NovelToon NovelToon
Kutu Buku Mendapatkan Sistem

Kutu Buku Mendapatkan Sistem

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / CEO / Sistem
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: jenos

Kehidupan Jansen, seorang pemuda biasa, berubah secara drastis ketika ia secara tak terduga mendapatkan sesuatu yang misterius bernama "System". Sistem ini memberinya kekuatan untuk mengubah takdir hidupnya dan membawanya ke jalan kesuksesan dan kebahagiaan.

Dengan bantuan sistem ini, Jansen berusaha untuk meraih impian dan cinta sejatinya, sambil menghadapi berbagai rintangan yang menguji keteguhan hatinya.

Akankah Jansen mampu mengatasi tantangan-tantangan ini dan mencapai kehidupan yang ia inginkan, ataukah ia akan terjebak dalam keputusasaan karena kekuatan baru yang ia miliki?

Jansen mendapatkan beberapa kemampuan dari sistem tersebut, seperti kemampuan bertarung, peningkatan kecepatan dan kekuatan, serta kemampuan untuk mempelajari teknik baru lebih cepat. Sistem tersebut juga memberikan Hansen akses ke pengetahuan yang luas tentang dunia, sejarah, dan berbagai aspek kehidupan, yang membantu Jansen dalam menghadapi berbagai tantangan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jenos, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 4

Jansen mengangguk setuju, berjanji pada dirinya sendiri bahwa dia akan bekerja keras demi masa depan mereka berdua. Meskipun terpaksa berbohong, dia tahu bahwa ini adalah satu-satunya cara untuk melindungi ibunya dari kebenaran yang lebih rumit.

"Apakah kamu akan masuk kuliah hari ini?" tanya Sandria dengan wajah cemas.

"Aku libur, Ibu. Aku akan mencari pekerjaan dulu dan hidup sukses!" sahut Jansen penuh semangat sambil tersenyum.

"Berhati-hatilah, Nak. Jangan sampai kejadian sebelumnya terulang kembali!" ujar Sandria dengan nada khawatir, teringat akan insiden saat putranya menabrak kereta. Kejadian itu bagai mimpi buruk yang terus menghantui mereka.

"Tidak akan, Bu!" balas Jansen dengan keyakinan, senyumnya semakin lebar. "Itu adalah kejadian memalukan buatku!"

Setelah berpamitan, Jansen segera melangkahkan kakinya keluar rumah. Begitu pintu tertutup, ekspresi wajahnya berubah. Tangannya terkepal erat, matanya terlihat tajam dan penuh dendam.

"Dony, Nando, dan kalian semua akan merasakan balas dendamku," gumamnya dengan nada getir, lalu berjalan kaki menuju tujuannya dengan langkah tegap.

Saat ini, Jansen ingin pergi ke toko tempat dia bekerja sebagai pengirim paket makanan sehari-hari. Meskipun telah memperoleh sistem baru, dia tetap harus bekerja demi menjaga kehidupan normalnya. Karena tanpa pekerjaan ini, Jansen akan kesulitan menjelaskan darimana uang yang ia dapatkan. Setidaknya, begitulah cara Jansen meraih kenyamanan dalam hidupnya, melalui jalan yang penuh kebohongan. Jansen tersenyum getir, berharap kebohongan demi kebaikan ini tidak akan membawa bencana di masa depan.

Di jalan kota Banjarmasin, pagi itu Jansen berjalan di trotoar dengan langkah ringan.

Tiba-tiba, ia melihat seorang wanita tua yang hendak menyeberang jalan dengan ragu-ragu. Melihat pemandangan tersebut, Jansen segera mendekat dan menawarkan bantuan.

"Apakah Nenek ingin menyeberang ke sana?"

"Benar, Nak. Apakah kamu bisa membantuku?"

"Aku siap menjadi pahlawan!" ucap Jansen sambil tersenyum cerah. Wanita tua itu pun tertawa kecil melihat tingkah konyol jans yang menghidupkan suasana.

Tak lama kemudian, jans berhasil membantu wanita tua itu menyeberang jalan dengan selamat. "Terima kasih, Nak. Semoga kebaikan selalu menyertaimu!"

"Sama-sama!" balas jans, tersenyum hangat. Mendapatkan doa yang tulus merupakan penghargaan yang tak ternilai harganya, membuatnya merasa lebih baik meskipun di balik kebohongan yang mencekam jantungnya.

DING...

[Selamat, Anda mendapatkan 10 Poin atas ketulusan hati membantu seseorang]. jans tiba-tiba terhenti, terkejut oleh notifikasi yang muncul di kepalanya, lantas dengan sigap ia memeriksa Status untuk memastikannya.

Ding... Suara berdenting terdengar di kepala Jansen.

Nama: Jansen Gillard.

Poin Utama: 30

klaim

Kekuatan: 50

Kelincahan: 50

Semangat: 50

Keterampilan: Tidak ada.

Inventory: Tidak Ada.

Dana: 6.000.000.00.

Woah! Jansen merasa terpesona, tak menyangka bahwa sistem ini begitu mengagumkan. Oleh karena itu, mulai saat ini, dia berjanji akan terus membantu orang lain selama tidak merugikan nyawanya.

Dengan hati gembira, Jansen melanjutkan langkahnya sambil bersenandung.

Setelah berjalan setengah jam, akhirnya Jansen tiba di toko. Beberapa motor sudah pergi, mengindikasikan bahwa para pengantar paket telah mulai bertugas. Namun ketika dia mendorong pintu toko, suara teriakan keras tiba-tiba terdengar memekak telinga.

"Jansen! Mengapa kamu terlambat?"

teriak wanita itu penuh kemarahan.

Dengan nada menyesal, Jansen menatap wanita yang dikenal galak tersebut, "Maaf, motor milikku rusak dan membuatku sulit tiba lebih cepat ke toko. Mohon maafkan keterlambatanku!"

"Kamu selalu punya alasan! Cepatlah kesini dan pakai pakaianmu. Kebetulan ada satu motor yang tidak terpakai, pemiliknya sudah mengundurkan diri. Ambil pesanan dan segera kirim!" Wanita galak itu berusaha menahan emosinya, tapi tetap bersuara keras.

"Terima kasih, Bu Fatmawati!" ujar Jansen dengan rasa terharu.

Dia segera mengenakan jaket dan mengambil semua pesanan yang sudah disiapkan, lalu secepat kilat melaju dengan motornya.

Sambil menikmati keindahan kota Banjarmasin, Jansen mengemban misi harian sebagai pengantar pesanan.

Dia berkeliling kota, melewati lorong-lorong sempit dan memutar arah ketika diperlukan. Namun, kini Jansen sangat berbeda. Seolah-olah dia memiliki semangat dan energi baru setelah menemukan sebuah sistem canggih dalam kepalanya yang bisa mencetak uang dengan cara mudah. 1 Poin sama dengan 100 Ribu, dan jika setiap hari dia bisa mendapatkan minimal 20 Poin, maka dia akan mendapatkan 2 Juta. Dengan semangat ini, bukankah dia akan menjadi kaya dalam sekejap mata?

Kini, jans melangkah masuk ke dalam perumahan elit. Ia berhenti di pos satpam dan meminta izin untuk mengantarkan pesanan makanan. Satpam mengizinkan setelah melakukan pemeriksaan rutin. Motor Revo-nya yang berwarna hitam melesat menuju kediaman yang telah dipesan.

Sesampainya di depan pintu Rumah No.

12, jans langsung menekan bel dengan hati berdebar. Ini adalah kali pertama seseorang di sini memesan makanan dari tokonya. Ia menekan bel sekali lagi karena tak kunjung ada yang membuka.

Tak disangka, langkah kaki terdengar begitu jelas, seperti ada yang mendekat. "Benarkah ini efek dari Potion Kebangkitan? Pendengaranku menjadi lebih tajam?" gumam jans dalam hati.

Tanpa sadar, pintu sudah terbuka lebar. Dihadapannya kini berdiri seorang wanita yang luar biasa cantik dengan tangan melipat di dada, seolah menahan dua bukit yang hendak terjatuh.

jans terkesima, jantungnya berdetak semakin kencang, dan hidungnya terasa memanas. Ternyata, dunia ini memang penuh keajaiban dan tak pernah kehabisan kejutan.

"Kamu?" Wanita itu mengerutkan kening, merasa mengenali wajah Jansen yang tampak familiar. Namun, dalam ingatannya, sosok ini selalu mengenakan kacamata. Tapi kali ini, tidak.

"Aku mengantarkan paket. Mohon diterima." jans terpesona dengan kecantikan wanita di hadapannya, Lorenza Webster. Hanya dengan memandangnya saja, dia merasa seolah-olah dunia berhenti berputar. Namun, Jans sadar bahwa dia belum punya kemampuan untuk mendekatinya, terlebih karena adanya dony.

"Apakah kamu Jansen?" Tanya Lorenza, matanya bersinar. "Kamu cukup tampan tanpa kacamata!"

jans terkejut mendengar pujian tersebut, seperti peri dingin yang berbicara tanpa hambatan. "Apa aku bermimpi lagi?" gumam jans dalam hati, sejenak melamun.

"Hei," Lorenza melambaikan tangan di depan wajah jans untuk mengembalikan kesadarannya.

"Maafkan aku, aku terpesona," ucap Hans dengan terbata, wajahnya memerah. "Maafkan kesalahan ini." Hans membungkuk, dan setelah paket diambil oleh Lorenza, dia segera meninggalkan tempat itu.

Hatinya berdebar kencang, langkahnya terburu-buru - seolah ingin melarikan diri dari pesona wanita yang baru saja menyihir hatinya.

Lorenza tak bisa menahan tawa melihat jans berlari secepat kilat, meninggalkan kekagetan pada wajahnya. Siapa sangka lelaki kutu buku di universitas bisa terlihat begitu tampan dan menawan tanpa kacamata yang selalu menemani hari-harinya. "Apakah dia sengaja menyembunyikan wajah tampannya di balik kacamata dan sikap kikuknya?" Lorenza merasa penasaran.

1
Pakde
lanjut thor
Pakde
up
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!