Perjodohan

Andri menahan amarah. Rasanya ia ingin membunuh Miko dengan kedua tangannya. Nindi yang menyaksikannya di belakang pria itu ketakutan dan membuangkam mulutnya.

"Keterlaluan!" teriak Andri dan mendekat dengan cepat. Cinta meraih tangannya dan berusaha menghentikannya, "Jangan, Kak. Jangan sakiti dia..." tangis Cinta.

Air mata andri menetes. Nindi segera mengubungi Fatur untuk segera pulang.

"Kenapa kamu berbuat itu pada adikku? Dosa apa yang telah di perbuat Cinta padamu...? Dendam kesumat apa yang membuatmu hingga membuatnya begitu menderita..?!" geramnya berteriak.

"Aku khilaf....dendamku membutakan mata hatiku....aku menyesal....kalian boleh melampiaskan apapun padaku tapi aku mohon terima maafku....."

"Cinta kemudian menghapus air matanya. "Aku akan pergi membawa putraku. Aku ternyata tinggal bersama orang yang sudah menghancurkan hidupku dan menaruh dendam padaku..."

"Jangan Sayang....ku mohon jangan tinggalkan aku..." pinta Miko seraya bangkit.

Cinta tak peduli dan melangkah menuju lemari pakaian.

"Sayang jangan begini," cegah Miko mencoba meraih pergelangan tangannya akan tetapi Cinta menepisnya. "Sayangku....aku sangat mencintaimu dan akan mati jika jauh darimu...."

Andri melihat di dirinya ketulusan. Secara perlahan amarahnya meredup dan berganti menjadi rasa kasihan...

"Cintaku aku mohon tolong jangan seperti ini...aku rela melakukan apapun asalkan kamu tak meninggalkanku," pinta Miko lagi-lagi mencoba meraih pergelangan tangannya.

Cinta pun menatapnya dalam dengan linangan air mata, "Kenapa kamu tak jujur sejak dulu? Kenapa kamu tak jujur saat aku belum melahirkan anak kita? Ini sudah terlalu jauh dan aku tak bisa menerimanya...anakku sampai di cap anak haram oleh orang-orang yang melihatnya sekalipun mereka tak mengatakannya...kenapa?!"

"Aku lemah dan tak mempunyai keberanian. Itu sebabnya aku mempertahankanmu selama ini...."

Cinta akhirnya mengerti. Tetapi ia benar-benar tak bisa tinggal di rumah ini lagi karena kenyataan pahit ini.

"Jangan tinggalkan aku, Sayang."

Cinta tak peduli dan segera mengeluarkan koper dan memasukkan semua bajunya dan baju milik Alif. Miko kacau dan ia pun mencoba meyakinkannya, "Kita menikah secepat mungkin. Aku akan memberikan kebahagiaan yang seharusnya kamu dan Alif dapatkan, Sayang."

Aisyah dan Fatur masuk dan memohon pula pada Cinta, "Nak....Mama mohon jangan pergi...apa kamu akan membawa cucu Mama dan meninggalkan Mama seorang diri...?"

Cinta luluh. Ia melepaskan kopernya dan berlari memeluknya.

"Jangan pergi, Nak...kamu dan Alif adalah nyawa dan penyemangat hidup Mama..." tangis Aisyah membelai kepalanya. "Kamu adalah cahaya di dalam keluarga ini dan menjadi penerang di dalam gelapnya hidup Miko dan Mama selama ini...."

Beberapa detik pelukan itu berlangsung. Seluruh keluarga menangis dan ketakutan jika Cinta meninggalkan rumah ini....

Cinta menghapus air mata Aisyah dan mengangguk, "Iya, Ma...aku takkan pergi....aku sayang Mama dan akan merawat Mama hingga akhir hayatku...."

Aisyah tersenyum dan menghapus air mata Cinta.

Fatur mengajak mereka untuk berbicara di ruang tamu. Ia meminta Miko menikahi Cinta secepatnya, namun Cinta menolak dengan halus.

"Kalian harus menikah Cinta demi Alif," pinta Fatur.

"Tidak, Pa.." geleng Cinta. "Aku tak tahu dendam apa yang dirasakan Miko. Tak mungkin aku menikah dengannya karena semua itu."

"Aku dendam karena Andri yang meninggalkanku bersama Mama di malam itu," sela Miko. "Tapi semua itu sudah berlalu dan lenyap dari pikiran ku."

Rasa bersalah Cinta pun muncul. "Aku minta maaf atas nama Kakak ku."

"Tidak, perlakuanku tak bisa di benarkan dan aku akan membayarnya dengan hidup dan nyawaku untukmu dan Alif."

Semua keluarga terdiam.

"Mama ingin kalian menikah agar halal di mata Allah dan masyarakat," ujar Aisyah.

"Bagaimana, Andri? Apa kamu bersedia menjodohkan Cinta bersama Miko?" tanya Fatur berharap.

Andri mengangguk, "Ya, aku bersedia."

Semuanya mendesah bersyukur kecuali Cinta. Ia masih bersedih dan marah pada Miko.

"Cinta, kamu mau kan menikah dengan Miko?" tanya Aisyah.

Dengan malu-malu Cinta mengangguk. Miko lega dengan senyum merekah.

..............................

Masjid Raya Mataram:

Dengan baju pengantin serba putih Cinta dan Miko keluar dari masjid itu. Cinta menggandeng pergelangan tangan Miko yang kini sudah sah menjadi suaminya. Balutan hijab yang di kenakan Cinta membuatnya kian terlihat cantik hingga Miko terus bersyukur dalam hati karena bisa mendapatkannya.

"Kamu cantik memakai jilbab, Sayang," bisik Miko.

"Jika kamu menginginkannya aku akan mengenakan jilbab mulai saat ini," timpal Cinta tersenyum.

Mobil yang membawa keduanya meluncur mulus menuju hotel mewah yang sudah di pesankan sebagai hadiah pernikahan dari Fatur. Tatkala Miko mencoba mencium bibirnya di kamar pengantin mereka Cinta ketakutan dan mundur menjauh.

"Sayang, kenapa?" tanya Miko bingung.

"Apa kamu akan melakukannya?" tanya Cinta ragu.

" Aku akan melakukannya perlahan," jawab Miko meyakinkannya. Tetapi Cinta masih ragu.

"Sedikit saja ya...?" pinta Cinta.

Miko hampir saja tertawa namun berusaha ia tahan. Istrinya ini terlihat begitu lucu dan menggemaskan.

"Iya, janji!" ucap Miko mengacungkan jari kelingkingnya, "Kita kaitkan jari....?" godanya serius.

Cinta tiba-tiba tertawa. Miko segera mengangkat tubuhnya menuju balkon lalu menurunkannya.

"Ya Allah...pemandangan dalam hotel ini sangat cantik dan mewah. Aku baru pertamakali melihat yang seperti ini," ujar Cinta takjub. Hotel ini memang sangat mewah dan artistik. Kolam renangnya begitu luas dan indah. Ada kolam ikan dengan air mancur tak jauh darinya. Banyak bule dan tamu lokal yang sedang berenang dan mengabadikan tempat itu dengan ber selfi.

"Kamu mau berenang?" bisik Miko di telinganya dan membuat jantung Cinta berdegup kencang.

"A...m...ki-kita mandi saja...." balas Cinta gugup.

Miko tercengan dan memeluknya dengan erat sambil berupaya mencium pipinya, "Kamu mau melakukannya sambil mandi?" desahnya.

Cinta melotot dan kian gusar...

"Aku sudah tak tahan...ayo..." ajak Miko menarik telapak tangannya.

Setelah di dalam kamar mandi Miko membuka baju pengantinnya dan Cinta berdiri terpaku melihat tubuh kekarnya panas-dingin. Ia berpaling karena tak tahan....

"Sayang," Miko menyentuh kancing gamis mengantin sang istri dan membukanya satu per satu.

Cinta kini hanya berbalut bikini. Miko menyentuh wajahnya dan menciumnya lembut, "Ini adalah percintaan yang sangat manis bagiku..." bisiknya tersenyum.

Cinta mencoba memeluknya. Merasakan kehangatan tubuh Cinta Miko kian tak tahan...

Tanpa di sadari Cinta pria itu membuka cd nya...

..........................

23.00 wita:

Alif anteng dalam gendongan Aisyah, bayi itu seolah mengerti dengan situasinya kini, "Belum mau tidur? Alif kangen Ibu?" canda Aisyah.

Senyum Alif merekah diiringin dengan menguap. Aisyah membawanya naik ke ranjang dan menimangnya masih dalam pelukannya.

"Masih belum mau tidur?" tanya Fatur yang baru saja selesai mandi.

"Cinta selama ini melakukan semua ini. Bagiku rasanya aku tak sanggup melakukannya,"  canda Aisyah

"Biar aku yang menidurkannya. Kamu tidurlah," pinta Fatur dan meraih Alif.

Anak itu tertidur setelah setengah jam kemudian.

.............................

Tahun demi tahun berganti. Alif sudah menginjak bangku SD dan memiliki adik kecil bernama Cahaya. Aisyah dua tahun lalu berpulang dan meninggalkan luka yang sangat mendalam bagi Miko, Fatur, dan Cinta. Miko setiap 3 kali dalam seminggu mengunjungi makamnya untuk membersihkan pusara sang bunda dari ranting-ranting pohon dan daun-daun bunga kamboja yang jatuh di atas makamnya. Sesekali ia mengajak kedua buah hatinya. Cahaya selalu minta ikut ketika balita itu tahu ia akan mendatangi makam Aisyah. Miko bahagia dengan kehidupannya kini yang terasa amat sempurna sekalipun tanpa kehadiran Aisyah. Cinta saat ini pula menjalankan bisnis bunga dari bahan plastik yang ia buat sendiri bersama 3 orang pekerjanya. Dan Nindi...ia kini mengandung anak ke dua buah cintanya bersama Fatur. Andri juga sekarang sedang menjalin hubungan bersama seorang gadis anak dari salah-satu nelayan bernama Nadira, gadis berhijab cantik yang begitu lugu hingga membuat Andri jatuh hati dan bisa melupakan almarhumah istrinya dahulu. Awalnya gadis itu ragu untuk menerima dirinya karena status sosial mereka yang tak sepadan, akan tetapi Andri mencoba meyakinkannya dan ia berniat akan melamar gadis itu untuk menjadi pendamping hidupnya. Dan ia pun berharap dirinya dan Nadira akan selalu bersama dan tak terpisahkan oleh apapun hingga mereka menua.

                                                                             Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!