"Saingan? Lawanku Janda aja, aku udah MENANG!"
.
.
.
Gladys, merutuk habis kekasihnya yang ketahuan sedang berselingkuh di sebuah kamar hotel dengan seorang Janda beranak tiga.
Hati wanita mana yang tak sakit, terlebih ia sudah menerima pria itu sepaket dengan putrinya yang selama dua tahun ini selalau berusaha agar bisa diterima dengan baik sebagai ibu sambung.
.
.
.
"Dasar DUDA gak tahu diri. Lihat saja, akan ku pastikan penggantimu adalah BERONDONG TAJIR"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenengsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
part #11
🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂
Cek lek
Pintu rawat inap yang terbuka membuat semua orang yang berada di dalam sana sontak menoleh bersamaan ke arah yang sama, senyum terulas manis kecuali dari satu orang yang tatapannya justru tajam ke arah pria muda yang perlahan masuk.
"Lagi ngumpul ternyata," ucapnya yang kemudian menyalami kedua orang tuanya.
"Mau ke kampus, Kai?" tanya Mamih Rinjani.
"Hem, iya, tapi siang. Makanya mampir kesini dulu. Papih udah mendingan?" tanya si Anak tunggal.
"Sudah, Kai," Jawab Papih Lintang yang sedari kecil terkenal dengan sebutan Kuncen Akherat sembari mengangguk pelan ke arah anak semata wayangnya itu.
"Syukurlah, hari ini pulang ya, Pih. Nanti Kau jemput, Oke."
"GAK!" sahut Mamih Rinjani, kedua matanya memicing tajam kepada Kaivandra. "Belum sampai Rumah utama yang ada kumat lagi sakit papih mu itu, Kai."
Cucu bungsu Mantan buaya betina dan kang paket itu malah tertawa, padahal ia juga tak akan melakukan apa yang sedang di pikirkan oleh mamihnya yaitu balapan layaknya penguasa jalanan.
Perdebatan kecil memang sering terjadi antara Mamih Rinjani dan Kai, sedang kan papih Lintang cukup jadi penonton setia hampir dua puluh tahun belakangan ini, dan momen itu jugalah yang membuatnya bertahan sampai detik ini meski harus terus bergantung pada obat obatan di sepanjang hidupnya ini.
"Sudah--, kalian di liatin mereka tuh," ucap Papih Lintang mengingat kan jika ada tiga orang lagi yang sedang bersama mereka meski sang Asisten pribadi sudah terbiasa, namun tentu tidak dengan dua wanita lainnya.
Cita dan Erica saling pandang sesaat lalu tersenyum paksa, kedua kakak beradik itu Langsung salah tingkah ketika semua mata tertuju pada mereka berdua.
"Tuan, ada rapat pagi ini, saya dan Cita pamit ke Kantor," ucap Jovan.
"Ya sudah, kalian bisa ke kantor sekarang. Terimakasih sudah datang," balas Papih Lintang pada AsPir dan Sekertarisnya itu
"Kamu bawa motor, Ta?" tanya Jovan sebelum keluar.
Cita langsung menggeleng kan kepala, " Motor ku mati, barusan di antar adikku kemari, Tuan," jawab Cita sambil menoleh sekilas ke arah Erica yang langsung sedikit menununduk kan kepalanya.
"Ikut Jovan saja, Ta. Adikmu itu bisa langsung pulang tanpa harus mengantarmu lagi ke Kantor," saran Mamih Rinjani yang di iyakan oleh Pria berjas hitam itu-, Jovan.
"Hem, gak apa-apa?" tanya Cita pelan pada Erica.
"Gak apa apa, Kok. Nanti aku langsung pulang juga."
Ketiganya pamit dari ruang rawat Inap Tuan Lee Rahardian. Cita ikut dengan Jovan langsung ke kantor sedangkan Erica sendiri pulang kerumah. Tentu saja ia tak masalah dan jauh lebih baik mengingat Mama yang seorang diri di rumah saat ini.
"Tunggu!" seru Kai yang menghadang jalan Erica saat menuju kendaraannya di parkiran motor rumah sakit, ia dan Cita serta Jovan memang berpisah di Lobby.
"Ada apa?" tanya Erica berusaha tetap santai di hadapan pria tampan yang sudah bisa ia tebak jika umurnya jauh lebih muda darinya itu.
"Jangan pulang dulu," cegah Kaivandra.
Tak salah jika Erica langsung mengernyitkan dahinya bingung, ia sampai bertanya tanya dalam hati tentang alasan kenapa di tahan justru saat sudah berpamitan dan dalam posisi sendirian seperti ini.
"Kenapa?" tanya Erica penasaran dengan tatapan penuh selidik.
.
.
.
.
Suruh kenalan sama Papih....
Tetep semangat 💪💪💪💪💪💪 dan sehat selalu Mak Othorrrr 🥰🥰🥰🥰🥰🥰
akhirnya melipir ke sini setelah di paijo ndak muncul2.
kangen dengan rayuan luar biasanya 👏👏👏
Tetap semangat 💪💪💪💪 dan sehat selalu Mak Othorrrr 🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰