Semua barang-barang Gloria telah dipacking rapi oleh Bagas, dan bahkan sudah disusun di mobil Gloria. Yah, salah satu mobil mewah yang sering dipakai Gloria saat pulang ke desanya, mobil Range Rover Velar putih. Bagaimana bisa Gloria memiliki mobil mewah seperti itu, siapa lagi kalu bukan mommy Alea, yang selalu memaksanya untuk memakai mobil-mobil milik keluarga Wijaya itu. Mommy Alea mengancam akan mengantar dan menjemput Gloria dengan helikopter jika Gloria menolak memakai salah satu mobil koleksi keluarga Wijaya itu.
Bahkan mommy Alea pernah menawarkan akan membeli mobil khusus untuk Gloria yang tentunya ditolak Gloria dengan halus. Gloria juga lebih memilih hidup di apartemen kecilnya daripada hidup di mansion keluarga Wijaya yang megah, dan dengan alasan ingin belajar hidup mandiri, Gloria bisa menolak paksaan mommy Alea untuk tinggal di mansionnya.
“Oh, ya ini sunkist baru kupetik tadi, ini buah pertama dari pohon yang kamu tanam 4 tahun lalu Glo” ucap Bagas sambil menyerahkan satu kantongan berisi buah jeruk sunkist yang masih sangat segar.
Gloria melihat kantongan itu, dan dia tersenyum bahagia “Astaga kak, jam berapa kamu pergi ke kebun, sampai sempat-sempatnya memetik buah ini untukku” sahut Gloria memandang Bagas dengan tatapan takjub.
Bagaimana dia tidak takjub, perjalanan ke kebun itu paling tidak butuh waktu satu jam untuk pulang pergi dengan kendaraan, belum lagi waktu yang harus ditempuh dengan berjalan kaki untuk mencapai kebun itu sendiri dan pohon yang ditanam Gloria yang berada tepat ditengah perkebunan itu. Kalau dihitung hitung, paling tidak memerlukan waktu sekitar 3 jam untuk Bagas melakukan semua itu sejak dari rumahnya sampai dia berada di rumah Gloria. Sementara Bagas sudah tiba dirumah Gloria tepat pukul tujuh pagi, jadi paling tidak Bagas sudah berangkat ke kebun pada pukul empat pagi.
“Seperti kataku kemarin, hari ini akan dimulai panen perdana untuk kebun itu, dan aku tahu kamu sangat ingin sekali menikmati buah pertama dari pohon yang kamu tanam itu” ucap Bagas tersenyum tulus pada Gloria, “Dan karena itu pula aku tak bisa ikut pulang bersamamu hari ini, aku harus menyortir buah-buah yang terbaik untuk ku bawa ke kota sebagai sampel” imbuhnya lagi.
“Kamu betul sekali kak, sebenarnya aku sangat ingin memetiknya sendiri, tapi apa daya guru benar-benar tak mau melepasku kemarin, terima kasih banyak kak, paling tidak aku tidak akan penasaran lagi, walaupun bukan aku yang memetiknya langsung” sahut Gloria tulus. “Dan masalah kakak tak bisa kembali ke kota bersama ku itu bukanlah masalah kak, aku sudah biasa sendiri, apa kakak meragukanku” tanya Gloria sambil mengedipkan sebelah matanya pada Bagas. “Syukurlah kak Bagas tak pulang bersamaku, aku paling malas mendengar cercaan dan hinaan kak Adrian jika melihat aku pulang bersama kak Bagas” ucap Gloria dalam hati.
Yah, Adrian selalu mencerca Gloria dengan kata-kata kasar dan menyakitkan setiap kali bertemu dengan Gloria. Selalu ada saja kesalahan Gloria yang membuatnya dihina oleh Adrian, sebutan sebagai gadis kampung, gadis bodoh, gadis hina sudah biasa Gloria dengar dari mulut tajam Adrian.
Apalagi kalau dia melihat Gloria bersama pria lain maka kata ja**ng, murahan dan perayu laki-laki akan diucapkannya pada Gloria.
Gloria sangat ingat betul saat dia mengembalikan mobil bulan sebelumnya dan Adrian menemukan dompet Bagas yang tertinggal di mobilnya, Adrian langsung menariknya “Dasar wanita murahan, pria mana yang kau rayu di dalam mobil ini, sekali jal*ng ya tetap jal*ng, bahkan didalam mobil milik keluarga ku kamu tetap melakukan hal mesum dengan lelaki lain, dan dengan polosnya kamu berharap menjadi istriku, cih, sampai dunia kiamat pun aku tak sudi menikah dengan barang bekas banyak orang sepertimu” ucap Adrian marah dan tanpa perasaan mencaci maki Gloria sambil melempar dompet itu ketubuh Gloria.
Dan seperti biasa, Gloria hanya berdiam diri menahan semua sakit hatinya mendengar cacian Adrian. Dia tak mau membalasnya karena tak mau terlibat perdebatan yang berujung akan semakin menyakitkan hatinya, apalagi kalau sampai mommy Alea mendengarnya. Sungguh Gloria tak ingin melukai hati sahabat ibunya itu saat mendengar kata-kata kasar anaknya.
Dan hal seperti itulah yang semakin memacu semangat Gloria untuk semakin bekerja keras guna membayar hutangnya pada mommy Alea.
Sejak lulus SMU Gloria sudah mulai bekerja, dia mengambil kuliah jalur karyawan agar dapat tetap meneruskan pendidikannya sambil tetap bekerja.
Sebenarnya jika tidak memikirkan hutangnya, Gloria tidak perlu bekerja jika hanya untuk biaya pendidikannya, karena hasil perkebunan milik ibunya juga sudah bisa mencukupi kebutuhannya, walaupun tidak berlebihan. Karena itulah Gloria merasa wajib tetap melanjutkan pendidikannya, karena ia tak ingin ibunya tahu masalahnya.
Bu Arini hanya tahu anaknya kuliah dikota, dan dia selalu berusaha mencukupi kebutuhan putrinya, dia melarang Gloria bekerja sebelum menyelesaikan pendidikannya. Tapi bu Arini tidak tahu bagaimana tekad seorang Gloria, putrinya bekerja keras dan berhemat dengan luar biasa hanya untuk bisa menyisihkan uangnya untuk ditabung demi membayar hutangnya pada mommy Alea.
Tak ada yang tahu kerasnya kehidupan yang dijalani Gloria belum lagi cacian dan makian yang sering didapatnya dari Adrian. Hanya Dinda, sahabatnya yang tahu semuanya, tempat Gloria berkeluh kesah jika dia merasa hatinya benar-benar lemah. Tak jarang Dinda menyusulnya ke kota saat tahu Gloria sangat terpuruk, hanya untuk menguatkan Gloria.
Dinda tahu satu satunya orang yang selalu membuat Gloria terpuruk adalah Adrian, tapi Dinda sungguh tak pernah mengerti mengapa Gloria tak pernah sekalipun membalas atau membela dirinya dihadapan Adrian. Gloria selalu tersenyum dan seperti tak menghiraukan kata-kata kasar dari bibir Adrian, seolah itu sama sekali tak berpengaruh untuknya. Padahal, Gloria selalu menangis sendiri setelah bertemu dengan Adrian, karena tak ada sekalipun pertemuannya dengan Adrian yang tidak diakhiri dengan tangisan sahabatnya itu.
Dinda pernah berfikir jika Gloria mencintai Adrian, tapi Gloria membantahnya. Satu-satunya alasan Gloria adalah mommy Alea.
“Hah, kamu ini Glo, kamu tahu bukannya aku meragukanmu, tapi akukan juga senang bisa merasakan naik mobil mewah milikmu itu” kekeh Bagas menyadarkan Gloria dari lamunannya.
Gloria tergelak “mobil orang kak, bukan milikku” kekehnya mengingatkan Bagas bahwa mobil itu hanya dipinjamkan untuknya.
Bagas hanya tersenyum melihat tawa renyah gadis pujaan hatinya itu “Ya..ya aku tahu, sudahlah segeralah bersiap untuk berangkat” ucapnya sambil mengucak rambut Gloria.
“Baiklah kak, aku akan berangkat sekarang, agar aku sempat mengantar mobil ini ke pencucian nanti di kota sebelum mengembalikannya” sahut Gloria. Gloria memang terbiasa mengantar mobil yang dipakainya dalam keadaan bersih ke mansion, tanpa ada setitik noda pun menempel di mobil itu. Dia sungguh tak mau mendengar ada serapah lagi untuknya dari Adrian jika melihat mobilnya tidak bersih. Karena setiap mengembalikan mobil ke mansion, entah mengapa Adrian selalu ada di sana, dan langsung memeriksa mobil yang dipakai Gloria. Untuk apalagi kalau bukan untuk mencari celah untuk menghina Gloria.
Akhirnya setelah memeluk ibunya dan drama perpisahan lainnya, Gloria mulai melajukan mobilnya ke arah jalan menuju ke kota tempat dia menimba ilmu sekaligus bekerja. Yah, sekarang Gloria tetap melanjutkan pendidikannya dengan mengambil S2 jurusan bisnis dan manajemen sambil tetap bekerja pada sebuah perusahaan konstruksi anak cabang dari perusahaan besar RODRIGO COMPANY. Jika tak ada jam kuliah, biasanya Gloria akan mengambil lembur untuk menambah penghasilannya.
Kadang atasannya merasa bingung, Gloria memiliki pengahasilan yang cukup besar, tapi dia selalu tampil sangat sederhana, seperti orang yang kekurangan uang. Gloria hanya akan memakai pakai kerja yang mahal jika atasannya itu membelikannya langsung. Kak Anna demikian Gloria memanggil atasannya itu yang merupakan direktur di perusahaan tempatnya bekerja. Wanita cantik beranak satu itu seringkali membelikan gaun untuk Gloria sebagai bonus atas prestasi kerjanya. Karena Anna tahu jika dia memberikan uang dan menyuruh Gloria membeli gaun sendiri dia tidak akan pernah melakukannya. Ada saja alasan Gloria untuk tidak menggunakan uangnya untuk membeli gaun mahal.
Gloria fokus pada jalanan di depannya yang terlihat cukup lengang, dia memerlukan waktu setidaknya empat jam untuk bisa sampai dikota tanpa istirahat. Setelah menempuh perjalanan sekitar satu setengah jam, Gloria melihat di kejauhan ada seseorang keluar dari semak dengan berjalan terhuyung. Dia mengurangi kecepatan mobilnya, dan dia terkesiap saat melihat seorang pria melambaikan tangan ke arah mobilnya.
Tubuh pria itu sangat lusuh dan kotor serta dipenuhi noda darah dimana-mana. Belum lagi wajahnya yang babak belur, membuat Gloria benar-benar terkejut, pikirnya pastilah pria ini korban perampokan. Tanpa pikir panjang Gloria menghentikan mobilnya di depan pria itu yang sudah tersungkur seperti tak mampu menyangga tubuhnya lagi.
Gloria turun dari mobilnya dan segera membuka pintu mobil, dia berusaha memapah tubuh pria itu dan membantunya naik ke mobil, tapi tubuh pria itu benar-benar berat, sehingga Gloria kesulitan membantunya. “Cepat pergi dari sini” ucap pria itu lemah.
“Baik tuan” sahut Gloria, namun belum sempat pria itu duduk sempurna di jok mobilnya Gloria dikagetkan dengan teriakan orang dari arah semak belukar dibelakang punggungnya.
“Berhenti, turunkan orang itu dan jangan ikut campur nona, atau nyawamu akan melayang” teriak seorang pria berwajah sangar dan bertubuh kekar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 189 Episodes
Comments