Bab 15.

Sebulan setelah kakek koma tidak sadarkan diri, kakek akhirnya bangun juga dan sudah bisa mencerna makanan lembut seperti bubur, dan nenek pun mulai tersenyum kecil seakan kebahagiaan yang dulu hilang telah kembali, nenek pun mau makan nasi bersama kakek.

Namun kebahagian nenek tak berlangsung lama hanya seminggu lamanya kakek sadarkan diri dan membuat nenek tersenyum, takdir berkata lain kakek pun meninggal dalam keadaan tersenyum dan sempat mengatakan sesuatu sebelum kepergiannya untuk selama-lamanya.

Kakek berpesan kepada seluruh anggota keluarganya yang memang sengaja di kumpulkan jadi satu di ruangan tempat kakek di rawat.

"Anak-anak maafin bapak, karena bapak belum sempat membahagiakan kalian dari kalian kecil hingga saat ini, gak bisa memberikan kedamaian di dalam keluarga, bahkan keluarga sempat pecah hanya karena rumah saja, tapi kedepannya bapak minta kalian yang akur ya! yang tua melindungin yang muda, yang muda menghormati yang tua, saling bantu jika di antara kalian ada yang kesusahan," nasihat kakek dengan suara pelan.

"Iya Pak kami akan selalu denger nasihat bapak, kapan dan dimanapun, kami akan selalu akur dan tidak akan bertengkar lagi, akan selalu membantu jika ada yang membutuhkan bantuan, bukan malah menjatuhkannga, " kata ayah.

Saat ayah berbicara semua terdiam tertunduk ada perasaan bersama dalam hati, itu penyesalan selalu dateng terlambat selalu ada di akhirnya, semua keluarga saling memaafkan di depan kakek saling berpelukan dan saling melepas dendam dan benci melupakan yang telah berlalu.

Karena kebetulan saat itu sedang bulan Ramadhan dan sebentar lagi lebaran. Setelah semua berbahagia saling memaafkan kakek menyuruh keluarga keluar dulu karena ia ingin istirahat dulu.

"Bapak seneng akhirnya bisa melihat pemandangan indah seperti ini satu keluarga bisa saling menyayangi, semoga kalian bisa terus menjaga kerukunan ini sampai saat tua nanti jadi bapa bisa tenang disana, yaudah bapak lelah. mau tidur dulu kalian, tunggu aja di luar! " pinta kakek sambil mengutarakan perasaannya saat itu seakan tahu bahwa waktunya tidak lama lagi.

Tanpa perasaan curiga akan sikap kakek semua keluarga keluar, kecuali nenek hanya nenek yang di minta untuk tinggal oleh kakek, nenek pun menuruti permintaan terakhir kakek, kakek pun memejamkan matanya sambil tersenyum puas ada perasaan lega dalam batinnya.

Lima jam kemudian saat sang nenek ingin membangunkan kakek karena sudah waktunya makan siang tepat terdengar suara adzan dari masjid di pinggir rumah sakit, saat itu baru ketahuan bahwa kakek telah meninggal dunia untuk selama-lamanya.

Seketika itu juga ruangan tempat di mana jasad sang kakek terbujur kaki pecah dengan suara tangis seluruh anggota keluarganya, nenek yang paling histeris karena harus kehilangan teman hidupnya selama puluhan tahun.

"Ibu yang sabar ya, kami juga kehilangan tapi ini udah takdir Allah mungkin dengan begini bapak akan lebih bahagia di alam sana, " ayah berusaha menghibur nenek walau dirinya pun saat itu sedang berduka.

Singkat cerita.

Setelah kepergian kakek, rumah terasa sepi hawa dingin menyelimuti begitu terasa banget jika ada salah satu keluarga yang meninggal, nenek masih hanyut dalam kesedihan membuat nafsu makannya, berkurang semangat hidupnya pun berkurang seakan tujuannya untuk hidup sudah tidak ada lagi.

Nenek jarang makan, lebih sering puasa dan ini awal muka penyebab nenek jadi sering sakit-sakitan mulu, dan harus keluar masuk rumah sakit, kambing-kambing yang sudah lama di rawat alhmarhum kakek satu persatu di jual, karena saat itu ayah juga baru merintis usahanya dan mulai maju berkembang dari sebelumnya.

Nenek menyuruh menjual kambingnya kalo untuk biaya berobat nenek, hari makin hari kesehatan nenek makin menurun dan ada masanya di mana sang nenek benar-benar terpuruk dan sakit parah bahkan sudah tidak bisa kemana-mana ibu dan ayah yang saat itu selalu rajin merawat dan menjaga, nenek mengurusin segala ke butuhannya.

Hingga sehari sebelum lebaran nenek menghembusksn napas terakhirnya, tepat di hari setahun kakek meninggal nenek pun meninggal di saat yang sama, seakan sedang menunggu kakek menjemputnya.

Keluarga kembali berduka Nadia yang paling terluka dan kehilangan nenek, karena selain ayah nenek lah orang kedua yang dekat sama Nadia. Dan saat itu mereka di rumah warisan orang tuanya hanya tinggal berempat saja, tanpa ada kakek dan nenek.

Sejak saat itu usaha, ayah semakin lancar dan sukses hingga akhirnya bisa merenovasj rumahnya dan juga membeli mobil.

****

Nadia sudah selesai menulis cerita miliknya dan segera memberikan ke pak Heru, saat pak Heru menyuruh Nadia, membacakannya di depan kelas di depan seluruh temannya Nadia, menolak sambil memberikan alasan yang membuat pak Hati pun tanpa sengaja menitikkan air matanya.

"Nadia, selesai pertama ya? silakan berdiri di depan dan membacakannya, Nak! " perintah pak Heru.

"Maaf Pak! saya minta maaf sebelumnya karena sudah tidak sopan, tapi boleh gak pak jika saya, tidak membacanya kan yang penting saya sudah menuliskannya sesuai perintah pak Guru, " tolak Nadia halus.

"Kenapa emangnya? " tanya pak Heru lagi.

Nadia menjelaskan isi dari ceritanya, dan ia pun menangis membuat pak Heru merasa bersalah, dan memutuskan untuk tidak memaksa Nadia lagi, Nadia pun kembali ke tempat duduknya.

Satu persatu murid yang lain maju dan menceritakan isi tulisannya hingga waktu berlalu begitu cepat tak terasa sudah pukul 09.00 wib bell tanda pelajaran pertama telah usai.

"Oke anak-anak waktu pelajaran telah selesai silakan rapikan buku dan pensil kalian pelajaran hari ini telah selesai sampai sini, kita lanjut besok lagi ya! " perintah pak Heru.

"Loh pak, ini kan bell istirahat kenapa di suruh pulang? " tanya Nadia heran.

"Oh iya, maaf sebelumnya bapak lupa memberi tahu kalo hari ini kita pulang cepet karena semua guru akan ada rapat untuk pelajaran tahun baru ini, " jawab pak Heru.

"Asyiikk pulang cepett yeahh!! " seru anak murid serempak.

Murid pun langsung merapikan buku tulisnya dan Nadia kembali mempimpin doa sesudah belajar dan kemudian di ikuti oleh teman-temannya setelah berdoa selesai satu persatu murid maju kedepan dengan tertib dan bergantian salim ke pak Heru dan pamit pulang.

"Ibu belum datang jemput apa aku sebaiknya tunggu kakak dulu deh, tadi juga udah janji begitu sama kakak, " Kasih bermonolog sendiri menunggu di depan kelasnya.

Saat Kasih tengah duduk di teras depan kelasnya menunggu sang kakak keluar kelas ada seorang anak laki-laki datang menganggunya membuat ia terjatuh dari tempatnya duduk.

Bruk!!

"Aduhh, akh sakitt!! " teriak Kasih jatuh menahan sakit karena kakinya terluka.

"Bhahahaha... emang enak jatuh sukurinn! " umpat anak laki-laki tadi bukannya membantu malah menertawakan.

"Ihh jahat banget sihh, kamu emangnya aku punya salah apa sama kamu kok kamu dorong aku sihh, sampai aku terjatuh lihat nih kakiku sampai luka, " tanya Kasih kesal.

Anak tersebut tak menjawab malah pergi meninggalkan Kasih, tapi sebelum ia pergi ia melakukan mejahilan lagi ke Kasih ia melempar Kasih dengan batu kecil dan mengenai dahi Kasih dan membuat luka baru, Kasih kesakitan dan menangis.

Terpopuler

Comments

❤️⃟Wᵃfᴍ᭄ꦿⁱˢˢᴤᷭʜͧɜͤіͤιιᷠа ツ

❤️⃟Wᵃfᴍ᭄ꦿⁱˢˢᴤᷭʜͧɜͤіͤιιᷠа ツ

semngat up bunda 😘😘

2021-06-05

2

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!