Rencana operasi Ayu

Cinta memohon izin kembali ke kamarnya. Pada sisi ranjang ia menyentuh perutnya dan membelainya dengan lembut, "Jangan takut....ibu akan ada selalu bersamamu. Kita akan melawan kerasnya dunia ini bersama. Ibu takkan pernah meninggalkanmu meski sekejab..." ia tersenyum dan satu bulir bening jatuh pada pipi mulusnya.

Sebagai seorang ibu dan wanita ia merasa ini terlalu menyakitkan. Akan tetapi semuanya telah terjadi. Kini yang bisa ia lakukan hanya berusaha tetap kuat demi dirinya dan calon buah hatinya.

.....

09.00 wita:

Hari ini semua barang di pindahkan dari ruko yang telah habis masa sewanya. Miko merasa begitu berat dengan kenyataan jika kini usahanya gulung tikar. Ia tak pernah membayangkan semua ini sebelumnya. Sebagai anak laki-laki dari kedua orangtuanya ia merasa begitu gagal mengembangkan bisnis sang ayah yang telah berdiri selama  puluhan tahun dan harus berakhir seperti ini di tangannya...

Para pegawainya memindahkan semua furnitur kedalam truk. Ia hanya bisa menatap.

Fatur menepuk pundaknya, "Kita masih punya banyak waktu untuk kembali bangkit.."

"Aku minta maaf..." ucapnya

"Ketetapan Allah tak akan pernah bisa di tebak, Miko. Kamu sudah berusaha sekuat tenaga, tapi hasilnya ada di tangan-Nya.

"Allah tak akan menimpakan cobaan jika hambanya tak pernah melakukan dosa besar," batin Miko. Ia menyesal dengan perbuatannya yang kelewat batas hingga Tuhan marah dan melakukan ini semua padanya."

"Kita punya satu kesempatan, Kita akan bangkit bersama. Papa akan membantumu dalam semua keputusanmu," ujar Fatur tersenyum.

Miko mendesah berat menahan rasa sesak didadanya yang hamir meluap dengan air mata.

..........

Rumah sakit x:

Ayu telah memutuskan dengan segenap keberaniannya jika ia akan menjalankan pengangkatan kista pada rahimnya. Ia merasa pernikahannya terancam akibat Cinta dan keberadaan janin wanita itu. Seberapa besar dan berdosanya Miko selama ini padanya tetapi ia masih sangat mencintai pria itu. Ia takkan pernah bisa melepaskannya apalagi jika harus di duakan.

"Operasinya kita lakukan dalam minggu ini," ucap dokter itu setelah memeriksanya. "Harusnya anda melakukan ini sejak awal sebelum kista itu semakin membesar."

Ayu memikirkan ucapannya. Ia cukup menyesal dengan ketakutannya yang selama ini samasekali yang tak mendasar.

Di koridor klinik itu ia berhenti sejenak dan duduk pada kursi. Ia mengeluarkan ponselnya hendak menghubungi sang suami.

Tut...tut...

"Siapa?" tanya Fatur.

"Ayu," jawab Miko.

"Aku sekarang ada di klini," ucap Ayu.

"Ngapain?"

"Sudah ku putuskan untuk operasi."

"Kamu benar sudah siap?" tanya Miko meyakinkannya.

"Iya. Aku tak mau menunda lagi. Operasinya akan di lakukan minggu ini. Aku ingin kamu menemaniku."

Miko mendesah, "Baiklah. Karena ini aku minta kamu tetap di rumah. Jangan keluyuran lagi.

"Baiklah."

Untuk kali ini ia akan mengikuti apa yang di katakan Miko. Ia rasa tak ada ruginya. Toh ia masih bisa berkomunikasi bersama teman-temannya melalui media sosial. Ia juga akan mulai mengambil hati Aisyah dan Fatur sebelum Cinta menguasai dan merebut segalanya darinya.

....................

Pantai Ampenan:

Tendangan keras dari Tirta membuat Paimin tersungkur. Pria tua itu telah berani melawannya dengan menghina secara gamblang atas apa yang di perbuatnya. Tirta merusak perahu miliknya semalam namun ia tak mau mengakuinya dan malah membalas dengan hinaan dan pukulan. Jono segera berlari menemui Andri di kantornya.

"Ada apa?" tanya Andri.

"Pak Paimin di pukul juragan Tirta, Mas!" lapornya dengan nafas tersengal.

Andri melepaskan buku catatannya dan berlari di ikuti Jono.

Paimin Sudah tak kuasa lagi menerima pukulan Tirta hingga ia pingsan dengan darah segar mengalir dari mulutnya. Tirta dan pengikutnya tertawa puas. Tak ia sangka Andri menendang perutnya dengan keras. Sontak anak buah Tirta melayangkan pukulan pada Andri namun pria kuat dan perkasa itu berhasil menghindar dan menangkis pukulan itu. Tanpa ampun Andri membalas satu per satu pria-pria itu hingga tergeletak tak berdaya. Tirta melotot geram dengan rasa takut.

"Aku ingatkan!" tunjuk Andri. "Wilayah pantai ini sudah dalam kekuasaanku! Jika kamu masih membuat onar aku tak segan-segan melakukan hal yang lebih gila dari ini!"

Tirta tertekan. Ia berusaha untuk tak goyah, "Aku akan membalas semua ini! Kamu tuggu saja!" ancamnya dan segera berlalu.

Andri memapah Parmin menuju rumah sakit. Kondisinya terlalu parah jika hanya di rawat di kantornya

Kini ia dan beberapa nelayan tengah menunggu di luar ruang UGD.

Andri tak menyangka ia melihat sosok Ayu yang baru saja keluar. Ayu menoleh ke kiri dan secara tak sengaja mata mereka bertabrakan. Sejenak keduanya saling menatap.  Ayu baru menyadari jika pria itu sangat tampan. Ia berpaling kala Andri tersenyum.

"Itu siapa, Mas?" tanya Jono.

"Oh, bukan siapa-siapa," Andri malas untuk membahasnya.

Dokter keluar dari rungan dan menghampirinya.

"Bagaimana dia?" tanya Andri. Ia berharap Paimin selamat.

"Keadaannya cukup buruk. Ia harus di rawat untuk pemulihannya beberapa hari."

"Silahkan anda lakukan yang terbaik untuknya. Saya ingin Pak Paimin segera sembuh."

"Baik, Mas. Kami akan melakukan yang terbaik untuk beliau."

Andri kemudian masuk melihat keadaanya.

.....

Matahari perlahan tenggelam. Andri pulang dalam keadaan lesu. Tangannya terasa sedikit perin dan kemerahan akibat pukulannya terhadap anak buah Tirta.

"Kak, apa yang terjadi?" tanya Cinta. Ia merai tangan Andri dan terkejut, "Kenapa seperti ini? Siapa yang sudah melakukannya?"

"Tak mengapa. Hanya terjadi insiden kecil tadi di pantai," ia mencoba tersenyum.

"Tirta lagi?" sergah Cinta marah.

"Biasalah. Dia cari ribut dengan salah-satu nelayan. Kakak baru saja dari rumah sakin karena Tirta menganiayanya."

Cinta rasa ini sudah sangat keterlaluan, "Kenapa tak di laporkan ke polisi? Ini tindak kriminal yang sudah di luar batas kewajaran."

"Sudah....kita jangan bahas ini lagi. Dia itu sudah bolak-balik masuk penjara namun tak jera. Kakak yakin jika suatu saat semua yang di lakukan akan ia bayar setimpal."

"Aku obati luka Kakak di kamar, ayo."

Lagi-lagi Andri dan Ayu tak sengaja saling menatap ketika wanita itu baru saja keluar dari dapur. Ayu lantas berpaling dan berpura-pura meminum minumannya. Dadanya terasa bergetar. Ia menyentuhnya, perasaan aneh hinggap dan ia tak tahu apa ini?

"Ayu," panggil Nindi sambil menggandeng Hamzah.

"Ada apa?"

"Apa bisa kamu membawa Hamzah sejenak? Aku harus menyelesaikan masakanku sebelum Papa pulang."

Ayu mengernyit, "Kenapa aku? Kan biasanya Cinta yang melakukannya? Hamzah tak mungkin mau denganku."

"Sebentar saja, aku hanya menyelesaikan sayur lodeh saja," paksa Nindi memelas.

"Tidak bisa," jelasnya santai. "Cinta saja."

Nindi tersinggung dan menatapnya marah. Wanita ini ternyata memang tak menyukai putranya. Dengan terpaksa ia membawa Hamzah pada Cinta.

Bersambung.....

Terpopuler

Comments

Nuranita

Nuranita

penasaran sapa sih yg memerkosa cinta

2021-06-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!