"umurku 26 tahun, jika ingin melakukan seks knpa memang walau hanya main main, Tak semua seks itu dengan perasaan serius" sahut Jovanka ketus. Sean cukup tercekat mendengarnya, bahkan terdiam, hanya tangannya semakin erat mencengkram pinggang Jovanka tanda bahwa emosinya mulai terpancing. "Kau telat sekali ingin memulai di umur 26 tahun" ejek Sean, . "Tidak ada yang telat jika menyenangkan" ucap Jovanka seolah membalas ejekan sean. "Jadi kau senang melakukan nya dengan ku?" tanya Sean dengan wajah yang sangat menyebalkan Skak, jovanka tidak Bisa berkata-kata lagi, " Bukan begitu jugaa" sahut jovanka gugup mengalihkan pandangannya ke arah lain. **** "Astagaaaaaaa aku juga akan menjalani kontrak pernikahan" teriak Jovanka tak terima. "Jovanka, siapa tahu saat berjalannya waktu kalian bisa saling jatuh cinta" ucap Vivian ibunya dengan lembut. "Itu lebih tak mungkin lagi,! teriak jovanka
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lian14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perintah Berbisnis
Toktok, Terdengar suara pintu ruangan Morgan di ketuk dari luar, Tak berapa lama Hana muncul di ikuti jovanka yang mengekor di belakang nya.
"Sayang" tegur Hana duduk di samping Morgan di ikuti jovanka yang duduk disofa bersebrangan dengan duduknya Sam dan Sean, Mereka hanya saling diam beberapa waktu Sampai Morgan mulai membuka suaranya.
"Pimpin rumah sakit mu sendiri atau bergabung dengan rumah sakit milik Frans" titahnya dingin.
"astagaaaa,kak kita sudah bahas ini kemarin" sahut Jovanka lelah
"Lalu kau fikir aku akan menyetujui keinginan mu kembali kesana" hentak Morgan
"Kak apa salahnya sih?" ucap Jo kesal.
"Jelas salah jovanka,Kau tidak sadar? hidup mu tidak terarah saat tinggal sendiri disana!"ucap Morgan tajam dengan Hana Sam dan Sean yang hanya diam memperhatikan Jovanka dan Morgan bergantian
"Kak di Amerika aku juga tinggal sendiri" sergah Jovanka ,
"Jelas beda jovanka" geram Morgan
"Apa bedanya?sama saja ya sendiri juga!" Sahutnya terdengar sangat kesal
"Di sana kau terurus, kau tinggal di apartemen mewah kau terpantau dengan Baik, kau punya asisten yang siap membantumu,kau punya pengawal yang siap melindungi mu, bahkan makan mu di masak oleh chef pribadi" hentak Morgan mulai tak sabar.
"Sayaang jangan terlalu keras" ucap Hana mengusap lengan Morgan.
"Sayang andai kau tau pertama kali aku menemukannya, Dia berada di desa kecil, di rumah sakit kecil, Hidup miskin,Sendiri di ujung dunia sana " kesal Morgan menjelaskan.
"aku punya tempat tinggal, pekerjaan, bisa makan apanya yang miskin" sahut Jo membela diri.
" Apanya yang miskin kau bilang? Kau tinggal di kontrakan dengan 1 kamar saja Jo, itu bahkan lebih kecil dari rumah hamster milik maira" hentak Morgan kesal.
" Oh astaga kau samakan aku dengan hamster " sahut Jo tak percaya
" kau tidak pernah hidup susah, aku tidak pernah membuat mu hidup susah,Kau bahkan selalu tinggal di apartemen mewah, membeli perhiasan mahal, pulang pergi dengan mobil mewah, disana kau jalan kaki, miskin dekil tak terawat " Morgan sangat kesal jika mengingat kehidupan adiknya.
" Enteng banget mulutnya bilang miskin dekil tak terawat, aku bahkan masih jadi dokter tercantik di sana kak" sungutnya menatap Morgan.
" Memang begitu adanya,andai orang-orang tahu kau cucu keluarga wijaja, dimana aku akan menaruh wajahku yang tampan ini" kesal Morgan
" Ya tetap di kepala lah, mau di taruh dimana lagi, memang kamu banyak punya muka?" Sahut Jovanka sekenanya membuat Sam , Sean dan Hana mengulum senyum mendengarnya.
" Jovanka ,aku serius" geram Morgan.
Jovanka terdiam mendengar nya, memang benar kehidupannya berubah 180⁰ saat dia ada di desa dengan kehidupan nya dulu sebelum ke desa.
Jovanka gambaran anak anak kalangan kelas atas,hobinya membeli perhiasan mahal, dia pergi dengan mobil mewah, berpesta bersama anak anak kelas atas. Belanja hampir setiap hari.
"Aku sudah beli rumah juga sekarang" sahutnya menunduk.
"Seperti kandang apa sekarang rumah mu? Kandang kucing?" Tanya Morgan kesal.
"Apaa sih kak, Kakak ipar tolong suami mu ini mulutnya seperti mie pedas level 100" ucap jovanka kesal.
"Akan jadi level 1000 jika kau masih keras kepala!" hentak Morgan . .
"Kak samyyyy" rengek jovanka pada Sam
"Jangan merengek pada ku Joo" sahut Sam mengangakat tangannya tanda menyerah dengan. Dua kakak beradik itu. . .
Sean memperhatikan jovanka dengan lekat,"Persis sekali kakak nya" gumamnya
"Aku mendengar itu Sean!" bentak Morgan kesal,Di lanjut dengan tatapan nyalang jovanka ke arah Sean. "Oke aku salah bicara!" ucapnya menunduk.
"aku sudah beli rumah, yang paling besar,Kakak tinggal belikan mobil" rengek Jovanka.
"Pimpin rumah sakit mu sendiri jovanka!" tegas Morgan
"Tidak mauu!" kesal Jo.
"Jovankaaaaa" kesal Morgan lagi.
"Kak aaah, aku ini dokter, jangan menyuruh ku berbisnis!" kesal jovanka
"Siapa yang menyuruh mu berbisnis ?" sergah Morgan
"Aku tau maksud mu, memimpin rumah sakit berarti berbisnis kak!" jawab jo tajam
"Itu agar kau tidak perlu merawat pasien,Tapi Kalau tanggapan mu berbisnis lalu kenapa, apa salah nya berbisnis,kau cucu dan anak pebisnis, Bisnis yang membuat mu bisa sekolah dokter sampai ke Amerika" tekan Morgan mulai emosi.
"Kau yang bilang aku tidak perlu jadi pebisnis saat aku dulu Ingin Sekolah bisnis,kenapa sekarang mendorong ku untuk jadi pebisnis?" Tajamnya mulai sengit
"Kau tahu jelas kenapa aku melarang mu sekolah bisnis" bentak Morgan mulai emosi
"Jelas aku tahu, aku sangat tahu, semuanya demi Ivanka,segalanya tentang Ivanka, hanya tentang dia" teriak jovanka,
"Heiii heeeii! sudah" tegur Sam pada jovanka, lalu beralih pada Morgan ,"Tuan ini tidak akan berakhir dengan baik" tegasnya, pun dengan Jovanka yang menutup wajahnya dengan kedua tangannya, menyadari bahwa dia berbicara terlalu kencang pada kakak satu-satunya itu,
"Maaf kak" lirihnya,
"See, emosi mu naik sangat cepat. Kau sangat parah"tajam Morgan pada jovanka.
"Tuaaan" tegur Sam lagi.
"Ini harus di selesaikan Sam" bentak Morgan.
"Apa yang terjadi padamu 4 tahun ini, Kau belum sembuh bahkan semakin parah jovanka" ucap Morgan tegas."Kau tidak akan menjadi dokter dan merawat pasien lagi,Kau tidak akan kembali ke desa itu lagi" tajamnya.
Jovanka menatap tajam ke arah Morgan."Aku tidak mau, Aku seorang dokter dan aku cukup Dengan itu" sahut jovanka tak kalah tajam, BPD nya mulai mengambil alih karna tekanan morgan
"Dengan mental mu itu? Tidak ada dokter dengan gangguan mental jovanka" bentak Morgan."Itu bom waktu yang akan menghancurkan mu dan nama baik keluarga kita " bentak Morgan.
jovanka menutup wajahnya kembali, dia tahu resikonya memang, Morgan tidak salah mengkhawatirkan itu, jika catatan mentalnya terbuka di publik, bukan hanya karirnya, tapi keluarganya juga akan terseret dalam masalah.
"Aku tidak akan membuat kesalahan, Aku sungguh tidak akan membuat masalah" ucapnya yakin pada Morgan. "Aku hanya ingin jadi dokter kak" lirih nya dengan cepat berubah sedih, cuaca hatinya memang selalu berubah dengan cepat.
"Jovanka, kenapa kau tidak mau mengerti" tajam Morgan terlihat sudah sangat lelah bicara pada adiknya itu.
"Tuan tolong " sahut Sam menyela Morgan
"dia yang harus di tolong!" bentak Morgan pada Sam.
"Berhenti membentak, kau men triger emosinya naik" jawab sam tegas.
"Itu yang membuat adik-adikku selalu membangkang, kau selalu membenarkan kesalahan mereka!" tajam Morgan pada Sam.
"Sayang Sam benar, jika kau ingin lanjutkan pembicaraan ini, kelola emosi mu dengan baik" ucap Hana menenangkan suaminya.
"Tingkahnya membuat ku emosi!dia selalu keras kepala! tak mau mendengar orang lain" ucap Morgan menatap jovanka yang menunduk, dia sangat menahan dirinya untuk tidak mengamuk pada kakak nya itu.
"Kau bisa menahan emosi mu ,tapi dia tidak" tegas Sam
"Terus saja kau bela dia, Dari dulu kau membuatnya dan maira melawan ku dengan pembelaan dari mu" tajam Morgan.
"Astagaaa, dia ini !" sahut Sam putus asa pun juga sean yang menatap jovanka yang hanya menunduk, sesekali kedua tangannya bertaut mengerat menggenggam satu sama lain,
"Kau tidak akan kembali ke desa, kau tidak akan menjadi dokter yang merawat pasien, kau hanya akan memimpin rumah sakit itu keputusan ku" tegas Morgan tajam .
"Aku sudah 26 tahun, jangan mengambil keputusan untuk hidup ku" jawab jovanka dingin
"Kau berani mengatakan itu pada ku?" tanya Morgan tajam, "Seluruh rekening mu akan di blokir, termasuk deviden,kepemilikan saham mu akan ku tangguhkan,Aku akan memboikot nama mu dari semua jaringan rumah sakit" ancam Morgan
"Aku akan tetap merawat pasien!" ucap jovanka tajam, BPD nya sudah mengambil alih,dia mulai ketakutan dan tertekan
"Akan ku hancurkan rumah sakit mana pun yang berani menerima mu" tajam Morgan
"Ku bilang aku akan tetap merawat pasien!" sahut jovanka.
"Ini tidak akan baik" bisik Sean pada Sam!
"Kau akan tinggal dengan 4 pengawal 24 jam penuh" titah Morgan tajam
"Kau tidak berubah,menggunakan itu untuk mengatur ku dan maira" tajam jovanka.
"6 pengawal" ucap Morgan lagi.
"Kaaaak" kesal jovanka.
"8 pengawal" bentak Morgan membuat Jovanka mulai menjambaki rambutnya mendengar perintah kakaknya.
"Pilih, kau memimpin perusahaan,Atau kau mau mencoba menguji ucapan ku" ucap Morgan tajam. Jovanka tahu kakak nya pasti akan lakukan yang di katakannya.
Jovanka menghela nafasnya panjang, "Pengangguran, aku jadi pengangguran saja" sahutnya sinis. "Kau bisa pasang jerusi besi untuk mengurung ku, Kau bisa pasang seratus pengawal di sisi ku. Agar aku tidak jadi bom waktu yang menghancurkan nama baik mu dan wijaja grup" sambungnya tajam .
"Apa lagi? Mau aku seperti apa lagi? " Tanya nya
"Kau harusnya faham jovanka, aku lakukan ini untuk kebaikan mu" ucap Morgan tajam."Kau bukan anak kecil yang tak bisa memahami apapun,Tanggung jawabku,bukan hanya untuk mu, Tapi juga untuk maira, untuk puluhan ribu karyawan kita kau tahu itu kan" tegasnya.
"Jika kau tetap merawat pasien dengan mental mu itu, saat itu terbuka di publik, itu akan jadi skandal besar" ucap Morgan menjelaskan. "Maaf jika ini terasa tidak adil untuk mu" sambungnya membuang pandangannya ke sisi lain.
"Baiklah, oke, sudah kan" tanya Jovanka mengakhiri perdebatan mereka.