Kiara merupakan seorang gadis yang masih berusia 18 tahun, saat ini dia baru dinyatakan lulus SMA, Akan tetapi takdir malah membuat dia terjebak dalam ikatan pernikahan dengan pria asing bernama Arya. akankah pernikahan yang dijalaninya berakhir bahagia? ataukah akan sebaliknya ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rosnila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Akhirnya Sah
Setelah Prosesi akad nikah selesai, Kiara dan Arya sungkem kepada papa dan keluarga besar atau dan Sari. Mama dari sari belum terlihat disana karena kondisinya memang belum membaik.
Setelah acara sungkeman selsai, semua tamu yang hadir pagi itu dipersilahkan untuk menikmati hidangan yang telah disiapkan.
Kiara masih duduk ditempatnya, Karena saat itu Sari juga masih ada disana. Meskipun sudah menikah dia dan Arya tetaplah seperti orang asing.
"Mbak, tolong ajak Kiara untuk berganti pakaian. Nanti saya menyusul!" Pinta Sari.
MUA yang tadi menemani Kiara, langsung membantu Kiara untuk berdiri tanpa memberikan jawaban kepada Sari.
Mereka kembali kekamar yang tadi malam ditempati oleh Kiara dan Sari. Kiara duduk disudut tempat tidur, namun hanya diam saja.
"Mbak Kiara kalau ingin menangis, menangis saja jangan ditahan!" Ucap MUA tersebut.
"Saya memang tidak paham dengan apa yang terjadi hari ini, tapi saya melihat kesedihan dimata Mbak Kiara."
Kiara masih saja diam, tak menanggapi apa yang dikatakan MUA tersebut. Dia seakan enggan untuk bicara, meskipun apa yang dikatakan MUA itu benar.
Kalau saat itu dia ingin menangis sejadi-jadinya, namun dia sadar betul itu hanya akan memperkeruh semuanya.
"Mbak!" panggil Kiara.
"Iya Mbak Kiara, apa ada yang bisa saya bantu?" tanyanya lagi begitu mendengar Kiara memanggil namanya.
"Apakah setelah ini saya harus berganti pakaian lagi?" tanya Kiara dengan suara lemah.
"Untuk sekarang Mbak harus berganti pakaian dengan gaun berwarna biru itu."
"Supaya senada dengan keluarga yang lain."
"Kalau untuk nanti sore baju pengantinnya sudah disiapkan." jawab MUA itu menjelaskan panjang lebar.
"Nanti sore Mbak?" tanya Kiara balik.
"Iya Mbak Kiara, resepsi pernikahan akan diadakan mulai nanti sore."
"Karena akan ada tamu yang tidak hadir di pernikahan pagi ini."
"Apa acaranya akan lama?" tanya Kiara.
"Tentu Mbak, acara sampai tengah malam." jawab MUA itu lagi.
"Tapi kenapa bisa sampai selama itu?"
"Mbak Kiara, tentunya Mbak tau kalau suami mbak adalah seorang pebisnis ternama."
"Dan tentu saja banyak kolega yang akan datang menghadiri acara resepsi kalian."
"Seorang pebisnis?" tanya Kirana didalam hati.
Tentu saja dia tidak tau sama sekali apa pekerjaan suami dadakan nya itu, Apalagi Sari tidak pernah cerita.
Yang dia tau saat ini adalah, dia menggantikan seorang mempelai wanita yang melarikan diri. Meskipun dia tidak tau permasalahannya.
"Ya sudah, Mbak tolong bantu saya melepas gaun ini!" Pinta Kiara.
Dan MUA tersebut langsung mendekat untuk membantu Kiara untuk mengganti gaun pernikahan nya dengan gaun berwarna biru muda.
Setelah selesai, Kiara malah enggan untuk turun dia lebih senang berada dikamar itu. Namun Sari datang kekamar dan meminta dirinya bertemu dengan para tamu.
"Mbak Sari, apa tidak boleh kalau saya tunggu disini aja." tanya Kiara dengan wajah memelas.
"Kiara, nanti pasti orang akan bertanya-tanya kemana mempelai wanita nya." jawab Sari.
Kiara terdiam, dia tak menjawab perkataan Sari, dengan malas berjalan keluar dari kamar hotel mengikuti langkah Sari.
"Kiara, bersikaplah seperti biasa layaknya seorang mempelai wanita." Ucap Sari.
Kiara hanya diam, tak menanggapi perkataan Sari. Memasuki aula yang masih dipenuhi oleh banyak tamu. Karena dia sendiri tidak paham harus bersikap seperti apa.
"Mbak Sari, Kiara disini saja ya disamping Mbak" ucap nya sambil menggandeng lengan Sari.
Namun Sari malah menarik pelan Kiara ke arah Arya yang saat itu sedang bicara dengan kolega nya.
"Arya!" Panggil Sari.
Lelaki yang dipanggil namanya itu mengalihkan pandangannya ke arah Sari dan Kiara. Sesaat mata itu bertemu, Kiara menundukkan pandangannya.
"Mbak sari apa kabar?" tanya seorang pria seusia Sari saat itu sambil mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan.
"Baik" jawab Sari sambil menyambut uluran tangan itu.
"Perkenalkan ini Kiara, istri Arya!"
Sari sengaja memperkenalkan Kiara, supaya teman-teman Arya tau. Namun Kiara hanya tersenyum saja tidak mengulurkan tangan untuk bersalaman. Karena selama ini mungkin mereka banyak yang tau tentang perempuan yang menjadi tunangan Arya.
"Kamu memang hebat Arya, selama ini menggandeng perempuan cantik, tapi menikahi yang jauh lebih cantik." celetuk salah satu teman Arya.
Arya hanya tersenyum, namun lain hal dengan Kiara yang tak ingin menatap ke arah para lelaki itu.
"Ya sudah Mbak tinggal ya!" Ucap Sari.
Kiara menatap ke arah Sari, dia tak ingin ditinggalkan disitu. Sari menarik pergelangan tangan Kiara dan melingkarkan di lengan Arya.
Sontak saja apa yang dilakukan Sari membuatnya tidak nyaman. Dia mau melepaskannya, tapi Sari memberikan isyarat dengan gelengan kepala.
"Bagaimana ini?" tanya Kiara didalam hati.
Jantungnya tak karuan, pertama kali dia menggandeng seorang lelaki selain ayahnya. dia berharap dalam hati kalau Arya akan melepaskan tangannya.
Namun harapannya sia-sia lelaki disampingnya terus saja bicara dengan teman-temannya. Seakan tak terjadi apa-apa.
Sampai akhirnya Arya mempersilahkan koleganya untuk menikmati hidangan. Kiara terlihat sedikit lega. Dia akan melepaskan tangannya dan berlari mencari Sari.
Arya melepaskan tangan Kiara, saat itu kira begitu senang. Namun bukannya menjauh Arya malah Menggenggam jemarinya.
"Apa-apaan ini" ucap Kiara didalam hati. Kenapa malah dengan santainya Arya menggenggam jemarinya.
Kiara semakin gugup, dia rasanya mau pingsan saja. Supaya bisa kembali ke kamar hotel.
"Kamu kenapa?" tanya Arya tiba-tiba.
Sontak suara Arya membuat Kiara menahan nafas nya sejenak. Kenapa dengan lelaki disampingnya ini, padahal baru saja ditinggal oleh tunangannya. Dan tiba-tiba harus menikah dengan orang asing seperti dirinya.
Namun lelaki disampingnya itu terlihat biasa saja, seakan tak terjadi apapun. Kiara tak melihat kesedihan dimata lelaki itu.
"Saya-" Kiara menggantung perkataan nya.
"Kenapa?" tanya Arya tanpa menatap ke arah Kiara.
"Saya mau mencari Mbak sari." jawabnya terbata.
"Suami kamu itu saya, bukan Mbak sari. Tetap disini!" jawab Arya yang membuat Kiara kesal didalam hati.
"Kaki saya pegal, sampai kapan kita harus berdiri." jawab Kiara pelan.
Cara bicara Kiara yang memang lembut dan terdengar manja itu, membuat Arya salah tingkah.
Namun Kiara tak menyadari akan hal itu. karena dia tidak paham bahasa tubuh lelaki. Arya adalah lelaki pertama yang berhasil menggenggam jemarinya.
Selama ini Kiara tak pernah menjalin hubungan asmara dengan siapapun, karena dia selalu ingat pesan ayahnya untuk belajar dan tidak pacaran.
Dan nasehat itu dipatuhi olehnya sampai dia lulus sekolah menengah atas. Jadi pastilah dekat dengan lelaki membuatnya gugup dan bingung.
"Jangan bicara dengan nada begitu!" ucap Arya tiba-tiba.
Kiara terlihat bingung, nada seperti apa pikirnya, apa nada bicaranya salah? Namun dia tak ingin menjawab, dan kembali diam.
Sampai akhirnya keheningan keduanya, dibuyarkan oleh suara keroncongan perut Kiara yang belum makan dari kemarin sore.
"Kamu lapar?" tanya Arya.
Hanya dijawab dengan anggukan oleh Kiara sambil memegangi perutnya. Pipinya memerah karena malu.