Pengasuh Buat Candu

Lina yang sudah merasa sudah mendingan kembali ke tugasnya. Walau bibik melarangnya tapi Lina kekeh melakukan tugasnya. Ia kasihan pada ini Ratmi harus kerja double.

"Ga apa - apa, bik. Aku sudah sehat kok. Bibik bisa melanjutkan tugas yang lain. Nanti kalau aku ga kuat pasti juga cari bibik." kekeh Lina sambil mengambil alih Bima dari tangan ibu Ratmi.

"Ya sudah, kalau gitu bibik mau nyuci dulu. Kamu kalau butuh apa - apa bilang sama bibik aja." bik Ratmi kembali kebelakang melanjutkan tugasnya yang terbengkalai.

"Bima mau minum susu?" tanya Lina pada bocah yang baru mulai berceloteh.

"Cucu. " angguk Bima sambil tertawa.

Setelah susunya habis tak lama Bima tertidur dan begitu juga dengan Lina. Mungkin karna pengaruh obat yang ia konsumsi sehingga menimbulkan rasa kantuk.

Lina tak sadar jika ada seseorang yang memep4hati9akn dirinya sedari tadi. Ia terjaga saat bibirnya di kecil seseorang. Mata Lina langsung terbuka dan melotot saat tau siapa gerangan yang tengah menciumnya.

"Tuan." Lirih Lina dan langsung bangun dari tidurnya.

"Gimana rasanya, masih sakit?" tanya Bagas.

"Lumayan." jawab Lina singkat.

"Kamu sudah makan?" perhatian Bagas melambungkan hati Lina.

"Sudah tadi siang, tuan. Tuan butuh sesuatu, biar saya ambilkan?"

"Ga usah kamu istirahat aja, persiapkan dirimu untuk selanjutnya." Bagas mengedipkan matanya ambil tersenyum mesum memberi kode pada istri membaut Lina bergidik ngeri membayangkan kejadian kemaren yang harus berakhir di rumah sakit.

Bagas meninggalkan Lina dan Bima, ia pergi ke ruang kerjanya sambil membuka sebuah pesan dari anak buahnya.

"S***an, kamu mau bermain - main dengan saya. Baik saya akan ikuti permainan kamu tapi jangan salahkan saya jika nanti terjadi sesuatu pada kami.: geram Bagas. Kali ini ia tidak lagi melempar ponselnya seperti biasanya di saat ia kesal.

Lantas ia menghubungi seseorang dan menurut melakukan tugas yang sudah ia berikan.

"Lakukan sekarang, saya pengen liat bagaimana reaksi mereka atas kejutan yang saya berikan." Bagas tertawa tapi tawanya terdengar mengerikan.

Bagas meletakan ponselnya di meja, lalu membuka laptopnya mengerjakan tugas yang belum sempat ia kerjakan. Tapi pikiranya tidak fokus karna tidak bisa konsentrasi Bagas kembali menutup laptopnya.

Untuk mendinginkan kepalanya yang panas Bagas memilih berenang meski hari sudah agak malam. Air kolam terasa dingin mengenai tubuhnya tetap saja tak bisa mendinginkan kepalnya. Bagas memutuskan menyudahi dan membilas tubuhnya baru setelah itu ia memutuskan kekamar putranya.

Bima nampak tengah asik bermain dengan Lina. Bocah begitu bahagia tertawa bersama pengasuhnya.

"Tuan." sapa Lina.

"Eh anak papa lagi main ya, papa boleh gabung ga?" tanya Bagas pada putranya.

"Ga oleh, papa sana." usir putranya yang belum lurus bicaranya.

"Bima ga boleh gitu, masa ga mau main sama papa." tegur Lina lembut.

Dengan bujuk rayu Lina akhirnya Bima mau bermain dengan papanya meski nampak ogah - ogah. Lina tersenyum melihat bagaimana Bagas kewalahan meladeni anaknya bermain.

Akhirnya Bagas menyerah, rasanya sungguh capek meladeni putranya. Tapi kenapa Lina bisa kuat ya? Bagas merebahkan tubuhnya yang terasa luluh lantak dan tak lama ia sudah bergabung ke dunia mimpi hingga pagi menjelang.

...****************...

Assalamualaikum kk, apa kabar?

Terimakasih atas semua apresiasinya.

Jangan lupa tinggalkan jejak berupa like dan komen serta vote yang banyak biar thor semakin semangat untuk melanjutkannya bab selanjutnya 💪😘🙏