Bab 9.

Setelah Nadia dan Kasih sampai Rumah mereka segera masuk dan hanya ada Nadia dan Kasih berdua tanpa ada ayah dan ibu karena biasanya ayah dan ibu pulangnya nanti malam dari warung.

"Alhamdulilah akhirnya sampai juga rumah, yuk dek turun kakak mau langsung masukin sepedanya ke dalam sudah sore!" Kata Nadia turun dari sepedanya.

"Alhamdulilah akhirnya sampai juga dengan selamat, iya kak aku turun makasih ya kak udah ijinin aku pulang bareng sama kakak!" uncap Kasih juga turun dari sepeda.

"Iya sama-sama lagian kamu ini kaya sama siapa aja, udah seharusnya lah kakak ajak kamu, kamu kan adik kakak yaudah yuk masuk sudah sore!" ajak Nadia lalu mengeluarkan kunci cadangan yang memang di berikan kepadanya oleh ibu.

"Assalamualaikum!" salam Nadia begitu buka pintu dan masuk ke dalam.

Karena katanya biarpun rumah kita kosong dan tidak ada siapapun kita harus tetep menguncapkan salam ketika masuk ke dalam entah apa alasan itulah yang di pesan oleh setiap orang tua kepada anaknya dan semoga kita selalu dalam lindungannya amin.

Kasih pun mengikuti kakaknya masuk rumah dan tak lupa juga menguncapkan salam terlebih dahulu karena itu yang selalu di pesan ibu.

Ketika di dalam Nadia dan Kasih segera berganti baju, karena sudah terbiasa di tinggal oleh orang tuanya sedari kecil berduaan di rumah, ketika ayah dan ibu berkerja untuk masa depannya.

Nadia juga sudah di biasakan dan di ajarkan untuk mengurus adiknya membantu ibu, karena kelak ketika ibu tidak lagi bisa mengurus dan menjaga kedua putrinya setidaknya Nadia bisa di percaya meneruskan tugas ibu.

"Kak aku mau belajar dulu ya, mau ambil buku dulu," kata Nadia masuk ke kamar.

"Iya kakak juga mau belajar, ada tugas juga dari sekolah suruh bikin cerita tentang liburan kemarin." balas Nadia juga masuk kamar.

Di dalam kamar anak.

Nadia dan Kasih memang masing tidur sekamar tapi sudah beda tempat tidur dulu mereka tidur berdua dalam satu ranjang sekarang tidak karena ibu sudah mampu untuk membeli kasur baru.

Kalo untuk kamarnya memang sengaja di biarkan berdua dulu, walau sebenarnya ada kamar kosong satu lagi tapi hanya di gunakan untuk ruangan sholat dulu, ibu sengaja ingin membiarkan dua kakak beradik ini untuk saling menyayangi dan saling menjaga satu sama lain.

"Kak! aku mau tanya boleh gak?" tanya Kasih meminta ijin.

"Hmm tanya apa?! ya boleh aja sih kalo mau tanya?!" jawab Nadia penasaran.

"Kenapa sih tadi pagi kakak saat pulang sekolah gak mau di jemput ibu? padahal kan niat ibu baik ingin menjaga dan melihat kita selamet?" tanya Kasih.

"Gak kenapa-napa sih, cuma kakak kan udah besar masa iya mau di anterin mulu terus di tambah ibu pasti lelah lah dari kakak kecil nganterin sekolah mulu," jawab Nadia.

"Iya sih ya, alasan kakak mungkin baik niatnta tapi!! kakak tahu gak tadi ibu di marahin ayah loh!" kata Kasih memberitahu.

Nadia yang sedang membuka-buka bukunya jadi berhenti sejenak karena mendengar uncapan Kasih dan membuatnya terkejut.

"Hah!! Kok bisa! kenapa ibu sampe di marahin ayah masalahnya apa!?" tanya Nadia kaget.

"Ya bisa lah, masalahnya karena kakak gak mau di jemput ibu, ayah mengira kalo ibu yang tidak mau jemput dan tidak perduli sama kakak jadi ayah marah dan berdebat sama ibu," jawab Kasih bercerita.

"Lohh emangnya ibu gak bilang sama ayah kalo aku yang minta ibu buat jangan jemput, harusnya bilang jadi kan ayah bisa ngerti dan gak sampe marahin ibu!" kata Nadia merasa bersalah.

"Ibu sudah bilang, tapi ayah tidak percaya malah meminta kunci motor ibu dan pergi menjemput kakak, aku juga udah bilang hal yang sama buat belain ibu, tapi gitu deh ayah tetep gak percaya!" uncap Kasih.

Pembicaraan sempat terhenti sejenak karena Nadia diam tak merespon uncapan adiknya entah apa yang saat ini Nadia tengah pikirkan mungkin sedang membayangkan keadaan dan perasaan ibu ketika di marahin ayah tadi.

"Kak... kakak! ehh kok malah benggong sih!!" panggil Kasih menyenggol tangan Nadia.

"Ehh... i-iya dek! kenapa bikin kakak kaget aja?" tanya Nadia sadar.

"Kakak dengerin aku cerita gak sih? kok di ajak bicara diem aja malah ngelamun?" tanya Kasih kesal.

"Hehe maaf! iya kakak denger kok cuma kakak jadi merasa bersalah aja sama ibu gara-gara kakak ibu jadi di marahin deh!" Jawab Nadia menyesal.

Walaupun sikap Nadia terhadap ibu berbeda dengan sikapnya kepada ayah, tapi biar bagaimana pun ibu tetaplah ibu kandungnya Nadia, ibu yang telah melahirkan Nadia sebelum Kasih jadi Nadia yang lebih tahu bagaimana perjuangan ibu saat Nadia lahir dulu.

Perasaan sedih dan sakit hati bila ibu tersakiti sudah pasti ada cuma Nadia lebih berat untuk mengungkapkannya, berbeda dengan Kasih yang begitu lepas dan terbuka dengan apa yang ingin dan tak ingin dia utarakan.

Nadia lebih dekat dengan ayahnya lebih terbuka dengan ayahnya, segala sesuatu yang Nadia ingin selalu ayah yang tahu terlebih dulu, sedangkan ibu akan tahu ketika ayah yang menyampaikannya.

*****

Di tempat Warung bakso.

Ibu sedang duduk di bangku sambil menghadao ke arah jalan sambil melihat-lihat sekeliling seakan sedang menantikan kedatangan seseorang, iya memang ibu sedang menunggu pelangan datang sekalugus sedang menunggu kedatangan kedua putrinta berharap Nadia juga ikut hadir.

Tapi sudah setengah jam ibu menunggu di warung yang di nantikannya tidak juga kunjung datang, kalo biasanya Nadia selalu datang walau hanya sekedar mengantarkan adiknya ke warung, jarang Nadia membantu ibu ketika ibu sibuk di warung untuk melayani pembeli Nadia lebih memilih untuk pulang kerumah dan belajar.

Tapi sekarang Kasih juga tidak datang ke warung ini membuat ibu sangat khawatir sekali karena ini baru pertama kalinya Kasih telat pulang sekolah, ibu jadi gelisah tak menentu ingin mertanya tapi sama siapa? mau telepon juga gak bisa karena kedua putrinya ibu memang belum di pegangin hape.

"Ya Allah kenapa sampai jam segini putri saya belum juga pulang? dimana mereka ya Allah, kalo ini Nadia pasti saya yakin dia sudah sampai rumah tapi Kasih ini pertama kalinya Kasih begini padahal sebelumnya selalu bersama Nadia, lindungin kedua putri saya ini Ya Allah semoga di mana pun mereka berada tetap dalam lindunganmu, aminn!!" Doa ibu di dalam rasa cemasnya.

Ibu terus saja gelisah tak sabar menunggu ayah pulang jualan karena ibu berniat begitu ayah pulang jualan ibu akan segera pulang kerumah untuk mencari kedua putrinya semoga dalam keadaan baik-baik saja.

TERIMA KASIH SUDAH MAU MAMPIR, SELAMAT MEMBACA MOHON MAAF JIKA ADA PENULISAN KATA DAN HURUF JUGA ALUR CERITA YANG TIDAK BAGUS SEMOGA SAJA KALIAN TETAP MENDUKUNG KARYA INI SAMPAI AKHIR

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!