Asisten Aris mempersilahkan Gloria masuk kedalam ruangan CEO, dan Gloria benar-benar kagum dengan kemewahan ruangan itu. “Ini sich ruang sultan” kekehnya dalam hati, dan membuat Gloria semakin menciut nyalinya. Di ruangan mewah ini di harus ‘bertarung’ memaparkan hasil laporannya sendiri saja, “Astaga, ini sepertinya jadi ujian tesis pertamaku” bisiknya lagi dalam hati.
“Tuan, nona Gloria sudah ada disni” lapor asisten Aris pada pria tinggi dengan bahu lebar yang sedang berdiri dalam posisi membelakangi mereka, karena dia menghadap jendela kaca yang besar dengan pemandangan kota X terbentang di depannya.
“Langsung saja dimulai” sahutnya pada asisten Aris tanpa membalikkan badannya.
“Silahkan nona Gloria, itu meja dan kelengkapan untuk anda paparan, apakah anda memerlukan bantuan nona” tanya asisten Aris ramah seraya mendekati Gloria yang mempersiapkan perlengkapananya.
“Hemmmm....” sahut CEO itu seolah menyadarkan asisten Aris.
Asisten Aris sedikit terkejut, namun segera mengambil posisi agak jauh dari Gloria. Gloria sedikit mengernyitkan keningnya, melihat asisten Aris yang menjauh darinya, tapi dia acuh saja dan mulai melaksanakan tugasnya.
“Selamat pagi tuan” sapanya memulai paparannya, “Sebelumnya saya mohon maaf atas kejadian kemaren sore, dan saya akan berusaha melakukan yang terbaik untuk mengganti waktu tuan kemarin” lanjutnya lagi.
Pria itu masih belum bergeming, Gloria hanya melihat kepalanya mengangguk saja. Dan Gloria menyimpulkan dia dapat mulai melaksanakan tugasnya. Lalu Gloria mulai memaparkan laporan pekerjaan perusahaan mereka dengan bahas yang lugas dan terperinci. Suaranya yang merdu dan lembut namun jelas terdengar seakan membuai telinga dua pria di dalam ruangan itu.
“Sempurna” desis asisten Aris, dia sungguh semakin kagum dengan sosok Gloria, yang bisa menyampaikan laporan itu dengan luar biasa, bahasa tubuhnya yang gemulai namun tegas membuat mata asisten Aris hampir tak berkedip melihatnya. Asisten Aris sudah biasa bertemu dengan banyak wanita cantik yang menggilai tuannya itu, namun baru kali ini dia bertemu dengan wanita luar biasa yang cantik sekaligus cerdas, anggun tapi juga berwibawa. Sungguh perpaduan yang sangat sempurna menurut asisten Aris.
“Demikian yang dapat saya sampaikan tuan, semoga berkenan dan jika ada yang masih belum jelas saya siap memberikan jawaban” ucap Gloria menutup paparannya.
“Ris...” Desis pria itu menyadarkan asisten Aris yang masih tenggelam dalam pesona seorang Gloria.
“Ya-ya Tuan” sahut asisten Aris agak gugup, karena sadar tuannya mengetahui dia mengagumi wanita luar biasa yang sedang merapikan berkas-berkasnya itu.
Gloria yang mendengar pria itu bicara juga mengangkat kepalanya dan seketika matanya melebar dan bibir bergetar dia melihat pria yang sekarang sudah berdiri dihadapannya. Jaraknya hanya sekitar tiga langkah dari pria itu, dan Gloria tak bisa berkata-kata lagi.
“Apakah ini malaikat atau dewa ya, astaga kukira asisten Aris sudah paling tampan ternyata tuannya jauh lebih tampan dan sempurna” desis Gloria dalam hati.
Pria itu memandang Gloria dengan sorot mata tajam dan menyelidik, bibirnya sedikit terangkat saat melihat Gloria yang membatu karena terkejut. Dia sudah menduga, gadis ini pasti terkejut melihatnya.
“Ehmm, nona Gloria, ini tuan muda Mario Rodrigo, CEO dari RODRIGO Company” ucap asisten Aris memecah keterkejutan Gloria.
“Bu-bukankah anda pria yang....yang....” gagap Gloria saat menyadari siapa orang yang berdiri dihadapannya saat ini.
“Yang sudah anda selamatkan, betul sekali nona Gloria, saya Mario Rodrigo, pria yang anda selamatkan beberapa hari yang lalu dan terima kasih ya nona karena anda sudah menolong saya” sahut Mario ramah namun tetap tegas. Matanya tak lepas dari wajah Gloria yang cantik dan unik. “Wanita ini memiliki aura luar biasa indah, tidak hanyaa cantik tubuh dan wajahnya, tapi juga hatinya, serta cerdas, benar-benar sempurna” desis Mario dalam hati.
“Aaaa iya tuan, maafkan saya juga yang tidak mengenali anda waktu itu tuan” sahut Gloria gugup dan membungkukkan badannya dalam-dalam.
“Ah, bagaimana mungkin kamu tidak mengenali CEO mu sendiri nona” tanya Mario dengan senyum liciknya. “Padahal wajahku ini sudah berwara wiri dimana-mana, apakah kamu memang tidak perduli atau memang tidak sungguh-sungguh ingin bekerja di perusahaan ini” lanjutnya lagi.
“Bu-bukan begitu tuan, saya bekerja sungguh-sungguh disini tuan, saya hanya merasa bukanlah hal yang penting harus....” sebelum Gloria menyelesaikan kata-katanya Mario sudah memandangnya tajam.
“Tidak penting mengenal CEO mu sendiri, apa begitu maksudmu nona” sarkas Mario lagi, “Lalu bagaimana jika ada orang yang tiba-tiba datang dan mengaku sebagai CEO mu apakah kamu akan langsung percaya” tanya Mario lagi.
“Tid-tidak tuan, tidak seperti tu tuan” sanggah Gloria gugup, dia bingung bagaimana harus menjelaskannya, dia memang tidak pernah melihat televisi, karna di apartemennya dia memang tidak punya. Dan majalah, dia juga hampir tak pernah menyentuhnya, Gloria tak punya cukup waktu untuk berleha-leha melihat-lihat berita apalagi gosip-gosip yang tak jelas. Hidupnya hanya dipenuhi dengan kuliah dan kerja, kalaupun dia ada waktu, dia pasti akan berkutat di dapur untuk menyalurkan hobby memasaknya. Jadi, tak heran jika dia bahkan tak mengenali wajah CEO nya sendiri.
Lagipula Gloria memang merasa tak ada pentingnya dia mengenal CEO perusahaannya itu, secara garis komando kerja, dia berada jauh di bawah, bahkan bukan karyawan yang mungkin berhadapan dengan CEO perusahaan besar itu. Namun kenyataannya, sekarang dia berdiri berhadapan dengan orang itu dan bahkan dia sudah satu mobil dengan pria itu saat dia tanpa sengaja menolongnya tempo hari. Gloria sungguh tidak tahu harus memberikan alasan apa atas ketidak tahuannya pada wajah CEO perusahaannya itu.
“Anda mengecewakan sekali nona, kredibilatas dan kemampuan anda memang patut diacungi jempol, tapi bagaimana bisa anda melewatkan hal sebesar ini, tidak mengenal pimpinan anda sendiri, anda benar-benar keterlaluan nona, ini kesalahan yang cukup fatal nona” masih Mario berbicara dengan nada sedikit ditekan.
Gloria benar-benar terkejut mendengar ucapan Mario, kakinya terasa lemas dan tanpa sadar dia bersimpuh dihadapan Mario, tangannya bertumpu dilantai, “Tuan mohon maafkan saya, sungguh saya sudah bersalah, tolong jangan pecat saya tuan, saya berjanji tidak akan mengulanginya lagi” sahutnya dengan suara bergetar. Air matanya mulai menetes dipipinya, sungguh dia takut jika sampai dipecat dari perusahaan ini, dia tahu betapa sulitnya mencari pekerjaan sekarang ini, dan untuk mendapatkan posisinya saat ini bukanlah perkara yang mudah. Gloria belum siap kehilangan pekerjaannya, terlebih saat ini, saat dia begitu memerlukan gaji untuk membayar hutangnya.
Mario terkejut melihat reaksi Gloria, dia tidak menyangka Gloria memberikan respon demikian setelah mendengar kata-katanya. Dia sedikit merasa bersalah sudah mengerjai Gloria, maksudnya hanya bercanda, tapi dia tak menyangka Gloria begitu takut dia akan memecatnya.
"Hei....hei..... jangan seperti ini, berdirilah” sahutnya pada Gloria, dan Mario pun memegang kedua bahu Gloria dan mengangkatnya supaya berdiri. “Duduklah, sejak tadi kamu berdiri terus nona” lanjutnya lagi seraya menuntun Gloria untuk duduk di salah satu sofa yang ada di ruangan mewah itu.
Asisten Aris juga benar-benar terkejut melihat respon Gloria terhadap ucapan Mario, namun dia lebih terkejut lagi saat melihat perlakuan Mario terhadap Gloria. Tidak pernah asisten Aris melihat Mario menyentuh seorang wanita selain dari nenek, ibu dan saudara perempuannya. Terlebih Gloria adalah wanita yang baru dikenalnya, walaupun mereka telah bertemu beberapa hari yang lalu. Namun tetap saja hal ini sangat mengejutkan bagi asisten Aris.
Mario adalah sosok lelaki yang sangat enggan bersentuhan dengan wanita, setelah lima tahun yang lalu dia dkhianati oleh kekasihnya. Wanita yang ternyata hanya mengincar harta itu, meninggalkan Mario setelah dia mendapatkan pria lain yang lebih mapan dari Mario. Sementara Mario waktu itu memang tidak pernah memperkenalkan dirinya sebagai pewaris Rodrigo Company, sehingga wanita itu menganggap Mario hanyalah seorang pria yang baru merintis usahanya. Karena memang Mario memulai karirnya bukan dengan langsung mengambil perusahaan warisan keluarganya, tetapi memulai dengan merintis usaha baru mulai dari nol. Mario yang selalu didampingi oleh Aris itu, berjuang jatuh bangun membangun usahanya. Hingga perusahaannya berdiri kokoh, dan tiga tahun yang lalu ayahnya langsung menyerahkan tampuk kepemimpinan Rodrigo Company kepadanya.
Sejak saat itulah Mario benar-benar tidak mau lagi bersentuhan dengan wanita, bahkan dia tidak membiarkan seorang wanitapun mendekatinya, apalagi wanita asing. Dia baru akan berdekatan dengan wanita jika ada koleganya yang membawa pasangan, dan itupun dia tidak pernah mau berjabat tangan dengan para wanita itu. Terlebih pada wanita yang memperlihatkan usaha untuk menggodanya, maka jangan harap bisa menyentuh Mario, saat mendekat saja mereka akan langsung dihalau oleh para bodyguardnya.
Tetapi hari ini terjadi keajaiban menurut asisten Aris, bagaimana tidak Mario tidak hanya lebih dulu mendekati Gloria bahkan dia menyentuh Gloria dan menuntunnya untuk duduk di sofa. Belum lagi nada bicaranya yang tiba-tiba menjadi sangat lembut saat dia melihat Gloria bersimpuh didepannya. Sungguh hal ini jauh diluar kebiasaan Mario, bahkan terhadap kekasihnya dulu dia tidak pernah bersikap seperti ini. Dan asisten Aris yang memperhatikan hal ini hanya bisa tersenyum samar, dia merasa Gloria akan mengubah hidup seorang Mario Rodrigo.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 189 Episodes
Comments