Yulia Citra Lestari, seorang istri tercinta Rayyan Kahesdra. Jarak diantara mereka sangat berbeda. Yulia, diusianya 24 tahun ini ia masih memikirkan nasib yang sama. Setiap ibunya tinggal bersama dengan anaknya ada yang selalu mencurigakan antar suami dan ibunya.
Entah mengapa, desus kian memarak jika suaminya ada hubungan dengan ibunya. Lantas, bagaimana Yulia bisa diam begitu saja.
Apakah Yulia akan mencari tahu kebenarannya ataukah Yulia diam begitu saja?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rohima_Cahaya18, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pergi Dari Rumah
"Apa yang mas lakukan padaku, minggir mas. Jangan melakukan hal ini dalam keadaan marah mas. Mas dengar ucapanku tidak?" Suara kecil Yulia merengek.
"Sayang! Maafkan suamimu ini yang berlebihan. Mas salah karena sudah membuat dirimu seperti ini. Tapi mas janji akan selalu menjaga bahkan melindungi mu dari orang jahat, sayang," jawabnya sambil mencium pucuk kening istrinya.
"Janji aja terus, mana buktinya. Kenyataannya sekarang mas lebih memilih ibu daripada aku sebagai istri mas. Mas, selama ini mas hanya seperti orang asing yang pernah aku lihat. Mas seharusnya bekerja jangan mengokang kaki saja dirumah, lagian tadi aku mendengar suara ibu bahwa ibu tidak suka denganku dikarenakan gajiku yang sedikit. Dari dulu aku ga suka ibu tinggal bareng kita mas. Besok bagaimana kalau ibu harus tinggal dirumah kontrakan saja, gimana usul mas," ucap Yulia pasrah agar tidak terjadi perkecohan dalam rumah tangganya.
"Baiklah tapi menurut mas, kenapa istri mas yang sekarang bawel ini ga kasihan sama ibu sendiri".
"Tapi mas, ibu selalu menggoda kamu kalau aku tidak dirumah. Mas jujur aja deh sama aku. Hafal sedikit demi sedikit dari sudut mata mas," ujarnya Yulia semakin tahu jika suaminya ada hubungan terlarang.
"Ga boleh saudzon sama ibu sendiri. Ibu Amira itu mertua mas. Ga mungkin mas melakukan hal itu kepada mertua sendiri. Kamu mau mas menikah dengan ibumu".
Pertanyaan macam apa ini! Yulia ga habis pikir jika meladeni suaminya malah akan menjadi-jadi. Suaminya yang dulunya pendiam kenapa menjadi menatap tajam kearah istrinya. Yulia bangkit dari ranjangnya, ia keluar ingin membasuh wajahnya dan minum air putih.
Rasa tidak bersyukur selama ini yang dialami suaminya, ia sudah tahu hakikat dalam sebuah pernikahan tetapi malah membuatnya enteng dengan sandiwara menuju kepada istrinya. Apa yang dipikirkan suaminya itu, lantas mengapa dengan beraninya Rayyan ingin menikahi mertuanya.
Tidak mungkin akan viral kasus ini, Rayyan yang hilang kendali langsung pergi menemui istrinya yang seperti menangis di kamar mandi. Tidak herannya, Amira yang sedang mencari cara agar Yulia ingin cerai dengan menantunya.
Sengaja Amira memakai daster tipis berwarna hitam serta ada motif bunga di belakangnya. Kain yang agak tipis itu mampu membuat jakun Rayyan menelan saliva. Ia bertanya mungkin itu adalah istrinya sengaja menggoda suaminya agar tidak menjadi keributan.
Tap...
Tap...
Tangan Rayyan langsung memeluk tubuh Amira dengan lihai. Ia mencium leher belakang milik Amira. Sangking kesalnya, Amira membalas ciuman itu kepada menantunya.
Tak lama kemudian, rasa sakit yang dialami Yulia kini sudah reda. Tak bisa dipungkiri lagi jika Yulia bagaikan anak terbuang menjadi seorang istri. Apa yang terjadi, sosok manik itu keluar saat Yulia membuka pintu kamar mandi melihat penampakan yang tak layak di pertontonkan.
Yulia dengan bibir kaku
Mata sembab awalnya sudah melupakan kini kembali dihadirkan oleh sepasang menantu dan ibunya sendiri. Sakit hati lagi, Yulia rasanya tak kuat menginjak kaki. Hatinya tergores dengan penampakan yang Yulia alami sekarang.
Ibu yang mengandung Yulia nyaris tidak tahu malu bermesraan dengan suaminya. Lantas, bagaimana dengan kata-kata suaminya saat di ranjang tadi.
Siapa yang paling di kasihani sekarang, Rayyan memilih mertuanya ketimbang istri yang terluka.
Teriakan itu menggema ditelinga mereka, sangking kesalnya Yulia teriak memangil suaminya api mengamuk.
"MAS, APA YANG KALIAN LAKUKAN. KIRA SELAMA INI MAS BEKERJA UNTUK AKU. TAPI APA NYATANYA MAS, MAS BISA BERMESRAAN DENGAN IBU AKU. MAS, DIMANA JANJI MAS, KALAU GITU AKU INGIN CERAI DARI MAS. AKU GA TAHAN MAS, AKU KERJA UNTUK KALIAN. TAPI APA BALASANNYA! INI YANG KALIAN TUAI, INGAT MAS KARMA SELALU ADA."
Rayyan menelan saliva nya, jika yang bersamanya bukan istrinya melainkan mertuanya. Mengejar istrinya, bukannya sedih tapi malah ibunya membiarkan mereka agar kembali cerai. Sangat puas, tapi dengan tidak ini saja Amira akan selalu mengawasi Yulia kemana pun.
"Sayang! Mas minta maaf, mas khilaf."
Plak
Plak
"Khilaf? kalau khilaf mas tahu jika itu ibuku sendiri. Mas seharusnya sadar kalau itu ibu. Biarkan aku pergi mas, mas jangan halangi aku," berontak Yulia ia mengemasi pakaiannya kedalam koper.
"Tapi jangan tinggalkan mas seorang diri sayang, masalah ini kita pecahkan sendiri. Mas tahu jadi seorang suami mas banyak melakukan kesalahan, tapi jangan sampai cera! . Mas ga mau jika sampai tahu kalau mama akan kesini langsung memecat kerjaan ku di perusahaan, sayang," ucap Rayyan bermohon bersujud dikaki istrinya sambil menunggu permintaan maaf.
Tanpa menunggu waktu yang lama, Yulia mendorong tubuh suaminya. Terpental dari jauh ke tepi dinding. Berdarah sudah hidung milik suaminya, tapi apa yang Yulia lihat dengan mata kepala sendiri suaminya bermesraan dengan ibu kandung sendiri.
Menangis? Selama ini Yulia selalu menutupi kepedihan didalam rumah tangganya, namun itu semua tidak ada nyali dalam kondisi Rayyan sekarang. Malahan sikap Rayyan seperti anak kecil butuh kasih sayang dan perhatian.
Tidak menghiraukan suara suaminya terus memangil nya. Berlalu dalam kepedihan itu tidaklah baik. Yulia pergi dari rumah meninggalkan ibu juga suaminya. Yulia sudah merasakan sakit yang luar biasa, dikhianati oleh suaminya dalam pernikahan dan ini suaminya malah sel!ngkuh dengan mertuanya sendiri.
Bagaikan film yang lagi viral, tapi jika Yulia merasa kasihan padanya akan semakin menjadi-jadi sifat kekanak-kanakan suaminya.
Pergi meninggalkan orang tercintanya, namun tidak dengan ingin memilikinya. Ternyata benar jika didalam sebuah pernikahan itu ada ujiannya, tapi Yulia tidak kuat untuk menahan rasa pedih yang melukai perasaan hatinya.
Tak harus kemana, mencari tumpangan dan menginap di daerah mana. Malam sudah larut, tiba-tiba ada seorang anak laki-laki yang menyetop mobilnya kearah Yulia.
Yulia ingin menolak, tetapi lelaki itu terus menerus ingin menerima Yulia masuk kedalam mobilnya. Terlihat dari sudut matanya jika lelaki dari orang terpandang, ia takut akan sama saja seperti nasib dengan suaminya. Hanya harta saja yang dimiliki tetapi tidak dengan sifat sopan santunnya.
"Ayo ikut! Tidak usah takut aku tidak akan menyakitimu bahkan mencelakai mu. Aku Rafatar, maaf kalau tato di tubuh ku banyak membuat Nona takut kepadaku, silahkan naik. Mungkin aku bisa mengantarmu di kontrakan terdekat dari sini," ucapnya tersenyum sambil melihat Yulia penuh semangat.
"Maaf tuan, bukankah aku menolak ajakan tuan. Tapi sepertinya aku takut akan diculik. Sebaiknya tuan cari saja tumpangan lain, aku takut tuan akan membawaku ke suatu tempat lalu membiarkan aku disana, maaf tuan," jawab Yulia gemetaran saat suara itu terdengar familiar.
"Nona, aku tak akan membiarkan kamu dalam celaka. Begini saja, kalau Nona tidak keberatan sebaiknya Nona tinggal saja di apartemen. Disana apartemen sangat ramah, tidak bising dengan orang sekitar".
Tak lama Yulia seperti diratukan pada orang benar, tidak seperti suaminya yang hanya ingat masa lalu tapi sulit suaminya melupakan. Dibalik itu semua, jika wanita yang bersama dengan Rafatar adalah istri sah adiknya itu. Karena Rafatar baru saja pulang dari kuliah sekalian bekerja diluar negeri.
Rafatar yang ingat bahwa foto pernikahan bersama adiknya masih diingat oleh saudaranya.