Nadia dan Kasih duduk manis di bangku meja makan mereka menunggu ibu yang masih menyiapkan lauk pauknya yang belum keluar semua Nadia membantu ibu untuk mengambilkan sendoknya.
"Ehh putri ibu udah keluar kamar ternyata kirain belum, ini susunya di minum dulu supaya seger dan kalian tambah pinter belajar ya! " kata ibu memberikan susu yang ia bawa.
"Iya makasih bu," uncap Nadia dan Kasih bersamaan dan meminum susunya.
Sementara Nadia dan Kasih masih sibuk meminum susunya ibu menyiapkan sarapan untuk mereka berdua, menu sarapan hari ini adalah nasi goreng campur telor ceplok.
"Nah ini ayo sarapan dulu udah siang takutnya telat sekolahnya, oh iya tugas sekolah sudah di cek kembali kan semua sudah di bawa? " tanya ibu.
"Sudah kok bu, semua sudah siap di tasnya tinggal berangkat aja," jawab Nadia.
"Yaudah sukur deh ibu lega dengernya, ayo cepet di makan nasinya takut telat nanti kalian! " perintah ibu.
"Baik bu! ibu sendiri kenapa tidak ikut sarapan sama kami?" tanya Kasih.
"Sebentar ibu mau nyiapin sarapan dulu buat ayah, karena ayah pulangnya langsung ke warung bukan ke rumah dulu, " jawab ibu.
Setelah puas dengan jawaban ibu dan tidak bertanya lagi Nadia dan Kasih segera menyantap makanannya yang sudah di siapkan oleh ibu, mereka berdoa dulu sebelum makan agar makanan menguncap sukur atas rejeki yang mereka dapat hari ini.
Setelah selesai sarapan Nadia dan Kasih segera memakai sepatu dan bersiap untuk berangkat kesekolah karena hari sudah mulai siang kali ini mereka berangkat hanya berdua tanpa di antar ibu, dengan mengendarai sepeda Nadia Kasih kembali di bonceng Nadia.
"Bu Kami udah selesai sarapan, dan mau segera berangkat kesekolah kami pamit ya bu!" Kata Nadia pamit ke ibunya.
"Kalian yakin nih mau kesekolah hanya berdua saja! gak mau di anter ibu dulu?" tanya ibu.
"Iya bu yakin, kan udah Nadia bilang kita sudah besar masa mau di anterin mulu, lagian ibu juga kan sibuk harus anter makanan ke ayah, jadi percaya sama Nadia," jawab Nadia menjelaskan.
Ibu diem sejenak berpikir sebentar masih ada perasaan ragu dalam hatinya untuk melepas mereka berdua tanpa pengawasan orang dewasa, kalo hanya Nadia sendiri mungkin ia bisa jaga diri, tapi ini ada Kasih juga akan kah Nadia sanggup menjaga adiknya? tapi ibu harus meberikan kepercayaan kepada kedua putrinya untuk menjadi anak yang mandiri.
"Bu kok malah diem aja sih jawab dong? kalo gini aku dan Kasih bisa telat nih!" panggil Nadia meminta ijin sekali lagi.
"Ehh, hmm... iya deh kali ini ibu ijinin kamu berangkat berdua sama adek ya, tapi janji sama ibu harus hati-hati saat sedang di jalan dan jika ada orang yang tidak di kenal mengajak pergi bareng jangan mau ya! pokonya harus jagain adiknya jangan sampe terpisah kalo Nadia gagal jagain adek kedepannya Nadia harus Terima dan mau jika ibu yang nganterin ke sekolah, tidak boleh nolak!" pesan ibu menasehati.
"Baik bu! Nadia janji akan jagain Kasih sebaik mungkin dan kalo Nadia gagal jagain adek Nadia bakalan Terima jika ibu yang anter jemput Kami, yaudah bu boleh kami berangkat sekarang?" Nadia berjanji akan berusaha menjadi kakak yang baik yang selalu melindungi adiknya.
"Ya silakan berangkat hati-hati jika Nanti ibu tidak sibuk nanti ibu jemput Kasih pulangnya," kata ibu.
"Iya bu, Kasih akan nungguin ibu dateng jemput," uncap Kasih.
Setelah mendengarkan nasihat dari ibu dan berjanji akan selalu berhati-hati dengan orang asing mereka kedua putri ibu pamit mencium punggung tangan ibu lalu berangkat kesekolah, ibu mengikuti untuk mengantar sampai depan pintu mengawasi sampai bayangan anaknya tidak terlihat lagi.
"Hati-Hati sayang di jalan semoga perlindungan Allah selalu menyertai kalian berdua sebenarnya ibu tidak tega membiarkan kalian berduaan, entah kenapa perasaan ibu sangat tidak enak hari ini, semoga saja tidak terjadi apa-apa sama kalian, aminn!!" Doa ibu ketika kedua putrinya hilang dari pandangan matanya.
Ibu masuk kedalam dan kembali melanjutkan kegiatannya yaitu bersiap untuk berangkat kewarung. membawa sarapan untuk ayah dan akan membantunya disana, perasaan ibu masih tidak karuan entah ada firasat apa ini kok begitu menyiksa hatinya seakan tidak rela melepaskan kedua putrinya berangkat berduaan kesekolah.
Tapi ibu selalu beranggapan baik dan mencoba membawanya untuk tenang seakan tidak ada apa-apa, insting dan perasaan seorang ibu memang biasanya aja yang benar dan ada juga yang tidak, kadang hanya karena perasaan khawatir yang berlebihan.
"Hmm semoga mereka baik-baik saja, lindungi kedua putri saya ya Allah semoga tidak terjadi suatu hal yang tidak di inginkan, amin." Doa ibu.
Ibu sudah siap untuk berangkat kewarung membawa bekal untuk ayah setelah mengunci semua pintu rumahnya ibu menyalakan. mesin motornya dan segera mengendarai motornya dengan hati-hati menuju tempat ayah.
*****
Di tempat lain
Nadia masih mengoes sepedanya menuju sekolah sambil membonceng adiknya di belakang sebentar lagi mereka sampai kesekolah kok, tidak jauh lagi kira-kira sekitar 4 menit lagi sampai.
"Kak! kalo kakak cape mengayuh sepedanya Kasih turun aja disini lanjut dengan jalan kaki aja, udah deket ini kok! " pinta Kasih merasa kasihan melihat kakaknya.
"Tidak apa-apa dek, sedikit lagi kakak harus nepati janji ke ibu kalo kakak akan selalu bersama kamu sampai sekolahan, kakak gak mau kalo sampai harus di anterin lagi," uncap Nadia yakin.
"Tapi kan Kakak udah cape pasti karena keberatan boncengin aku!" ujar Kasih iba.
"Udah diem aja, percaya sama kakak ya!" Nadia terus berusaha walau lelah.
Setelah terus berusaha dan pantang menyerah akhirnya mereka kakak beradik sampai juga di sekolahan, Di gerbang sekolah baru Nadia, memperbolehkan adiknya turun dan menyuruhnya terus berasa di sampingnya jangan sampai pisah.
"Alhamdulilah akhirnya sampai juga di sekolah, nah disini kamu baru boleh turun Kasih, tapi jangan jauh-jauh dari kakak ya! tetep ada di samping!" pesan Nadia.
Kasih turun dari sepeda dan mengiyakan pesan kakaknya iya membantu kakaknya mendorong sepeda sampai masuk kedalam halaman sekolah, Nadia memarkir sepedanya di depan kelas tidak lupa menggunci sepedanya agar tetap aman ketika di tinggal Nadia belajar di dalam kelas.
Habis memastikan sepedanya telah terkunci dengan aman Nadia mengantar adiknya sampai masuk ke kelas nya yaitu kelas satu karena sebentar lagi bel masuk akan berbunyi.
"Dah sana kamu masuk kedalam belajar yang rajin ya, inget kalo Nanti ibu tidak dateng jemput Kamu harus tunggu kakak di depan kelas ya jangan pergi kemana-mana!" pesan Nadia.
"Iya kak, Kasih ngerti kok," uncap Kasih.
Nadia tersenyum kearah Kasih dan berlalu menuju ke kelasnya yang berjarak dua kelas dengan kelasnya Kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
syafridawati
aq nyicil bacanys tapi terus srmangat
2021-07-26
0
❤️⃟Wᵃfᴍ᭄ꦿⁱˢˢᴤᷭʜͧɜͤіͤιιᷠа ツ
smngat up bunda
2021-06-04
4
StrawCakes🍰
lanjut bun 👍🏻
2021-06-04
2