuh pekerjaan ini juga. Batin Ben dengan tatapan sedihnya.
“Sekar, ini kunci kamar mu dek. Kamar paling atas,” kata Ben sambil memberikan kunci ke Sekar. Sekar menerima kunci itu. Dia mendongakan kepalanya melihat deck paling atas.
“Kak, kita gak balik ke akomodasi ya?” tanya Sekar.
“Kita bermalam di kapal ini. Besok baru kita balik,” jawab Ben.
“Ow…”
“Ya udah, kamu sana ke kamar mu. Aku mau cus ke bang El. Dia tadi panggil aku. Daa…” Ben melambaikan tangannya meninggalkan Sekar.
Sekar mulai melangkahkan kakinya menaiki tangga untuk menuju deck paling atas. Sekar melepaskan high heelsnya agar lebih nyaman. Suasana di kapal sudah cukup sepi karena para tamu sudah masuk ke kamar mereka masing-masing. Hanya ada suara angin dan air laut yang di dengar Sekar.
Di deck paling atas itu hanya ada satu kamar. Kalau dilihat dari luar, ruangannya seperti luas dalamnya. Sekar mulai membuka kamar itu dengan kuncinya. Dia mulai masuk dan mengunci kamarnya.
Selama Sekar bekerja part time di Raja Phinisi, ini merupakan kamar paling mewah yang pernah dia lihat di kapal itu. Betapa beruntungnya Sekar memasuki kamar itu.
“Wauw… Kak Ben gak salah ngasih kamar kan? Mimpi apa aku dapat bermalam di kamar ini?” tanya Sekar penuh kekaguman.
Sekar melempar tubuhnya ke bed, merasakan betapa empuknya bed di kamar itu. Bola matanya memandangi setiap sudut ruangan. Klasik dengan sentuhan modern. Begitu kesan yang dirasakan Sekar.
Setelah bermanja-manja dengan bed empuknya, Sekar melepaskan gaunnya. Dia berjalan ke kamar mandi. Menyalakan air hangat untuk mengguyur badannya.
“Hu hu hu…” kata Sekar sambil mengelap tubuhnya setelah selesai mandi.
Sayup-sayup terdengar ada suara laki-laki di dalam kamarnya. Sekar segera mengaitkan handuknya dan membuka pintu kamar mandi untuk mengecek. Betapa kagetnya dia saat tangannya diraih oleh tangan kekar dan menariknya keluar dari kamar mandi.
“A…? Mas Raja?” Sekar memandangi mata Raja yang sudah merah. Bau alkohol sangat kuat dicium Sekar.
Raja membopong tubuh Sekar dan meletakan Sekar di bed. Sekar semakin bingung karena Raja sudah dalam posisi telanjangg tidak memakai apapun. Raja mulai naik ke bed dan menarik kaki Sekar.
“Mas Rajaa...!” Belum sempat Sekar protes. Mulutnya sudah dikunci dengan bibir Raja. Raja menciumi bibir Sekar dan memasukan lidahnya. Raja me*lum4t bibir Sekar dengan penuh nafsu dan emosi. Pikiran Raja teringat dengan setiap ekspresi laki-laki yang memandangi Sekar waktu main cello.
Cemburu… adalah rasa yang membakar hatinya saat ini. Raja seakan tidak memberi kesempatan untuk Sekar berbicara. Salah satu tangan Raja mencengkram erat kedua tangan Sekar. Sementara tangan yang satunya membuka handuk Sekar.
Tangan Raja mulai memainkan pucuk gunung kembar Sekar. Menarik dan menekan membuat Sekar menggeliyat. Raja meremas dengan keras berkali-kali. Air mata Sekar sudah mulai menetes merasakan permainan Raja. Pikiran Sekar sangat kacau saat ini. Hanya kata pelampiasan dan pelampiasan yang memenui otaknya. Bagaimana bisa laki-laki ini melakukan hubungan badan tanpa kata cinta atau sayang? Sudah pasti ini hanya pelampiasan saja.
Tubuh Sekar mulai menggigil saat jari Raja mulai memasuki bagian intimnya. Raja menusuk-nusuk dengan keras menggunakan 2 jarinya sampai Sekar tersentak kaget berkali-kali. Tapi bibirnya masih disumbat dengan bibir Raja.
Sekar bisa merasakan betapa kuatnya tenaga Raja mencengkram tangan dan menindih tubuhnya. Sekar berusaha memutar badannya agar jari Raja terlepas dari bagian intimnya. Tapi laki-laki itu justru memasukan 3 jari sekarang. Sekar hanya bisa menggeleng dan menutup rapat-rapat matanya. Air matanya semakin deras mengalir saat Raja berhasil memasukan kejantanannya. Raja mendorong dan mendorong badannya agar bisa merobek dan menembus batas kenikmatan duniawi.
Sekar menggelengkan kepalanya. Nafasnya terengah-engah karena Raja menghisap lidahnya berkali-kali. Seluruh badannya memanas gemetaran. Raja juga tidak henti-hentinya meremas kasar buuah dadanya Sekar. Raja semakin melakukan dengan brutal menghentakan dengan kasar. Raja mulai meremas kedua gundukan yang bergoyang itu.
“Aw! Ah! Ah… Hiks… Mas. U..dah… Aw!” Sekar berusaha memukul dada dan tangan Raja. Tapi Raja semakin meremas buuah dadanya dengan brutal. Raja mulai menggigit dan menghisap leher Sekar dengan ganas sampai Sekar menjerit.
“MAS RAJAAAA SAKITTTT! Aaa… Hu hu huu… Sakit… Ampun...! Udah!”
Nafsu Raja semakin menggelora menikmati jeritan Sekar. Raja menghentakan kejantanannya lagi lebih keras dan dalam sampai tubuh perempuan itu lemas. Sekar benar-benar sudah kehabisan tenaga menghadapi Raja. Semakin dia meronta, semakin Raja menghajarnya.
Raja melihat ada cipratan darah di perutnya. Senyum kemenangan mulai merekah dengan terus menghentakan tubuhnya ke bagian intimnya Sekar. Raja mulai memeluk tubuh Sekar dengan penyatuan yang belum terpisah. Raja merasakan betapa kenyalnya buuah dada itu menempel di dadanya. Setelah Raja merasa ada bagian hangat yang ingin keluar, Raja mulai menumpahkan cairann kentall warna putih di perut Sekar. Raja mulai meraih tissue dan membersihkan cairan tadi. Tubuh Sekar masih menggigil kaku. Tapi Raja membalikan tubuh perempuan itu untuk menungging.
*****
Semoga bukan hanya pelampiasan
Bersambung…
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Lilis Susilawati
aduuh hareudang thor 😂😂😂
2023-05-13
1
Itin
ih Raja.., kok gitu? 😡
2022-07-19
1
Catur Prasetyorini
astaga kok galang ma raja sma2 kasar ya
2022-06-08
1