Season 2 ada di karya satunya, terima kasih.
Keabadian? Bukanlah Tujuan Utamaku.
Kekayaan dan Kekuasaan? Itu juga bukan tujuanku.
Tujuanku yang sebenarnya adalah Kekuatan!
Menjadi yang terkuat hingga dijuluki Raja Kultivator adalah suatu kepuasan bagi seorang kultivator bernama Xiao Chen.
Namun kekuatannya yang sekarang bagaikan semut yang bahkan tidak pantas dipandang oleh kultivator-kultivator kuat dari berbagai macam Dunia.
Hingga akhirnya dia tersadar setelah kematian menghampirinya.
Xiao Chen bertekad dalam hatinya untuk menjadi yang terkuat dan melampaui semua orang, namun untuk menjadi apa yang diinginkannya tidaklah mudah.
Banyak jalan berduri dan lautan darah yang harus dilewatinya!
Akankah Xiao Chen berhasil melewati itu semua? Dan menjadi yang terkuat di Alam Semesta?
Pantau Terus Novel Ini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon XERA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter. 035: Kultus Iblis
"Siapa sebenarnya kalian?" Xiao Chen bertanya dengan tatapan dingin.
"M-maafkan aku, t-tolong a-ampuni nyawaku..."
"Aku akan memikirkannya jika kau mengatakan semua pertanyaanku dengan jujur."
"B-benarkah?!..."
"Ya, kenapa juga aku harus berbohong. Sekarang, jawab pertanyaanku tadi."
"K-kami s-sebenarnya adalah anggota dari Kultus Iblis..."
"Kultus Iblis? Ternyata begitu..." Xiao Chen memegang dagunya, "Jadi, apakah kalian membantai semua warga di desa ini dan menjadikan mereka sebagai persembahan."
Kultivator Nascent Soul itu sedikit melebarkan matanya dan menganggukkan kepala. Xiao Chen tidak terlalu terkejut karena tebakannya benar lalu kembali mengajukan pertanyaan, "Seberapa besar kultus sesat kalian?"
"Cukup besar, setidaknya setara dengan sekte kelas menengah..."
"Dimana lokasi markas kalian?"
"Di dalam Jurang Jashin..."
"Jurang Jashin? Dimana itu?"
"Kerajaan Ma, Benua Utara..."
Xiao Chen mengelus dagunya selama beberapa saat lalu menghilangkan penghalang Qi-nya, "Pergilah..."
"A-apa..."
"Aku tidak akan mengulangi perkataanku lagi."
Kultivator Nascent Soul itu langsung melesat pergi dari sana setelah mendengarnya. Sedangkan Xiao Chen mengambil sebuah batu yang cukup besar lalu melakukan ancang-ancang untuk melempar.
Whooosh!
Xiao Chen melemparkan batu yang sudah dilapisi dengan Qi-nya dan mengenai punggung dari kultivator yang baru saja kabur itu.
Orang tersebut langsung terseret jatuh dan muntahan darah keluar dari mulutnya, "B-bajingan!! K-au penipu!" Teriaknya marah sampai membuatnya memuntahkan darah sekali lagi.
"Tidak... Aku sama sekali tidak menipumu. Kau sudah lupa, ya? Aku akan 'Memikirkan' untuk mengampunimu atau tidak, bukan berarti kau bakal sepenuhnya diampuni." Xiao Chen muncul tepat di hadapan kultivator tersebut.
Xiao Chen berjongkok lalu menarik rambut orang itu, "Lagipula setelah membunuh banyak orang, kau ingin lolos dari kematian? Apakah otakmu sudah sinting?" Ucapnya lalu menimpali, "Jangan pikir kematianmu dapat dilalui dengan mudah."
Xiao Chen mulai menyiksa usai menyelesaikan kata-katanya. Teriakan yang dikeluarkan oleh kultivator itu membuat siapa saja merinding ketika mendengarnya.
Beberapa saat kemudian, suara teriakan berhenti dan digantikan dengan suara tawa yang keras, "Hahahahaha.... Keparat! Kau memang anjing!"
"Woah, woah. Kamu sepertinya sudah putus asa, ya?" Xiao Chen tersenyum sinis.
"Bajingan. Aku mengutukmu, kau akan menjalani kehidupan yang dipenuhi dengan penderitaan!!! Keparat sepertimu harus tau rasanya tersiksa di dunia ini!"
Senyuman Xiao Chen memudar, "Hey, apakah kau tau. Jauh sebelum kau mengatakan ini, aku sudah lebih dulu menjalani kehidupan yang menyakitkan." Ucapnya lalu membunuh kultivator tersebut dalam sekejap.
Xiao Chen terdiam dan menggertakkan giginya, aura membunuh keluar dari tubuhnya karena mengingat kenangan buruk yang dirinya lalui di kehidupan sebelumnya.
"Apakah kau baik-baik saja?"
Tiba-tiba saja seseorang menepuk pundak Xiao Chen dan membuatnya mendongakkan kepala, ia melihat Yoriichi yang sedang menatapnya dengan tatapan penuh iba seakan orang itu mengetahui segala penderitaannya.
Xiao Chen tertawa pelan dan menarik kembali aura membunuhnya, "Ya, aku tidak apa. Bagaimana dengan Qiao Yu?' Tanyanya sambil menatap Lu Ren yang sedang menggendong wanita cantik itu di belakang punggung.
"Dia baik-baik saja, teman..." Lu Ren tersenyum kecut.
"Ada apa?" Xiao Chen tentu menyadari ada sesuatu yang terjadi.
"Di bangunan tempat kakak disekap, banyak sekali mayat-mayat yang dibunuh secara sadis. Beberapa dari mereka bahkan ada yang dikuliti, dan itu membuat senior Ren marah." Qiao Jifeng lebih dulu menjelaskan.
"Begitu ya..." Xiao Chen tidak bisa berkata banyak, "Untuk sekarang, ayo kita cari tempat bermalam di sekitar sini."
Ketika mereka ingin berjalan, Yoriichi berbicara dan membuat semua pandangan tertuju kepadanya, "Maaf, sepertinya kita harus berpisah disini."
"Teman, setidaknya ikut kami malam ini. Kita bahkan belum sempat berterima kasih dengan baik..." Bujuk Lu Ren dengan suara pelan karena takut Qiao Yu terbangun.
Yoriichi menggarukkan kepalanya yang tidak gatal, "Aku tidak bisa melakukannya, karena aku harus pergi ke suatu tempat untuk menyelesaikan tugasku."
Lu Ren terdiam sejenak sebelum menghela nafas pendek, "Baiklah. Berhati-hatilah, semoga kita dapat berteman baik ketika bertemu kembali."
"Terima kasih karena kamu telah membantu teman-temanku sebelumnya." Xiao Chen tersenyum.
Yoriichi sekali lagi mengangguk, "Sama-sama. Kalau begitu, aku pergi dulu..."
Yoriichi melesat pergi dari sana dengan sangat cepat.
Xiao Chen sendiri langsung mengajak yang lainnya pergi dari sana setelah keberadaan Yoriichi sudah tidak terlihat lagi.
Setelah kematian nenek Chu Yan, berbagai kelompok yang menyaksikan pertarungan itu langsung pergi dari area sekitar desa. Sebagian dari mereka kagum dengan Xiao Chen dan mulai mengidolakannya, sedangkan sebagian lainnya merasa iri walupun mereka tidak saling kenal.
Di sisi lain, murid dari sekte Kabut Matahari sedang melesat di antara pepohonan. Zhang Fei merasa kesal karena Guan Yu tidak melakukan tindakan apapun, ia merasa kalau sifat dari sahabatnya ini sudah berubah sepenuhnya.
Dulu, Guan Yu adalah anak yang baik dan berbakat, wajahnya tampan dan dia mempunyai latar belakang yang besar. Mau dilihat dari sisi manapun, Guan Yu adalah sosok yang sempurna.
Tapi semenjak kejadian buruk yang menimpa Guan Yu, sifatnya langsung berubah dalam sekejap. Dia menjadi dingin dan tegas, meskipun begitu dia selalu memikirkan hal yang terbaik untuk orang-orang disekitarnya.
"Apakah kau kesal karena aku tidak membantu mereka?" Suara pelan keluar dari mulut Guan Yu dan hanya dapat didengar oleh Zhang Fei.
"Lumayan." Jawab Zhang Fei dengan wajah datar.
"Maafkan aku. Tadi aku sangat bimbang, sulit bagiku untuk membuat keputusan seperti itu..."
"Itu artinya kau tidak cocok jadi pemimpin."
"Kau benar, aku akui itu."
"Jika ada kejadian seperti itu lagi di masa depan, aku harap kau dapat membuat keputusan dengan cepat. Tidak peduli meskipun kau akan membantunya atau tidak, aku akan tetap mengikutimu."
Guan Yu tersenyum tipis, "Baiklah..."
Percakapan keduanya berakhir sampai di sana.
***
Beberapa kilometer dari desa kecil. Xiao Chen dan teman-temannya menemukan sebuah Gua kecil di dalam hutan, mereka memutuskan untuk beristirahat di sana.
Tetapi sebelum memasuki Gua, ada beberapa ular yang mejadi penghuni. Xiao Chen meminta mereka untuk menunggu di luar selagi ia membunuh mereka.
Beberapa menit kemudian. Xiao Chen keluar Gua dan menyuruh mereka masuk, sedangkan ia akan menebang beberapa pohon untuk dijadikan kayu bakar.
"Senior Xiao, biarkan saya ikut." Pinta Qiao Jifeng dan langsung ditolak olehnya.
"Tidak, kau di dalam Gua saja. Aku cuma menebang pohon di sekitar sini."
Qiao Jifeng menghela nafas pelan sebelum menganggukkan kepalanya, ia kemudian masuk ke dalam Gua dan menyusul Lu Ren serta kakaknya yang pingsan.
"Induk ularnya pasti di sekitar sini." Raut wajah Xiao Chen menjadi serius lalu menyebarkan Kesadaran Spiritual ke penjuru arah sampai radius 30 kilometer.
Dalam radius segitu, Xiao Chen dapat menemukan Lemah Abadi yang suasananya masih ramai, dan ia sama sekali tidak menemukan jejak keberadaan dari sang Induk ular.
"Tidak ada ya..." Xiao Chen bergumam dan menatap ke dalam Gua.
Di dalam Gua tadi, Xiao Chen baru saja membunuh beberapa anak ular besar, panjang dari ular tersebut sekitar 18 meter padahal hanya berusia satu bulan lebih. Xiao Chen sedikit khawatir dengan ukuran dari sang induk ular, melihat saat perjalanan kemari ada beberapa pohon yang rusak.
Xiao Chen menggelengkan kepalanya pelan dan menyudahi pikirannya tersebut, jika sang induk ular datang ia hanya perlu membunuhnya.
Xiao Chen kemudian menebang pohon di sekitar sana untuk dijadikan api unggun.
Bersambung.....
LIKE >> VOTE >> RATE 5 >> GIFT >> COMMENT.
Dozer,exsa,traktor itukah Thor❓❓❓