Tiga hari setelah menjalani operasi transplantasi ginjal, kondisi IBU Arini sudah semakin membaik. Wajahnya yang semula pucat pasi perlahan kembali cerah, walaupun masih belum pulih seperti sediakala. Perubahan ini sangat membahagiakan bagi Gloria, pagi ini dia kembali menyeka tubuh ibunya dengan kelembutan dan kasih sayang. Tanpa sadar bulir airmata mengalir di pipi tirusnya, sungguh dia tak bisa membayangkan jia harus kehilangan ibunya, dia tak yakin akan dapat menjalani hidupnya lagi. Tanpa dia sadari air matanya jatuh menetes di pundak ibunya, ibu Arini menggenggam tangan putrinya, dia menatap wajah putrinya yang sudah dipenuhi air mata. Gloria tersadar saat ibunya menggenggam tangannya, dia segera memeluk ibunya dengan penuh kasih.
“Mengapa kamu menangis Glo, apa yang kamu pikirkan” tanya bu Arini sambil mengelus pundak putrinya yang sedikit berguncang karena isaknya.
Gloria hampir tak mampu berbicara, tapi dia berusaha menguatkan hatinya, “Tidak apa-apa mah, aku hanya merasa bahagia karena mamah sudah kembali sehat dan tidak perlu harus menjalani pengobatan yang menyakitkan lagi” sahut Gloria sambil menyeka air mata di pipinya.
Ibu Arini tersenyum mendengar jawaban putrinya, “Kamu betul Glo” sahutnya sambil merapikan rambu putrinya, “mamah pun merasa senang dan sangat sehat sekarang, bersyukurlah ada Alea yang telah menolong kita” lanjutnya lagi.
“Ah, betul, kenapa aku sampai lupa, jika mamah bisa selamat dengan bantuan uang dari mommy Alea, aku belum sempat bertanya bagaimana aku akan membayarnya, tapi tentunya aku tak boleh bertanya didepan mamah, itu akan menjadi beban pikirannya” ucap Gloria dalam hati.
“Mengapa kamu diam Glo” tanya bu Arini sambil menatap putrinya yang membantunya memasang bajunya kembali. Namun, baru saja Gloria selesai mengenakan pakaian ibunya, tiba-tiba terdengar ketukan di pintu ruangan mereka.
Tok....tok....tok....
“Masuklah” sahut Gloria seraya membereskan baskom dan kain yang dia gunakan untuk membersihkan tubuh ibunya, kemudian dia merapikan rambut dan selimut ibunya.
Ceklek
Pintu ruangan itu terbuka, dan tampaklah mommy Alea masuk ke dalam ruangan, dan dibelakangnya disusul oleh seorang pemuda yang sangat tampan. Gloria sempaat terpana melihat ketampanan pria itu, “Astaga, kenapa mommy Alea membawa seorang artis ke ruangan ini” benak Gloria.
“Selamat pagi Gloria, pagi Arini, bagaimana keadaanmu hari ini” tanya mommy Alea seraya meletakkan keranjang yang berisi buah-buahan diatas meja tamu. Pertanyaan mommy Alea membuat Gloria tersadar dari keterpanaannya, “memalukan sekali aku ini” rutuknya dalam hati.
Sementara pria yang dikagumi oleh Gloria hanya menatap acuh padanya, bahkan matanya terlihat dingin dan sinis melihat tingkah Gloria “Dasar kampungan” desisnya halus namun masih terdengar oleh mommy Alea, membuat sang mommy menoleh dan menatap tajam pria itu. Namun, mommy Alea kembali tersenyum kepada Gloria.
“Ah iya, perkenalkan ini putraku satu satunya Adrian Wijaya, Adrian perkenalkan ini Arini sahabat mommy dan yang itu Gloria putrinya” ucap mommy Alea.
“Oh iya, saya Gloria” ucap Gloria sambil mengulurkan tangannya ke hadapan Adrian, sayangnya pria angkuh itu tak menerima uluran tangannya.
“Mom, aku harus keluar ada pekerjaan yang harus aku selesaikan, jika mommy sudah selesai nanti biar aku langsung jemput di depan saja, jangan menungguku disini, aku malas harus jauh melangkah kesini” sahut Adrian dengan angkuhnya seraya melangkah keluar tanpa melihat ke arah Gloria.
Wajah Gloria sudah merah padam karena rasa malu, sungguh dia merasa malu sekali, dia malu kare tak menyadari siapa dirinya. Dia tidak merasa terhina, karena dia sadar sangat wajar sikap orang orang kaya seperti Adrian berbuat seperti itu terhadapnya. Dia sadar kalau dirinya hanyalah debu tanah sementara Adrian dan keluarganya adalah bintang di langit. Jadi, bukanlah hal yang aneh jika untuk memandang saja mereka akan merasa enggan bahkan jijik.
Mommy Alea adalah pengecualiaan, sekalipun dia bintang terang, dia tak pernah menyombongkan dirinya, bahkan dia sudah menjadi seperti malaikat bagi Gloria. Karena itulah Gloria dengan percaya diri mengulurkan tangannya kepada Adrian, karena dikiranya Adrian memiliki sifat seperti mommynya. Tapi ternyata dia salah, sikap Adrian seolah menampar wajah Gloria dan menyadarkan dia akan jati dirinya yang sesungguhnya.
Mommy Alea menyadari perubahan raut wajah Gloria saat melihat sikap Adrian, dia buru-buru merangkul pundak Gloria, “Ah, maafkan Adrian ya Glo, dia memang seperti itu jika pikirannya sedang dipenuhi dengan banyak masalah kantornya” ucapnya sambil mengelus tangan Gloria.
“Oh tidak mengapa mom, maaf kalau aku membuat mommy merasa tidak nyaman” sahut Gloria menunduk menutupi rasa malunya.
“Bagaimana keadaanmu Arini, apakah kamu sudah merasa lebih baik” tanya mommy Alea, mengalihkan pembicaraan sambil berjalan menghampiri bu Arini, lalu dia duduk di kursi disamping bangsal bu Arini. Sungguh mommy Alea merasa sedih sekaligus malu dengan sikap putranya yang seperti orang tak punya sopan santun.
“Aku baik, bahkan sudah sangat baik Alea” sahut bu Arini berusaha tersenyum, walaupun hatinya juga terluka melihat perlakuan Adrian tadi kepada Gloria. “Terima kasih Alea, kami tidak tahu bagaimana caranya kami bisa mengembalikan semua biaya yang sudah kamu berikan untuk kami” lanjut bu Arini lagi dengan sendu.
Mommy Alea tersenyum, “Jangan terlalu memikirkan masalah itu Arini, bagiku kamu sudah bisa pulih seperti ini saja sudah membuatku sangat bahagia, kamu kan sahabat terbaik ku sejak dulu dan aku berharap bisa menjadi besanmu juga sehingga aku juga bisa memiliki putri secantik dan sebaik Gloria” sahutnya terkekeh.
Deg.....
Jantung Gloria seakan berhenti berdetak, “Apa maksud mommy Alea berkata seperti itu, apakah dia ingin membeliku dengan uang itu” bisik Gloria dalam hati.
“Ha..ha..ha...kamu ini ada-ada saja Alea, jangan bercanda, apa kamu tak malu menjadikan aku sebagai besanmu, ingatlah aku ini hanya orang desa yang miskin, sementara kamu adalah sang ratu di duniamu” sahut bu Arini tersenyum getir “bahkan bisa menjadi sahabatmu saja, aku merasa sangat beruntung” lanjutnya lagi.
“Hei....hei....hei Arini, sejak kapan kamu mengenal istilah kasta, bukankah kamu sangat membencinya dulu, dan bahkan kamu lebih memilih cinta pertamamu itu menjadi pendamping hidupmu” ucap mommy Alea sambil menepuk lembut tangan bu Arini.
“Yah, kamu benar Alea, dan aku tidak pernah menyesali pilihanku, bahkan aku mensyukurinya” sahut bu Arini sambil melirik Gloria dengan tersenyum sendu, “Tetapi setiap manusia bukankah punya pandangan yang berbeda Alea, aku hanya tak ingin kamu merasa malu nantinya” imbuhnya lagi.
“Tidak Arini, aku mengatakan yang sebenarnya, sejak pertama bertemu dengan Gloria, aku sudah jatuh hati padanya, rasanya ingin kuculik saja dia waktu itu, kamu tahu aku sangat merindukan anak perempuan sejak aku harus kehilangan putriku dulu, dan Gloria sudah menhipnotisku dengan kelembutan dan ketulusannya, tapi aku sadar kamu tak akan mau memberikan putrimu untukku kan” sahut mommy Alea, “kecuali dia menjadi menantuku, maka kamu tak akan bisa melarangnya lagi, betulkan” lanjutnya lagi sambil tersenyum simpul.
“Tapi Gloria, masih kecil Alea, bagaimana mungkin kamu sudah merencanakan perjodohan ini” sahut bu Arini, “ dan lagi bagaimana dengan putramu, apa dia akan menerima perjodohan ini” tanya bu Arini lagi, sungguh dia tak ingin mencampuri urusan jodoh dan hati putrinya itu.
Mommy Alea kembali tersenyum, “Kamu jangan khawatir Arini, aku tidak akan meminta mereka menikah secepatnya, aku juga tak akan memaksa mereka, mereka bebas menentukan pilihan masing-masing, hanya saja aku ingin mereka tahu, khususnya Gloria, bahwa aku sangat mengharapkannya, jangan pernah kamu merasa rendah diri Glo, harta dan tahta hanya semu belaka tapi hati mu yang seperti malaikat adalah harta yang sesungguhnya” lanjut mommy Alea seraya memandang Gloria.
Gloria hanya tersenyum kaku dan mengangguk, dan saat itulah dia merasakan beban berat itu tertumpuk di pundaknya. Dalam hati dia berjanji akan berjuang keras membayar hutangnya pada mommy Alea, tanpa memberitahukan pada kedua wanita paruh baya itu. Tentang perjodohan dia tidak perduli, dia sadar akan dirinya, dia hanya tidak mau ibunya bertambah beban pikirannya yang bisa memperburuk kondisi kesehatannya. Kalaupun dia berjodoh dengan pria sombong itu, dia tak mau itu terjadi atas alasan hutang, tetapi murni karena keinginan hati mereka berdua. Tapi sementara ini dia tak akan memperdulikan masalah itu, dia hanya akan berusaha fokus bekerja untu menghasilkan uang untuk membayar hutangnya pada mommy Alea.
Flashback end
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 189 Episodes
Comments