Malam semakin larut. Hanya keheningan yang ada di sekitar lorong kapal. Terkadang terdengar suara desahan-desahan dari dalam kamar. Yah, suara-suara yang sulit diartikan bagi Sekar.
Tapi setidaknya malam ini dia memiliki beberapa pengalaman baru. Pengalaman yang belum pernah dia rasakan sebelumnya.
Hihii… Happy nya aku berduaan sama pak El tadi. Dia bilang kalau kita ketemu lagi disuruh panggil bang… Abang El… Hihii. Masih muda lah… Dia bilang tadi usianya 29. Anggap aja aku udah 23. Jadi beda kita cuma 6 tahun… Gumam Sekar sambil berjalan menuju kamarnya.
Sesampainya di dalam kamar, Sekar menghamburkan pelukannya kepada Lia yang sudah tertidur. Lia pun terbangun karena keusilan temannya itu.
“Woi? Kenapa kamu Kar?” tanya Lia saat Sekar memeluk punggungg belakangnya.
“Hihii… Aku habis ketemu pak El,” jawab Sekar dengan senyum lebar yang berseringai.
“Terus…? Maksudnya…?” tanya Lia sedikit curiga dengan senyum tipis di sudut bibirnya.
“Ya kita ngobrol-ngobrol gitu mbak… Ganteng banget orangnya. Hihii…” kata Sekar sambil menyilangkan kedua tangan di dadanya. Membayangkan saat El memeluknya. Meskipun hanya pelampiasan rasa rindu El untuk Mona, tapi itu sudah membuat Sekar senang.
“Hm… hati-hati. Jangan main api. Diapain tadi kamu sama dia?” tanya Lia yang kemudian duduk di bednya.
“Gak diapa-apain kok. Cuma dipeluk aja. Dia kangen sama ceweknya, namanya Mona,” jawab Sekar dengan polos tanpa berbohong.
“Mona? Mona itu pacaranya mas Raja. Bukan bang El! Mona sama bang El itu selingkuh di belakannya mas Raja,” kata Lia menggebu-gebu karena tidak suka dengan cerita perselingkuhan.
“Loh? Kok mbak Lia panggil dia bang… abang El juga?”
“Emang kenapa? Orang kata dia biar awet muda. Raja sama El itu gak suka dipanggil pak. Jadi yang satu suka dipanggil abang, satunya dipanggil mas… Udah sana kamu ke bed kamu… Ngantuk aku. Lagian kamu besok harus bangun pagi kan buat naik seaplane sama mas Raja. Jangan telat kamu. Orangnya sadis. Kena buang nanti kamu ke laut kalau telat bangun,” kata Lia yang kemudian mendorong Sekar agar pindah ke bed sebelah.
“Iya ya… Kok mbak Lia tahu aku bakal naik seaplane besok sama dia?”
“Dia tadi nyariin kamu. Dia bilang aku juga diundang sama Kasih. Tapi dia gak kasih izin aku pergi. Ntar siapa yang akan masakin tamu disini kalau aku ikut pergi. Terus dia tanya… siapa itu anak part time bernama Sekar. Aku bilang temen aku,” kata Lia menjelaskan kronologinya. “Makannya kamu jangan telat bangun besok. Ntar aku kena marah kalau kamu telat bangun,” Lia kemudian mengibaskan selimutnya. Bersiap untuk tidur lagi.
“Hehee. Iya mbak. Bobok sana… jangan marah-marah. Sorry udah gangguin kamu tidur.”
Sekar Point Of View
Maafkan daku mbak Lia membangunkan mu. Habis otakku udah melayang-layang dapat pelukan bang El. Ditambah suruh manggil dia, bang... Eh ternyata bukan aku aja. Ternyata mbak Lia juga… Kurang asem bang El…
“Hm… Huft…”
Lepas bhranya dulu ah… biar nyaman boboknya. Sukanya aku kalau bobok gak pakai bhra. Kata mamaku ini bagus untuk memperlancar peredaran darah. Awalnya sih risih… Tapi lama-kelamaan justru jadi kebiasaan.
“Good nite mbak Lia. Bangunin aku kalau mbak Lia bangun duluan ya…” Ku harap mbak Lia mendengarkanku.
“Hm… Ya…”
Author Point Of View
Malam itu Sekar tertidur dengan nyenyak. Di dalam gelap mata yang terpejam, Sekar masih terbayang wajah El. Yah, wajah bosnya itu menghantarkan Sekar ke alam mimpi. Setiap kejadian bersama El hari ini, masuk ke alam mimpinya Sekar. Semua terasa indah. Sampai akhinya Sekar merasakan wajahnya basah.
Basah apa ini? Bukan mimpi basahkan? Aku kan perempuan. Basahnya juga di wajah… gumam Sekar yang masih setengah sadar dengan mata terpejam.
“SEKARRRR!”
“Hah? Apa? Apa mbak?” Sekar mulai terbangun. Sangat kaget mendengar suara teriakan Lia.
“Mas Raja udah di seaplane nungguin kamu!”
Sekar sangat panik mendengar ucapan Lia. Terlebih semalam Lia bilang kalau Raja itu tipe orang yang sadis. Sekar segera beranjak dari bednya dan menarik kopernya keluar kamar secepat kilat.
“Mati aku, mbak! Aku telat bangun. Kebanyakan mimpiin bang El. Mampuslah aku kena buang ke laut sama mas Raja,” kata Sekar dengan wajah kepanikannya.
Sekar berkomat-kamit sepanjang lorong kapal menuju bagian luar kapal. “Haduuuh… Semoga gajiku gak dipotong ya, mbak,” kata Sekar sambil meremas-remas lengan Lia di sebelahnya. Mereka berjalan tergopoh-gopoh menuju seaplane.
Suasana pagi pukul 05:00 yang masih sedikit petang, membuat Sekar hampir terpeleset saat akan melompat ke papan yang terapung di laut. Untung saja ada Raja yang menangkapnya.
“Hati-hati dek! Mas Raja titip Sekar ya!” kata Lia dengan suara kerasnya. Yah, memang harus mengencangkan suara, karena suara baling-baling seaplane sangat kasar di telinga.
Lia segera menurunkan koper Sekar. Lia melambaikan tangan kepada Sekar, begitupun sebaliknya. Ini akan menjadi pengalaman Sekar yang pertama menaiki seaplane.
Rasanya kok ngeri gini baling-balingnya udah mau nyangkut ke rambutku yang berterbangan. Gara-gara telat bangun aku lupa mengikat rambut… Damn…! Bhraku… Bhraku mana? Sial aku lupa pakai bhra! Gerutu Sekar sambil meraba dadanya.
Saat ini Sekar sedang memakai kaos yang berukuran besar. Tapi tetap tidak nyaman kalau harus berjalan tanpa bhra ke tempat umum.
Haduh… gimana ini… Masa aku lompat naik ke atas kapal lagi. Tinggi banget lagi tuh. Ini gimana pepayaku bergelantungan… ada mas Raja sama pak pilotnya… Ceroboh sekali sih aku ini pakai telat bangun! Hm!
Jarum jam sudah menunjukan pukul 05:17. Sekar tidak punya kesempatan untuk kembali ke kapal memakai bhranya. Terpaksa dia harus memegang kaos kedodorannya itu agar bisa menutupi bulatan kecil yang sedikit menyembul mendorong kain kaos.
Raja Point Of View
Jadi perempuan ini yang bernama Sekar. Perempuan yang mencium bibirku selain Mona. Lihat itu pakaiannya… Pasti belum mandi. Rambutnya berantakan sekali. Pasti telat bangun. Kalau bukan karena teman Lia pasti sudah kusemprot.
“Mas Raja, Kursi penumpang di seaplane baru saja rusak. Kursinya cuma 1. Mas Raja suruh karyawannya duduk di lantai seaplane aja!”
“No Worries! I’ll manage!” kata ku mendekat ke telinga pilot sebelum dia masuk ke seaplane kursi pengemudi. (Jangan Kuatir! Aku akan mengatur!)
Kasian juga kalau ku suruh Sekar duduk di lantai. Apalagi ini agak mendung. Pasti banyak goncangan karena gumpalan awan di langit. Nanti yang ada sampai sana dia ngadu ke ketemannya. Terus temannya ngadu ke suaminya si Galang. Bisa berantakan rencana kerjasama kalau itu terjadi.
Author Point Of View
Sekar tampak bingung saat masuk ke dalam seaplane. Kursi penumpang cuma satu dilihatnya. Sekar menyuruh Raja agar masuk terlebih dahulu.
Itu kaya wajah orang yang semalam cium bibir aku ya? Ternyata badannya kekar banget. Duh, kok jadi merinding gini sih lihat bulu-bulu di wajahnya itu. Kalau di novel-novel mengartikan hutan amazon itu di bagian anu perempuan, ini malah di bagian muka laki-laki. Hotttt kali si mas Raja! Pantas waktu ciuman semalam agak geli-geli gitu. Ternyata lebat sekali brewok dia. Melebihi suami si Kasih. Batin Sekar sambil memperhatikan Raja dari ujung kepala sampai ujung kaki.
*****
Sekar oh Sekar…
Untung hanya membatin…
Bersambung…
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
mbak mimin
😂😂😂😂😂sekar lucu, q bc lg novel ini stlh sekian lm ketemu lg
2024-10-23
0
Catur Prasetyorini
udh tau hrs bangun cpt mlh telat, jgn kn mandi, cuci muka aja jg kagak, ihhhh Sekar ceroboh jg jorok, smpe lupa g pake bra lagi 🤦
2022-06-06
1
Ristantyo Azmi
ngelawak Mulu si Sekar, bikin ngakak🤣🤣
2021-12-15
1