Setelah kematian kedua orang tuanya, Farhana baru tahu jika mereka bukanlah orang tua kandungnya.
Mereka berdua meninggal akibat kecelakaan. Dan ternyata yang menabrak adalah putri kandungnya sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurul Senggrong, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TASYA
Dzaki menatap gadis itu sekilas sebelum mengalihkan pandanganya . Sudah bukan rahasia lagi jika Dzaki bersikap acuh pada setiap gadis kecuali Cindy dan juga Farhana.
Gadis itu merasa tidak nyaman karena diacuhkan oleh Dzaki. Apalagi untuk bisa ke sekolah ini ia harus ribut dengan keluarganya.
Gadis itupun langsung bangun dari duduknya dan mengejarnya.
"Dzaki!" teriaknya. Mau tidak mau Dzaki pun menghentikan langkahnya dan menoleh kearahnya.
"Ada apa?" tanya Dzaki dengan malas.
"Kamu sudah lupa sama Aku?" tanya gadis itu dengan mata yang berkaca-kaca.
"Memangnya kamu sepenting itu sampai Aku harus mengingatmu?" tanyanya datar. Pembicaraan mereka terdengar oleh siswa lainya. Suasana kelas yang awalnya agak ramai langsung sunyi karena rasa penasaran mereka.
Bahkan Farhana harus terdiam di depan pintu karena takut mengganggu mereka. Sayangnya tindakannya terlihat oleh Dzaki yang tidak sengaja menoleh kearah pintu.
Melihat Farhana membawa kursi seorang diri, Ia tidak lagi menghiraukan gadis di depannya. Dzaki berbalik dan menghampiri Farhana. Ia langsung mengambil alih kursi itu dari tangan Farhana.
"Kenapa tak menungguku?" tanyanya dengan lembut.
"Buat apa?" tanya Farhana dengan bingung. Bukankah hanya mengambil kursi kenapa juga harus menunggu Dzaki datang.
"Kakimu baru saja sembuh."
Tanpa menungu lagi ia segera membawa kursi itu ketempat dimana tas Farhana diletakkan. Gadis tadi melihatnya dengan mata memerah. Dia menatap dengan kebencian yang tidak disembunyikan.
Farhana tidak menghiraukannya sama sekali . Ia mengikuti Dzaki dibelakangnya.
Gadis itu bernama Tasya. Dulunya ia tetangga sekaligus teman masa kecil Dzaki. Meski dibilang teman masa kecil namun mereka hampir tidak pernah berkomunikasi sama sekali.
Sejak kecil Dzaki sudah menjadi anak pendiam dan tidak suka bersosialisasi. Jadi ia tidak merasa ada yang salah dengan tindakannya.
Setelah meletakkan kursi milik Farhana, Ia meletakkan tasnya diatas meja dan kemudian keluar dari kelas untuk mengambil kursi yang akan ia duduki.
Tasya sudah kembali duduk di kursi yang biasa diduduki oleh Dzaki. Wajahnya nampak cemberut. Sesekali melirik Farhana dari ekor matanya.
Hari ini Farhana , Dzaki dan Kenzo dipanggil ke ruang kepala sekolah. Selain untuk membahas kemenangan Farhana diajang Olimpiade, kepala sekolah juga membahas soal gosip yang tersebar.
"Maaf jika bapak menggangu waktu belajar Kalian bertiga," kata Kepala sekolah sambil tersenyum.
"Sebelum Bapak berbicara lebih lanjut, bapak mau mengucapkan terima kasih atas kerja keras Kalian bertiga. Maaf jika kemarin bapak tidak bisa mendampingi kalian."
"Tidak papa Pak. Bu Firda dan Bu Eva sudah menjaga Kami dengan baik," kata Kenzo dengan tersenyum cerah. Farhana dan Dzaki menganggukkan kepala mereka.
"Sekarang Bapak mau tanya. Apa Kalian sudah mendengar rumor yang menyebar di sekolah hari ini?" tanya Kepala sekolah dengan serius.
"Apa ini ada hubungannya dengan Dwi dan juga Radit yang mengalami sakit perut ?" tanya farhana dengan tenang. Untungnya tadi kakak kelas sudah berbicara dengannya. Secara garis besar ia sudah bisa menebak arah pembicaraan Kepala sekolah. Apalagi gosip itu melibatkan namanya.
"Jadi kamu sudah tahu?"
"Tadi ada Kakak kelas yang sudah berbicara saat Kami bertemu di tengah jalan," jawab Farhana dengan jujur.
"Tanggapanmu bagaimana?"
"Biasa saja. Sebenarnya semua itu tidak hubungan nya sama sekali denganku. Apa untungnya bagiku melakukan hal sekeji itu. Lagi pula Aku tidak pernah terlibat masalah dengan mereka."
"Tapi salah satu dari korban mengaku telah melihatmu di restoran tempat mereka makan ."
"Meskipun Aku berada di tempat yang sama dengan mereka, Apa mereka punya bukti jika saya yang sudah membuat mereka celaka? Bukankah disana ada CCTV? Pastinya dengan melihat CCTV itu mereka bisa melihat apa saja yang sudah Saya lakukan selama ada di restoran." Mendengar ucapan Farhana tiba-tiba mata kepala sekolah langsung berbinar.
"Kamu benar. Kenapa Aku sampai melupakan hal sepenting itu. Kalau begitu Kalian bisa kembali ke tempat Kalian. Bapak harus segera mengurusnya sampai tuntas. Kalau memang itu tidak ada hubungannya dengan Farhana, Bapak akan pastikan namamu tidak sampai rusak," kata Kepala sekolah dengan serius.
mga hana bsa mnolong,mskpn bnyak orng yg mragukn...
sprti biasa....orng jht yg iri,trs mlkukn brbgai cra biar tjuannya trcpai....tp syangnya dia ga bsa mnemukn apa yg dia cari....kl pelakunya udh kthuan sm hana,kira2 bkln d apain y????
jd pgn ikutan jg sm hana....😁😁😁
🤭🤭
Nah loohhh.....jd spa dong trsangkanya????