Negeri ini sangatlah cantik. Hamparan air laut yang dipenuhi kunang-kunang air membuat suasana malam semakin romantis. Meski angin terus berdesir membelah bulu-bulu kulit, tapi aku menikmati disaat jari-jarinya menyentuh jari-jari ku. Apa aku sudah jatuh cinta? Cepat sekali aku menafsirkan perasaan cinta… Apa ini karena arti karakter nama ku… kata Google aku ini mudah jatuh cinta hihii. Tapi kalau itu benar, kenapa baru di usia ku yang akan menginjak angka 23 tahun jantungku mulai berdesir… terkesan lama sekali aku menemukan cinta! Ah, ya sudahlah… aku akan menikmati setiap rasa yang dirasakan oleh tubuhku. Setiap Rasa yang belum pernah kurasakan. Mungkin saja ini akan membantuku dalam merangkai kata di novelku. Batin Sekar dalam hatinya, sambil menikmati pemandangan punggung yang lapang sedang menuntunnya.
“Sudah berapa kali kamu ikut part time di sini?” tanya El sambil menarik tangan Sekar yang masih berjalan di belakangnya.
“Saya… Em… Baru 2x trip, pak. Trip pertama cuma 4 hari aja waktu itu ke Karimunjawa. Terus ini trip kedua saya,” jawab Sekar.
Mereka pun mulai menaiki tangga untuk menuju lantai deck atas. El menyuruh Sekar terlebih dahulu menaiki tangga. Menuntun Sekar agar menaiki tangga dengan hati-hati.
Mereka benar-benar menikmati suasana malam berdua. Tidak ada orang yang berada di deck atas. Hanya berdua… Berdua dengan dikelilingi indahnya lautan Raja Ampat yang berwarna biru berkelip-kelip dari kunang-kunang air.
“Kamu tadi mau ngomong apa?” tanya El setelah mereka berada di deck atas.
“Pak El tahu teman saya yang bernama Kasih? Yang nikah sama owner Luxus Company.”
“Ah, ya… Kenapa?”
“Saya akan dijemput besok pakai seaplane untuk menuju Marinda Airport Raja Ampat…”
“Oh, jadi kamu yang akan pergi sama adik saya?” tanya El membuat Sekar bingung.
“Adik? Jadi orang yang namanya Raja itu betulan ada ya pak?” tanya Sekar masih bingung.
Laki-laki yang berdiri tepat di sebelah kanan Sekar itu menatap mata Sekar dengan intens. Menelisik tajam mata Sekar.
“Kamu belum tahu tentang Raja…? Kamu mau dengar cerita saya?”
Sekar Point Of View
Saat pak El memandang ku dengan dua bola matanya itu, rasanya ingin ku meraba pipinya. Apa sih rasanya kalau telapak tanganku ini meraba pipi tampannya? Hm… Gusti… (Tuhan) Maha Karya mu sungguh luar biasa. Terimakasih sudah menguji kesabaran ku hampir 23 tahun untuk memandang wajah tampan orang di depanku ini. Rasanya ada sesuatu yang menggelitik aliran darah ku.
“Boleh… Cerita aja, pak. Saya suka mendengar orang bercerita,” jawabku.
Ceritakanlah apa yang mau diceritakan. Semakin panjang ceritamu… Semakin aku ingin tahu kenapa tubuhku ini ingin terus berdekatan denganmu… Semakin aku ingin tahu kenapa jantungku ini terus berdegup kencang sejak… Em… Sejak… Tidak!!! Tapi… Memang benar jantungku berdegup sejak orang asing tadi mencium bibirku. Sial! Kenapa perasaanku jadi terkecoh gini?!
“Raja itu adalah adik saya. Usia kami hanya berselisih 4 bulan.”
“Empat bulan? Maksudnya kalian kembar? Lahirannya mampet ya, pak?” tanyaku secara spontan.
“Hahaa! No… Gak seperti itu. Kami beda ibu. Ibu saya orang Medan. Ibunya Raja orang Jogja.”
Aku semakin tertarik mendengar cerita pak El. Laki-laki macam apa yang menghamili 2 perempuan dalam waktu yang hampir bersamaan.
“Ayah kami orang Sulawesi. Itu mengapa ayah kami meneruskan bisnis keluarga, kapal phinisi secara turun-temurun…”
Astaga astaga! Tangannya mulai menyentuh rambut ku, jari-jarinya menyentuh telinga ku. Dadanya sudah menempel di dadaku. Apa aku harus melangkah mundur?
“Jangan mundur-mundur. Sini saya pakaikan hair clip (Jepit rambut), biar gak terbang-terbang rambut mu,” kata pak El sambil memakaikan hair clip di rambutku. ”Saya tadi menemukan hair clip di ruang kerja. Mungkin milik Bento. Kamu pakai aja.”
“Terimakasih, pak. Mari dilanjut lagi ceritanya,” kataku untuk memusnahkan rasa canggung yang sudah menggelora. Huh!
“Hm… Ibu saya tidak tahu kalau saat ayah dan ibu saya memutuskan untuk berpisah, ibu saya sudah mengandung saya kurang lebih 2 bulan. Ibu saya bilang tidak ada tanda-tanda morning sicknes seperti kebanyakan wanita muda yang hamil.”
“Ow…” aku hanya mengangguk-angguk. Aku tidak paham hitungan orang hamil apalagi tanda-tanda morning sicknes. Karena aku belum pernah hamil. Melakukan itu saja aku belum pernah… jadi bagaimana aku bisa hamil… hehee.
“Ibu dan ayah saya hanya berpacaran waktu itu. Setelah mereka berpisah, Ayah saya menikahi wanita yang tidak lain adalah mamanya Raja. Keluarga besar ayah saya menerima kedatangan saya 10 tahun yang lalu setelah ibu saya meninggal.”
Aku bingung harus berbuat apa melihat wajah tampan itu terlihat sendu. Haruskah aku mengelus tangannya…? Atau menepuk-nepuk punggungnya? Tanganku ini selalu gemetaran kalau bersentuhan dengan laki-laki tampan. Huft…
“Saya turut berduka, pak. Untuk kepergian ibu pak El. Semoga beliau bahagia disana,” kataku sambil menepuk punggungnya. Yah, lebih baik menepuk punggung berlapis baju daripada tangan. Biar tidak skin to skin. Aku harus tetap menjaga tekanan darah ku. Supaya stabil tidak pingsan.
“Thank you, Sekar… Tapi kehadiran saya dianggap merusak rumah tangga ayah saya sampai mamanya Raja meninggal karena depresi... Adik saya bilang, kalau mamanya banyak pikiran. Dia menuduh ayah kami selingkuh dengan ibu saya. Padahal jelas-jelas saya lebih tua 4 bulan… Tapi mamanya Raja tetap tidak percaya. Dia bilang akta kelahiran saya dimanipulasi agar saya menjadi lebih tua. Padahal tidak ada cerita manipulasi seperti itu. Itulah mengapa saya dan Raja tidak akur sampai sekarang… Huft…”
Aku merasa iba mendengar ceritanya. Aku pikir jadi orang kaya itu enak. Ternyata mereka juga dipusingkan dengan masalah pribadinya. Ini membuatku lebih bersyukur. Aku tidak pernah mengalami penindasan atau dikucilkan dalam keluarga. Paling heboh cuma cibiran tetangga.
Cibiran tetangga di kompleks rumah ku bagai sambal berisi cabai rawit semua. ‘Kok dirumah aja sih? Gak punya kerjaan ya?’ … ‘Kapan nikahnya? Kok belum nikah-nikah?’ … Kurang lebih seperti itu. Bagiku itu sudah membuatku ingin melempar sandal jepit agar mereka tidak sok tahu tentang kehidupanku. Ternyata itu tidak seberapa kalau dibandingkan dengan hubungan pak El dan keluarganya. Aku masih beruntung. Mama, ayah dan kakak ku sangat menyayangiku. Paling heboh… aku cuma diguyur air kalau aku susah bangun tidur.
“Kurang ajar sekali adik bapak itu. Seharusnya dia tidak boleh seperti itu. Tidak boleh ikut menuduh yang tidak benar. Atau mau saya pukulin aja adik bapak itu? Hehee… Bercanda, pak,” kataku membuat pak El tersenyum.
“Hehee… Jangan. Lagi pula kalau adik saya dibandingkan dengan saya... tentang siapa yang lebih kurang ajar, saya merasa juga kurang ajar,” kata pak El yang kemudian mengusap lenganku. “Sebetulnya kami sedang perang dingin saat ini. Saya menjalin hubungan dengan pacarnya Raja.”
(WUUZZZZZ…) (WUUZZZZZ…) (WUUZZZZZ…)
Mukaku seperti diterpa angin kencang berkali-kali. Ternyata hatinya pak El sudah dimiliki orang lain. Perempuan seperti apakah dia yang mampu menaklukan hati pak El dan adiknya? Yang pasti bukan seperti aku. Hah! Harus kubuang jauh-jauh pikiranku untuk menjadi seperti Kasih, temanku itu. Mana mungkin aku bisa mendapatkan cinta seorang bos.
“Sudah berapa lama pak El menjalin hubungan dengan cewek beruntung itu? Enak ya jadi dia disukai pak El sama adik bapak. Hihii…” kataku dengan memasang senyuman lebar.
Sebetulnya ini adalah senyuman kegagalanku. Belum apa-apa sudah harus mundur pelan-pelan.
“Hmm… Itu nggak seperti yang kamu bayangkan… Perempuan itu sekarang sakit karena kami.”
Aku semakin bingung kenapa perempuan itu bisa sakit dicintai 2 orang. Apa ada penyakit overdosis cinta? Apa perempuan itu melakukan hubungan ah ah ah itu terlalu keras? Kata Kasih… pertama kali melakukan itu rasanya seperti terjun ke jurang. Mak jleb! Berhantaman dengan air tapi habis itu bikin menggigil. Huft… bulu kuduku jadi berdiri membayangkannya saja.
“Sakit apa pak?”
“Dia mengalami kecelakaan dengan kereta waktu di Bandung. Raja memergoki kami sedang berlibur bersama disana. Mona berusaha kabur dari kejaran Raja. Dia memacu mobil dengan kecepatan penuh tanpa memperhatikan rambu-rambu kereta. Akhirnya terjadilah kecelakaan itu… Saya sangat menyesal. Seharusnya saya yang menyetir mobil itu. Sekarang dia koma sudah 3 bulan lamanya.”
Aku tidak tahu apakah ini sebuah peluang untuk ku mendekati pak El atau tidak. Aku harap perempuan bernama Mona itu cepat sadar. Kasihan juga kalau terus-terusan koma. Seandainya aku bisa memenangkan hati pak El, Mona pasti kembali dengan orang yang bernama Raja. Secara Raja seperti tergila-gila dengan Mona. Kecemburuan Raja menyebabkan Mona kecelakaan. Yah… kecelakaan itu pasti tidak disengaja. Secara mana mungkin Raja mengendalikan laju kereta. Semua kereta kan milik pemerintah.
Otakku otakku… sadarlah kamu! Kenapa sih aku ini terus ingin mendapatkan pak El!?
*****
Bersambung…
Bagi…
like like like
Favourite Favourite Favourite
Bunga Kopi Bunga Kopi
Vote Vote Vote
Terimakasih
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Maryam Nim
Kasih X Sekar 1server y kalian😄😄😄
2022-03-14
2
Elis Konkon
kelahiran mampet karena kembar. sekar kocak banget sih. yang tabrakan bibir sama sekar Raja 🤭
2021-12-06
1
Yusee Justicia
Udah ngopi blm Thor hari ini... Aku kasih kopi ya biar tambah semangat...😘
2021-11-15
1