Lin Yi Yue hanya punya satu keinginan, terbang bebas. Dia tidak ingin lagi terikat atau pun terkurung dalam sangkar lagi.
Bertemu Bai Ruyi membuat perasaannya campur aduk, harusnya ada rasa benci tapi mengapa juga ada harapan. Pria itu memberikannya janji yang indah, berkata akan mengubah sangkar menjadi rumahnya dan akan menemaninya terbang kemana pun.
Lin Yi Yue menginginkannya, tapi apakah itu mungkin? Beban yang dia tanggung sangat besar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Velika Sastra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tanam Tanam
''Bai Ruyi mau kemana?''
''Mengantarkan permen.''
''Jangan lupa pikirkan solusinya.''
''Ya.''
Memasuki halaman timur Lin Yi Yue sudah menunggunya. ''Ruyi mana permenku?''
''Ini dia.'' Bai Ruyi mengeluarkan setumpuk kotak permen, meletakkannya dengan susah payah.
''Cukup banyak, berikan aku daftarnya, aku ingin memeriksa nya.''
''Sebanyak ini kau ingin memeriksanya!''
''Tentu saja, bagaimana jika ternyata kau mengambil permen dan kue ku.''
''Aku sudah membantumu membelikannya, sekarang kau malah menuduhku. Lagi pula dengan permen dan kue manis sebanyak ini, melihatnya saja membuat gigi terasa sakit.''
''Bisakah kau berhenti membahas masalah sakit gigi, kurasa kau punya kenangan buruk dengan sakit gigi.''
Lin Yi Yue membuka kotak satu persatu, memastikan setiap kue dan permen yang ia pesan ada.
''Baiklah semua ada, kenapa kau masih di sini?'' melihat Bai Ruyi masih berdiri di sana.
''Itu... bukankah kau bilang punya solusi dalam menanam?''
''Kapan aku bilang punya solusi? Lagi pula bukankah kau bilang tidak ingin curang? Kenapa, merasa tidak berdaya setelah mengetahui fakta.''
''Tentu saja bukan cara curang seperti itu, aku yakin kau punya solusi lain. Lagi pula aku sudah membelikanmu semua ini.''
''Jadi kau mulai membuat perhitungan denganku?''
''Bukan begitu, kenapa suasana hatinya cepat sekali berubah?''
''Begini, jika kau bisa membantuku sekarang, di mana depan jika kau ingin kue dan permen aku akan pergi membelikannya.''
''Hmm, itu tawaran yang menarik. Kau yakin tidak akan menarik kata-kata mu?''
''Bukan kah hanya beberapa permen, akan ku belikan sebanyak yang kau mau.''
''Baiklah, ingat dengan kata-kata mu saat ini.''
Lin Yi Yue tersenyum, senyuman nya membuat Bai Ruyi merasa ada yang salah. Lin Yi Yue mengambil kotak di balik lengan bajunya. Kotak itu terbuka, sebuah rumah kecil melayang beberapa senti di dalam kotak.
''Apa ini?''
''Sebelumnya keluargamu juga menanam di sini, ambil ini cari sendiri.''
''Apakah pohon-pohon kering di luar itu?''
''Ya, pohon-pohon itu mati setelah tidak ada yang merawatnya. Teteskan darahmu, hanya yang mendapat izin mu yang bisa masuk.''
''Terima kasih, tenang saja aku akan membelikanmu banyak permen mulai sekarang.'' Bai Ruyi pergi dengan gembira.
''Sepertinya aku melupakan sesuatu, tapi apa? Lupakan, siapa peduli.'' Lin Yi Yue menaikkan bahunya acuh.
****************
Di luar Paviliun, suara keluhan menggema. Para murid duduk dengan bosan melihat Li Yao yang masih berusaha menanam.
Li Yao mengambil bibit lagi, kali ini menyelimuti bibit dengan kekuatan spiritual nya. Menanam bibit lalu menggunakan elemen kayunya guna menumbuhkan tanaman.
Lenggang beberapa menit, keringat menetes, batang hijau kurus tumbuh. Menahan nafas gembira Li Yao mengerahkan lebih banyak kekuatan, namun dalam sedetik batang hijau itu dengan cepat kering, menjadi butiran debu.
''Kak Yao, setidaknya itu merupakan kemajuan.''
''Aku akan berusaha lagi.''
''Kak Yao sudah lah, bibit mu sudah habis. Kau istirahat saja.'' Si Jie'er menarik Li Yao duduk di sisinya.
''Belum sampai sehari kalian sudah menyerah.'' kemunculan Zhao Hua membuat para murid meliriknya.
''Nona Zhao, ini adalah tugas yang mustahil bagaimana kami bisa melakukannya dalam tiga hari. Nona Zhao bisakah tugasnya diberi keringanan, apakah kau punya semacam petunjuk. Lagi pula bagaimana tanaman bisa hidup di lingkungan keras ini.''
''Kau banyak bicara, juga kata siapa tidak ada tanaman yang bisa hidup di sini.''
''Nona Zhao, jangan bercanda hanya ada bebatuan dan pohon-pohon kering di sini, tidak ada yang hidup.''
''Aku bilang ada, kalian bahkan melihatnya setiap hari.''
''Benarkah!''
''Kami melihat nya setiap hari?''
''Nona Zhao jika ada tanaman yang hidup kami akan langsung mengetahuinya, jelas-jelas tidak ada tanaman yang hidup.''
''Aku!'' Zhao Hua menunjuk dirinya sendiri.
''Hah!''
''Wujud asliku adalah tanaman anggrek, lihat aku masih hidup dan berdiri di hadapan kalian semua.''
''...''
''Nona Zhao ini hal yang berbeda. Kau adalah siluman dan kami ingin menanam tanaman bukan siluman.''
''Bukankah sama-sama tanaman, lagi pula aku memang tumbuh disini, Yi Yue sendiri yang menumbuhkanku.''
''Kami sudah mendengarnya, Zhu Ying pasti menciptakan dunia kecil dan menanam mu di sana.''
''Tidak, kekuatannya saat itu masih belum bisa membuat dunia kecil. Lalu saat aku berusia seratus tahun, aku mengambil wujud manusia.''
''Lalu Nona Zhao apa kau tahu bagaimana melakukannya?''
''Bisakah kau memberi tahu kami.''
''Benar Nona Zhao, beritahu kami!''
''Percuma aku juga tidak tahu.'' serempak para murid menghela nafas kecewa.
''Lalu harus bagaimana?''
''Bisakah kita mencari Zhu Ying?''
''Kau ingin mencarinya, pergi saja jangan ajak aku.''
''Kenapa kalian jadi semakin putus asa, bukankah masih ada solusi lain.''
''Nona Zhao, apa yang akan terjadi jika kita tidak menyelesaikan tugas.''
''Aku akan membunuhmu! Bercanda.'' Melihat wajah pucat mereka Zhao Hua kembali berkata.
''Meski Yi Yue tidak pernah memberi tahu bagaimana dia menumbuhkanku, Klan Bai melakukan banyak cara dan berhasil menumbuhkan tanaman. Pohon-pohon kering disekitar kalian adalah tanaman yang Klan Bai tanam.''
''Lalu, Nona Zhao mengapa pohon-pohon ini mati?''
''Tidak ada yang merawatnya. Yi Yue bilang buang-buang waktu.''
''Tapi Klan Bai sudah... Hanya tersisa Bai Ruyi dan dia pun baru mengenali leluhurnya apakah dia bisa?''
''Kenapa tidak tanya langsung. Lihat orangnya datang.'' Zhao Hua menunjuk Bai Ruyi.
Bai Ruyi yang mendekat dapat merasakan tatapan membara para murid. ''Ada apa, kalian mencari ku?''
''Sepertinya tidak ada harapan.'' Para murid memalingkan wajah kecewa.
''Ruyi apa yang kau bawa itu? Mainan, dimana kau mendapatkan nya, biar ku pinjam sebentar...''
''Minggir.'' Bai Ruyi menepuk tangan Chen Lai.
''Dasar pelit.''
''Ini perpustakaan Klan Bai, baru ku dapatkan dari Yi... Zhu Ying. Mungkin di sini ada catatan menanam.''
''Kau serius, kalau begitu tunggu apa lagi ambil catatannya. Kenapa mengatakan nya, apa kau sudah menemukan catatannya, dimana keluarkan cepat...''
''Diam dulu.''
Bai Ruyi menggigit jarinya, setetes darah menetes. Darah membanjiri atap rumah kecil, membentuk pola. Rumah kecil bersinar, berputar dengan cepat lalu melesat ke tengah halaman.
Rumah kecil perlahan membesar dan cahaya nya semakin terang. Perlahan cahaya menghilang, sebuah rumah melayang beberapa meter di udara. Di sekeliling rumah puluhan lonceng menggantung, mengeluarkan bunyi gemerincing.
Bai Ruyi menempelkan liontin giok nya, pintu terbuka. ''Ayo, aku tidak ingin mencarinya sendiri.''
Para murid bersorak, namun sebagian besar terpental saat akan melewati pintu, tidak bisa masuk. Tidak sampai sepuluh murid yang masuk.
Para murid yang masih keras kepala kembali mencoba, tidak mengerti kenapa malah terlempar. Berteriak memanggil Bai Ruyi yang sudah tidak terlihat.
''Ruyi, kenapa para murid itu tidak bisa masuk?''
''Mungkin jumlahnya dibatasi? Aku tidak mengenal mereka, untuk apa mengizinkan mereka masuk.''
''Ayo cari catatannya dulu, pasti akan menghabiskan banyak waktu...''
''Sudah ketemu!''
''Secepat itu?''
''Di sini tercatat menggunakan... ini catatan yang gagal.'' Chen Lai membuang buku di tangannya.
''Aku juga menemukan catatan yang gagal.'' Si Jie'er mengangkat buku, dengan judul yang sama seperti buku yang ditemukan Chen Lai.
''Ada begitu banyak catatan yang gagal, apakah kita harus membacanya satu persatu?'' ucap Zhang Li membolak-balikkan Buk Y di tangannya.
''Cari saja!''
''Eh benar, Ruyi tadi Nona Zhao bilang Nona Lin juga bisa menumbuhkan tanaman.''
''Menggunakan dunia kecil, tentu saja bisa.''
''Tidak menggunakan dunia kecil, tidak tahu memakai cara apa. Nona Zhao juga tidak tahu, bahkan merahasiakannya dari Klan Bai. Bai Ruyi apa kau tahu?''
''... Tidak. Yang lain tidak tahu apa lagi aku.''