Setelah 15 Tahun Menikah Denganmu

"El?"

"Apa Mas?"

"Waktu ku tidak banyak."

Elma mendelik, buru-buru dia melepaskan penyatuan mereka dan turun dari atas pangkuan sang suami.

Danu terkekeh, sebelum Elma berlari ke dalam kamar dia lebih dulu menahan tubuh istrinya, memeluk Elma erat dan menjatuhkan sebuah ciuman penuh cinta di atas bibir sang istri.

"Aku mencintai mu El."

"Aku juga mencintai mu Mas," balas Elma, keduanya tersenyum lebar kemudian berperang dengan waktu agar tak semakin lama kalah.

Disaat Elma memakai baju di kamar, Danu pun kembali membenahi bajunya pula, lalu mengambil kotak bekal di dapur dan membawa kopernya di ruang tamu untuk dibawa masuk ke kamar.

"Sudah El?"

"Sudah Mas, aku nanti bisa pakai riasan di toko."

"Maaf ya jadi buru-buru."

"Tidak apa-apa kok," jawab Elma dengan malu-malu, karena dia lah yang paling banyak menginginkan adegan panas tadi. Rasanya bahkan masih berdesir kala mengingat ulahnya sendiri.

"Ayo pergi," ajak Elma dan Danu mengangguk.

Mereka berdua akhirnya pergi, naik motor dan menempuh perjalanan kurang lebih 20 menit.

Selama perjalanan itu keduanya lebih banyak diam, karena Danu menyetir dengan buru-buru. Tapi Elma memeluk Danu erat, lengkap dengan bibirnya yang tersenyum dan hati berbunga-bunga.

Siang ini langit kembali mendung, perlahan menggelap dan nyaris hujan saat mereka sampai di area parkir Clarke Superl Mall.

"Sepertinya mau hujan Mas."

"Tidak apa." Jawab Danu singkat, kini mereka sudah kembali bersama. Hujan tidak akan membuat mereka kedinginan.

Danu dan Elma lantas masuk ke dalam Mall dengan langkah cepat. Sepanjang jalan itu Danu juga meminta izin untuk nanti langsung mendatangi tokonya, tidak mengantar Elma lebih dulu.

Elma pun mengangguk, dia tidak akan banyak menuntut.

Saat itu masih jam 3 sore, belum waktu jaga Elma untuk bekerja. Diaz juga sedang pergi jadi dia tak bisa bertemu dan bicara tentang keinginannya untuk pindah shift siang andai boleh.

Jadilah saat itu Elma merias dirinya lebih dulu, di dalam kamar mandi kemudian keluar di bagian penyambutan pelanggan. Karena bingung mau apa akhirnya dia juga ikut bekerja.

Namun saat itu Fokusnya tertuju ke arah toko sang suami. Dia melihat Danu dan teman-temannya yang lain saling bertukar cerita, diantara suara musik yang cukup keras menyala.

Beberapa orang yang menggunakan baju seperti Danu pun menari dengan gerakan yang sama, menarik perhatian konsumen. Sementara suaminya memegang Mix dan bicara mengundang para pengunjung Mall untuk datang ke stand mereka.

Elma tertegun.

Seharian suaminya berdiri, tersenyum dan terus bicara. Hal itu pasti sangat melelahkan. Namun ketika sampai di rumah, dia malah m nyambutnya dengan wajah masam dan berbondong pertanyaan.

"Mbak Elma, masuk saja duduk di dalam. Tidak usah ikut bekerja," ucap Tiara, salah satu karyawan jaga **** siang. Gadis cantik yang sangat baik. Dia tak enak hati Elma juga ikut bekerja, apalagi tidak akan ada uang tambahan untuk beberapa jam Elma berdiri disini.

"Eh, Mbak Elma lihat toko ponsel itu ya?" tanya Tiara lagi, saat Elma sesekali tetap melirik kesana meski Tiara sudah menyapa nya.

Di sana memang sangat ramai, selalu menjadi pusat perhatian.

"Rame ya Mbak? karyawannya juga cantik-cantik dan ganteng-ganteng. Apalagi yang pegang mix itu, ya ampun ganteng banget." Puji Tiara dengan wajah ceria, menatap Danu dengan tatapan memuja.

Sontak saja membuat Elma mendelik dengan hati yang merasa tak suka. Entahlah, kini Elma seperti kembali muda. Seperti itu saja dia cemburu.