Mario sudah duduk dengan wajah dingin di meja makan, saat Gloria dan asisten Aris tiba disitu. Mereka berdua pun segera membungkukkan badannya “Maafkan kami tuan” ucap mereka berdua bersamaan.
Asisten Aris sedikit mengerutkan keningnya melihat tuannya duduk di ruang makan itu, pasalnya sang tuan muda jarang sekali mau makan di ruangan itu , kecuali ada jamuan bersama keluarga intinya saja.
Biasanya Mario selalu makan bersama Aris di ruang kerjanya, karena mereka sering lupa waktu jika sudah bekerja, sehingga pelayan akan segera mengantar makanan masuk ke dalam ruang kerja saja sekaligus mengingatkan mereka waktu makannya.
Apalagi sampai mau menunggu di meja makan, tidak pernah sama sekali, karena biasanya dia adalah peserta terakhir yang akan bergabung di meja makan setelah semua sudah hadir disana.
“Ah, sepertinya aku harus mulai membiasakan diri dengan semua perubahan ini” bisik asisten Aris dalam hati.
“Duduklah” ucap Mario dingin.
Asisten Aris duduk disebelah kanan Mario dengan jarak dua kursi dari Mario, dan Gloria juga mengambil tempat didekat asisten Aris.
“Hemmm...” Mario menggumam seakan mengingatkan sesuatu.
Asisten Aris tersadar dan menekan alatnya seraya bergumam pelan dan Gloria mendengar suara asisten Aris “Ambil posisi di samping kiri dekat tuan Mario, dan segera layani tuan makan” ucap asisten Aris.
Gloria sempat tertegun, namun segera berdiri dan berjalan ke samping kiri Mario.
“Apa yang ingin tuan makan” ucap Gloria berusaha berbicara selembut mungkin.
“Ambillah apa saja yang menurutmu baik untukku Glo” sahut Mario dengan senyum manis pada Gloria. Sesaat Gloria tertegun kembali dengan senyum itu, namun segera dia menyadarkan dirinya, Gloria mengerutkan keningnya dan menatap berbagai hidangan di atas meja makan itu. Gloria melirik asisten Aris seakan meminta bantuan atau sedikit petunjuk namun harapannya sia-sia karena ucapan Mario.
“Jangan membantunya Ris” ucap Mario dingin.
Dan asisten Aris hanya bisa menundukkan kepalanya tanpa berani melihat ke arah Gloria. Gloria pasrah dan mengambil beberapa jenis makanan yang ada diatas meja itu lalu meletakkannya di hadapan Mario.
“Ternyata kamu sudah tahu seleraku Glo, walaupun ini terlalu banyak untukku, tapi karena ini sajian pertamamu untukku aku akan menghabiskannya” kekeh Mario.
Uhuk .... uhuk .... uhuk
Asisten Aris terbatuk mendengar ucapan Mario yang terdengan seperti gombalan tak masuk akal, padahal dia sangat tahu, makanan yang Gloria ambil bukanlah makanan favorite Mario.
Mario dan Gloria bersamaan menatap asisten Aris dengan kening berkerut, “Ada apa Ris, kamu bahkan belum makan, kenapa sampai batuk” tanya Mario.
“Ah tidak apa-apa tuan, tenggorokanku hanya terasa sedikit gatal” jawab Aris seraya mengambil air putih dan meminumnya hingga tandas.
“Ya sudah kalau begitun lanjutkan makanmu” ucap Mario, ”Duduklah Glo dan ambillah makanan yang kamu suka, jangan sungkan” lanjutnya lagi sambil menatap Gloria yang masih berdiri disisinya.
Mario sungguh menikmati desiran lembut dalam hatinya saat Gloria mulai melayaninya. Mario sangat menyadari apa yang dia rasakan, dan dia sama sekali tak ingin menyangkalnya. Mario sangat sadar kalau dia sudah jatuh hati pada Gloria sejak pertemuan pertama mereka, dan rasa itu semakin tumbuh subur saat dia mengetahui lebih dalam kehidupan Gloria.
Hal itu pulalah yang menyebabkan Mario memaksa Gloria menerima kontrak kerja yang dibuatnya, karena dia sungguh tidak bisa membiarkan Gloria dicaci maki lagi oleh Adrian. Mario sungguh tak rela jika wanita yang sanggup membuatnya merasakan desiran indah di hatinya ini terluka dan bersedih.
Dia ingin melindungi Gloria, dia ingin menjadikan dirinya sebagai satu-satunya lelaki tempat Gloria bersandar dan berbagi suka dan duka.
Tetapi Mario tak ingin terburu-buru menyatakan isi hatinya pada Gloria, karena diapun tahu kalau Gloria sama sekali belum mengenal dirinya. Dan dia sangat yakin, jia dia menyatakan isi hatinya saat ini, tanpa pikir panjang Gloria pasti menolaknya, karena Gloria memang sangat berbeda dari wanita lainnya.
Terbukti saat diberikan kontrak kerja yang bisa membuat wanita lain bersorak kegirangan, Gloria justru menangis.
Hal ini justru lebih menguatkan keinginan Mario untuk menambatkan hatinya pada Gloria. Dan dia akan berusaha membuat Gloria membalas perasaannya tanpa paksaan apapun. Dia sungguh menginginkan Gloria menjadi pendamping hidupnya tanpa alasan apapun, kecuali karena wanita itu benar-benar mencintainya juga.
Gloria segera mengambil tempat duduk sebelah kiri Mario, dan mulai mengambil makanannya, setelah sejenak berdoa, Gloria langsung menyantap makanannya. Dia tidak menyadari dua pasang mata yang menatapnya dengan intens.
Yah, Mario dan asisten Aris cukup takjub melihat Gloria berdoa sebelum makan, karena mereka sama sekali tidak pernah melakukannya.
Setelah selesai makan siang ketiganya berkumpul di ruang keluarga, Gloria yang semula akan duduk di dekat asisten Aris segera berdiri saat melihat Mario menatapnya tajam.
Dengan ragu-ragu dia melangkah dan menghampiri Mario, dan setelah Mario duduk, Gloria pun mengambil tempat di samping Mario. Mario menatap Gloria dan menganggukkan kepalanya sedikit seraya memberikan senyuman memabukkan untuk Gloria, seakan mengatakan bahwa seperti itulah Gloria seharusnya.
Gloria hanya bisa tersenyum manis dan menundukkan kepalanya dengan wajah yang kembali merona karena melihat senyum Mario. Mario mengambil dompetnya dan menyerahkan salah satu dari beberapa black card di dalam dompetnya ke Gloria.
“Gunakan ini untuk semua keperluanmu, termasuk gajimu bisa kamu ambil lebih dulu untuk beberapa bulan kedepan, aku tidak suka kamu berhemat Glo” ucapnya seraya menyerahkan black card itu untuk Gloria.
Mario memang berharap Gloria segera melunasi hutangnya kepada keluarga Wijaya, tapi dia tidak mau mengucapkannya. Karena Mario yakin, Gloria tidak tahu jika Mario sudah mengetahui masalah hutangnya dan dia pasti akan menolak jika Mario menawarkan untuk mebayar hutangnya.
Gloria tertegun menerima kartu itu, Gloria tau kartu itu tidak memiliki batasan limit, kartu yang hanya dimiliki oleh para sultan. Dan sekarang kartu itu disodorkan padanya, sungguh hal yang sangat mengejutkan untuknya.
“Tidak tuan, aku tidak bisa menerima ini, kurasa semua kebutuhanku sudah tersedia disini, dan masalah gajiku bukankah bisa ditransfer saja tiap bulan ke rekeningku tuan, mohon maafkan aku tuan, aku tidak bisa menerimanya” sahut Gloria lembut.
Mario dan asisten Aris sudah tahu kalau Gloria akan menolak kartu itu, jadi mereka tidak terkejut lagi, “Aku tidak menerima penolakan Glo, dan apakah kamu ingat isi kontrakmu” ucap Mario.
Gloria menelan salivanya, “Yah sudahlah, biar saja kuterima daripada membuat masalah lagi, tapi tak akan aku gunakan, kecuali untuk mengambil gajiku” ucapnya dalam hati seraya menerima kartu itu.
“Dan setiap hari kamu harus menggunakannya Glo, jika kamu tidak menggunakannya sama saja kamu menghinaku” ucap Mario seakan tahu apa yang ada dalam pikiran Gloria.
“Ba-baik tuan” sahut Gloria yang terkejut karena Mario tahu apa yang sedang dipikirkannya.
“Sekarang pergilah beristirahat dulu Glo, karena aku dan asisten Aris akan bekerja, nanti sore aku sendiri yang akan mengantarmu berkeliling mansion ini” ucap Mario yang membuat asisten Aris dan Gloria terkejut.
Tapi asisten Aris segera menenangkan dirinya, dia paham pasti tuannya ini sudah mulai posesif pada Gloria karena kejadian di kamar Gloria tadi.
Gloria yang belum mengerti merasa tidak nyaman,”Tuan, maaf kalau untuk mengantar saya biarkan tuan Aris saja tuan, jangan sampai merepotkan anda” ucapnya ragu.
Asisten Aris terkejut mendengar penolakan Gloria, dia menggelengkan kepalanya pelan sambil menatap Gloria.
“Glo, biasakan dirimu tidak menolak perkataanku” ucap Mario dingin.
“Ba-baik tuan, maafkan saya tuan, jika demikian saya mohon undur diri tuan” ucap Gloria yang gugup mendengar nada dingin dari Mario. Lalu Gloria berdiri dan membungkukan badannya sedikit kearah Mario, lalu melangkahkan kakinya menuju kamarnya.
“Hemmm, ...” desis Mario, seraya ikut berdiri “Ris, ke ruang kerja” ucapnya singkat pada asisten Aris.
“Baik Tuan” sahut asisten Aris , “Heh kalau dengan Gloria tuan bisa bicara panjang kali lebar, kalau denganku balik lagi hemat kata” bisik asisten Aris dalam hati.
“Jangan suka mengomel dalam hatimu Ris” ucap Mario mengagetkan asisten Aris.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 189 Episodes
Comments