Gimana perasaan kalian disaat ada seorang wanita, sedang berjuang mencari nafkah keluarga di negeri orang, harus menelan pil pahit mendengar kabar sang anak terlantar, sedangkan sang suami memilih menikah lagi dengan kekasih lama nya .
Penderitaan tak selesai begitu saja, ketika sang mantan suami memilih mengabaikan anak kandungnya, dan mencurahkan seluruh kasih sayang kepada sang anak tiri, Dia berusaha kuat dan bertahan demi sang buah hati, Di tengah gempuran rasa cemburu yang masih ada di hatinya, melihat kemesraan sang mantan yang dia lihat setiap hari.
Hingga kesedihan berangsur terobati dengan kehadiran sosok dokter, yang menangani sang anak saat itu, Kedekatan Dokter Nino dengan Devan bagikan ayah dan anak, membuat sang ayah kandung cemburu dan menaruh rasa iri dengan kehidupan sang mantan istri.
Next langsung baca bab bab selanjutnya .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ꧁ঔৣ☬Rmls☬ঔৣ꧂, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
calon cucu
Tepat di depan pintu masuk bioskop, kini Nino dan Risa berdiri dengan tegang, bagaimana tidak mereka sedang berhadapan dengan nyonya Maria Wijaya dan tuan Anton Wiratama.
Yang namanya sudah sangat familiar, sebagai pem bisinis sukses di negara ini, tak tanggung-tanggung, Maria Wijaya sendiri digadang gadang sebagai salah satu orang terkaya di negara ini.
"Hay Tan, kenalin ini Risa teman Nino"Ucap Nino mencoba mencairkan suasana, membuat Risa dengan canggung dan takut mengeluarkan tangannya.
"Saya Risa nyonya, sebuah kehormatan bisa bertemu dengan anda"Ucap Risa dengan mengeluarkan tangannya.
"Hay Rida, jangan panggil nyonya dong, kayak pembantu jatuhnya, panggil Tante aja uhhh cantik banget sih, orang Korea?"Tanya Maria membuat Risa bernafas lega dengan respon positif Maria.
"Ibu saya orang indo bapak cina"Jelas Risa membuat Maria kegirangan.
"Ohh yaaa wah, bagus itu bisa mengubah keturunan ini mah"Ucap Maria dengan spontan membuat Nino dan Risa canggung.
"Dek udah lah jangan ganggu mereka, Risa salam kenal yaa saya Anton uncle nya Nino"Ucap Anton menjabat tangan Risa sebelum mengajak sang istri pergi.
"Nino nanti Tante tunggu di restoran biasa, ajak Risa sekalian makan siang"Ucap Maria sebelum meninggalkan kedua muda mudi itu.
Setelah kepergian Maria dan Anton, Nino pun kembali menggandeng tangan Risa memasuki bioskop, sambil menunggu film diputar mereka memilih menunggu dengan memakan pop corn, menambah kesan Romantis malam ini.
"Jadi kamu salah satu keluarga Wijaya?"Tanya Risa masih penasaran dengan kehidupan Nino, pria itu pun langsung menatap Risa dengan senyum.
"Iya, Tante Maria itu adik dari almarhum ibu ku"Ucap Nino membuat Risa tersentuh dengan fakta baru jika sang ibu dari Nino telah tiada, dia pun dengan cepat mengelus pundak Nino, ketika melihat perubahan wajah pria itu.
"Thanks"Ucap Nino dengan senyum dibalas anggukan oleh Risa.
.
.
.
.
Berbeda dengan Nino dan Risa, kini dua pria muda tengah asik menikmati berbagai permainan, Rama dan Divan tak henti hentinya saling mengumbar tawa, ketika berhasil menyelesaikan tantangan.
Kehadiran Rama pun menjadi pusat perhatian sesama pengunjung, bagaimana tidak tuan muda Wijaya itu bersenang senang bersama seorang bocah, membuat semua orang penasaran siapa sosok bocah laki laki itu, hingga bisa berdekatan bersama tuan muda, yang semua orang tua bagaimana sikap arogan dan bar bar nya.
"Divan gue capek"Keluh Rama mendudukkan bokongnya di susul Divan di samping nya.
"Ivan uga, mau minum"Ucap Divan membuat Rama bingung.
"Yaah uncle enggak bawa minum, bagaimana kalo beli sekalian makan"Usul Rama diangguki oleh Divan.
"Let's go"Ucap bocah kecil itu dengan menggandeng tangan Rama untuk berjalan mengikuti nya.
Kebetulan tak jauh dari Timezone terdapat gerai Starbucks yang sangat ramai, membuat bocah kecil itu penasaran dan mengajak Rama untuk membelinya.
"Uncle Ivan endak mau antli"Ucap Divan dengan cemberut melihat antrian panjang di depannya.
"Yuadah Divan duduk disana dulu yaa, uncle saja yang antri oke"Ucap Rama tak tega, Divan nampak menurut dan duduk di sebuah sofa, dengan ditemani smartphone kesayangannya.
Rama pun langsung maju ke kasir, melewati semua orang yang antri dengan tatapan sinis ke arahnya.
"Kak saya pesen"Ucap Rama menunjukan Black card andalannya, membuat sang kasir segera melayani nya.
"Mau pesan apa tuan?"Tanya kasir dengan ramah.
"Asian Dolce 1 yang ukuran sedang, and Double Chocolate chip cream 1ukuran sedang juga, take away yaa"Ucap Rama memesan.
"Total 199 ribu tuan"Ucap sang kasir segera menerima kredit card milik Rama.
"Terima kasih, silahkan tunggu sebentar tuan"ucap sang kasir dengan sopan yang hanya di angguki oleh Rama.
Namun di saat Rama mau balik menyusul Divan, dia tak sengaja menabrak tubuh seorang wanita, hingga kopi panas yang dia bawa tumpah mengenai bajunya.
brukkk
"Eh sorry sorry"Ucap Rama dengan kaget segera berjongkok.
"Gak punya mata yaa?"Teriak wanita muda dengan marah melihat bajunya kotor terkena kopi.
"Sorry, gue akan ganti rugi semua nya"Ucap Rama sedikit tersinggung, namun rasa bersalahnya membuat dirinya sedikit bersabar.
Tak beberapa lama datanglah seorang pria menghampiri sang wanita, pria tua itu nampak menatap tajam Rama dan segera membantu berdiri Wanita itu.
"Ada apa?"Tanya pria itu dengan lembut membuat Rama memutar bola matanya dengan malas.
"Dia menumpahkan kopi di baju ku sayang"Ucap wanita dengan manja membuat Rama tercengang, bagaimana bisa wanita seumuran dirinya memiliki kekasih yang umur nya sepantaran sama kakek kakek.
"Kamu yang menumpahkan kopi ke baju pacar saya?"Tanya pria sedikit membentak membuat semua orang tertuju kepada mereka.
"Iya gua mau apa Lo, mau marah, mau sok jagoan, udah tua jangan belagu Lo, sok sok an punya pacar muda, emang masih kuat, masih oke hah, ingat kalo mau sok jagoan jangan sama gua, gue tau Lo anggota dewan sayang nya gua gak takut, urus noh sampah Lo jijik gua, bay"Jawab Rama kembali ke mode bar bar membuat semua orang tertawa dengan tingkah absurd tuan muda itu.
"Jaga bicara mu bocah"
brak
Satu kursi berhasil mengenai kepala pria itu, membuat sang pria Seketika Tak sadarkan diri, semua orang pun nampak panik melihat darah mengalir deras dari kepala pria itu, sedangkan Rama dia nampak santai mengambil pesanan dan mengajak Divan pergi.
.
.
.
.
Masih di sebuah mall yang sama, kini Risa, Nino, Maria dan Anton sedang makan siang, Maria mengajak keponakan dan sang pacar agar bisa mengobrol dengan puas.
"Yatuhan malang sekali nasib mu sayang"Ucap Maria ketika mendengar kisah Risa, bukan hanya Maria, Nino dan Anton pun juga tersentuh dan tak menyangka Risa bisa sekuat itu.
"Gak papa Tante mungkin sudah takdir tuhan seperti itu"Jawab Risa dengan senyum disela sela makan nya.
"Iya Tante yakin kan ada pelangi setelah hujan badai, walaupun pelangi masih malu-malu sih"Ejek Maria kepada Nino membuat sang target salah tingkah.
"Jadi kamu sudah punya anak Risa, dan kalo om boleh tau kamu nikah di umur berapa, saya liat kamu masih sangat muda untuk memiliki seorang ibu?"Tanya Anton dengan detail, sedikit membuat Risa tak nyaman.
"Saya menikah di umur 22 tahun om, dan di tahun pertama saya langsung di karuniai Divan dua bulan pernikahan, dan umur saya sekarang 28 tahun"Jawab Risa semakin membuat Maria bangga, dengan sosok ibu muda nan pekerja keras itu.
"Oh berati selisih sedikit dong sama Nino, dia sekarang 25 tahun loh, umur yang pas untuk menikah"Ucap Maria lagi semakin membuat mental Nino tak kuat, sedangkan Anton sendiri hanya tersenyum melihat istri dan keponakan nya itu.
"Terus anak kamu dirumah sama siapa sekarang?"Tanya Anton mengingat anak dari Risa.
"Dia ikut kesini om, sedang main ke Timezone sama Rama"Jawab Nino membuat dua orang tua itu tak percaya.
"Dek apa kamu dengar?"
"Mas, anak kita bisa berinteraksi sama manusia?"Tanya Maria balik di angguki oleh Anton.
"Bentar Tante keluar cari calon cucu Tante dulu, kalian disini saja"Ucap Maria dengan antusias bertemu dengan Divan, bahkan wanita tua itu sedikit berlari membuat Anton dan Nino geleng geleng kepala.
next
Jangan lupa like coment and faforit
