Seorang gadis berusia 23 tahun bernama Aleta Quenby Elvina yang biasa dipanggil Vina ini memiliki jiwa kepemimpinan dan suka menolong dalam bidang kesehatan. ia seorang dokter muda yang memiliki talenta dalam ilmu kedokteran hingga ia bertemu dengan dengan orang yang sangat menyebalkan itu. mau tau selengkapnya mari simak bersama.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon carlin_ar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34
🌼 HAPPY READING 🌼
______
Mandi yang biasa hanya memakan waktu lima menit sampai sepuluh menit kini Vano membuat Tasya di kamar mandi kadang lebih dari tiga menit. Setiap mandi bersama Tasya selalu membuat berhasrat rasa ingin dan ingin tidak pernah kata BOSAN untuk vano.
" Makan dulu ya.. " ucap Vano melihat Tasya sudah memakai piyama dengan lingkaran hitam dibawah mata Tasya. Memang benar Tasya kurang tidur karenanya, demi memuaskannya Tasya rela mengikuti permainannya hingga subuh tadi. Dan setiap Vano meminta maaf kepada Tasya, Tasya selalu mengatakan kalo ini kewajibannya sebagai seorang istri.
" Aku lemes banget, mas. Tidak mampu untuk makan lagi " ucap Tasya sambil berbaring di ranjang. Dengan matap tertutup rasa kantuk sudah tidak bisa ia tahan lagi. Lelah rasanya tapi ia juga sangat menyukai permainannya dengan Vano.
" Aku suap, mau? " Tanya Vano.
Tasya menjawab dengan anggukan pelan. Saking asiknya menyuapi Tasya Vano sampai lupa kalo ia belum makan. Lauk pauk yang di piring Tasya sudah di makan setengah tapi, ketika Vano menyuapi sesendok makan ke dalam mulut Tasya di ada tanggapan, dan yah! Tasya sudah tertidur sambil bersandar di lengan kekar Vano.
Vano sungguh bingung ingin menaruh piring dulu atau membaringkan tubuh Tasya dulu, akhirnya Vano memutuskan untuk menaruh piring ke lantai dan mengangkat tubuh Tasya ke tengah ranjang. Vano juga ikut berbaring bersama Tasya yang tertidur pulas terdengar suara dekuran. Tidak ia juga tertidur.
~
Vina dan Haikal sudah bertemu dengan Adam. Adam menyetujui bahwa Haikal bisa mengikuti operasi kanker saluran empedu.
" Kanker saluran empedu ini sudah stadium dua. pada stadium ini, jaringan kanker sudah mulai membesar dan dapat menyebar ke jaringan di sekitar saluran empedu. Dan kita harus melakukan operasi Laparoskopi " ucap Vina setelah USG di bagian empedu dan membaca riwayat pasien yang tersimpan di data rumah sakit dan.
Operasi Laparoskopi adalah metode prosedur bedah yang minimal invasif yang di lakukan dengan melakukan sayatan kecil di dinding perut. Laparoskopi dilakukan dengan bantuan alat berbentuk tabung tipis bernama laparoskop. Alat ini dilengkapi dengan kamera dan cahaya di ujungnya.
Operasi ini harus menggunakan dua tangan sedangkan satu tangan Vina tidak bisa terlalu di gerakkan. Vina kembali melihat tangannya sendiri mencoba untuk mengepal hanya ada rasa sakit. Gerakan Vina tidak luput dari perhatian Haikal.
" Jangan gerakan tangan mu dulu nanti lama sembuhnya. Selesai operasi aku minta es krim yang kamu janjikan tadi. " ucap Haikal mengingat janji Vina ketika ia di suruh bangun tadi.
" Berarti tadi Kaka sudah bangun. Oke! Nanti kita beli es krim, Kaka yang bayar. Yeah!! " Ucap Vina.
" Kamu ini " ucap Haikal sambil tersenyum.
Haikal Menganti ganti baju operasi berwarna hijau kebiruan. Mengapa harus Dokter tidak mengunakan jas putih untuk operasi? Ternyata, ini sebabkan merah yang berasal dari darah terlalu lama melihat warna merah menyebabkan timbul halusinasi warna hijau saat seseorang pandangan ke permukaan yang berwarna putih.
Terlalu lama melihat warna merah juga dapat menyebabkan kepekaan seseorang terhadap warna merah berkurang. Akibatnya, seseorang menjadi kurang jelas dalam melihat berbagai benda. Hal ini tentu sangat fatal mengingat dokter perlu mengamati berbagai organ tubuh pasiennya sangat operasi.
Warna hijau dapat membantu menetralkan warna merah karena warna hijau merupakan lawan dari warna merah dalam roda warna.
Vina menunggu Haikal dan Adam yang beroperasi di dalam sana. Di antara mereka memang Vina lebih berpengalaman biar pun ia baru selesai dengan kuliah kedokteran. Selama ia menjadi dokter magang di Australia ia banyak di percayakan oleh dokter senior yang di sana membuat ia memiliki banyak pengalaman dan banyak tahu ilmu kedokteran dari para seniornya. Dan keterampilan tangan dalam mengoperasikan sangat membuat para dokter kagum padanya tapi, ia selalu merendahkan diri. Malahan ia mengajarkan para dokter yang tapi, semenjak ia pindah entah mereka masih belajar atau tidak.
Sudah dua jam Vina menunggu tapi, belum juga ada tanda-tanda Haikal keluar dari ruang operasi. Ia selalu berdoa agar operasi ini berjalan lancar. Vina duduk sendiri di kursi tunggu yang di sediakan di depan ruang operasi. Tidak lama ponselnya berbunyi.
[ Halo Dokter Elvina, bisa ke UGD sekarang karena sebentar lagi ada pasien kecelakaan beruntun tiba ]
[ Saya akan ke sana ]
Menutup telefon tanpa menunggu jawaban dari suster yang tadi menelfon. Vina sebelum beranjak dari duduknya, ia melihat pintu operasi yang masih tertutup rapat. Vina berjalan cepat ke arah UGD dengan pakaian yang ia sudah ganti bersamaan dengan Nia dan Nisa tadi.
Vina datang pas dengan pasiennya memasuki ruang UGD. Terlihat di lengan pasien banyak kaca-kaca menancap di tubuhnya. Suster menyuruh untuk menaruhnya di brangkar. Vina yang melihat itu pun langsung menuju brangkar yang di suruh, Vina memakai sarung tangan dengan cepat agar tidak di lihat oleh suster Reni yang tadi menelfon tapi, sayangnya Vina merasa sakit hingga sedikit meringis tidak luput dari pandangan suster Reni.
" Astaga Dok, kenapa dengan tangan dok? " Tanya suster Reni melihat perban di telapak tangan Vina.
" Luka kecil kok " jawab Vina sambil tersenyum agar suster Reni tidak khawatir padanya. Suster Reni sama seperti Nisa selalu memperhatikan Vina seperti adik mereka.
" Baiklah. Sebentar aku periksa biar aku tau luka kecil atau besar " ucap Reni serius.
Vina mengambil satu-persatu kaca yang tertancap di lengan. Ada satu pecahan yang tertancap dalam membuat Vina sedikit kesulitan untuk menariknya. Vina harus ekstra hati-hati dan fokus pada pecahan tertatam dalam. Vina tidak menyadari dari jauh ada empat orang melihat kearahnya.
Ya. Haikal, Adam, Nisa dan Nia sudah selesai operasi ketika Vina berjalan meninggalkan ruang operasi. Haikal sedikit khawatir melihat Vina yang mulai keringat dingin, rambutnya sudah basah di akibatkan keringatnya sendiri. Adam yang sudah mendengar penjelasan Nisa tentang keadaan Vina menjadi prihatin.
Vina merasa pandangan mulai buram tapi, ia tetap fokus pada apa yang ada didepannya. Jahitan terakhir kepala Vina mulai berat, syukur Vina tinggal memasang perban pada luka besar tadi.
Vina berusaha untuk beranjak dari duduknya tapi pandangan tiba-tiba pusing melanda. Ia menduduki kursi yang tadi ia duduki.
" Dok " panggil pasien yang tadi Vina tanganin. Ia memperhatikan Vina yang sedang mengeleng-geleng kepala.
" Yah? Apa ada yang keluhan yang lain? " Tanya vina mempertahankan kesadarannya.
" Vi " panggil Haikal.
Sontak Vina langsung berbalik ke arah sumber suara. Vina sungguh tidak bisa menahan kesadarannya lebih lama.
____
Jangan lupa like dan komen 💙
Vote juga jangan lupa🤗
Ig: carlin_ar.
Salam hangat
kalian pilih yang mana DICINTAI atau MENCINTAI!
