Konflik adalah sumber hidupnya sebuah novel. Adanya konflik, maka ada sesuatu yang sedang terjadi, konflik pun membawakan perubahan.
Tidak ada konflik, maka tidak ada cerita. Jamin setiap halaman ceritamu memiliki konflik. Saat alur cerita menjadi lambat, tambahkan sedikit konflik. Konflik, konflik, konflik, ini adalah unsur peting dalam novel.
Akan tetapi, agar konflik ini berguna, syarat awalnya adalah konflik ini harus berguna untuk mendorong kemajuan alur cerita, melainkan terus menambahan konflik demi konflik yang dimana tidak bisa mencapai tujuan yang diinginkan.
1. Konflik yang tidak efektif:
Mengapa? Karena konflik hanya berguna di dalam alur cerita. Dengan kata lain, menambahkan konflik demi konflik, tidak hanya bosan seperti tidak ada konflik, apalagi juga membuat pembaca tidak tahan.
Pembaca harus mengetahui bahwa usaha karakter ini berarti. Mereka harus adalah hasil dari perkembangan alur sebelumnya, yang merupakan hasil kecerdasan dan arah. Oleh karena itu, tidak adanya motif, tidak adanya peninju yang asal memukul polisi ataupun petugas keamanan di pertandingan, sehingga karakternya akan terasa sangat ilfeel. Jika segerombolan berandalan muda yang melempar telur busuk ke arah tentara yang kalah perang, tapi malah tidak mengetahuinya siapa, tidak hanya tentara saja yang tidak terima, pembaca pun begitu.
Kamu perlu menanya diri sendiri kembali, mengapa harus menulis adegan tersebut, apakah karena kamu merasa tidak ada yang bisa ditulis lagi dan sengaja menulis konflik tersebut? Cerita sudah berhenti di sana, dan kamu tidak tahu apa yang harus terjadi selanjutnya. Biasanya untuk kondisi seperti ini, alur cerita dengan konflik yang tidak berguna juga sama seperti karakter yang tidak memiliki tujuan.
2. Menulis konflik yang berarti:
Jika beberapa jenis konflik ini tidak efektif, bagaimana kamu mengetahui jenis-jenis konflik ini efektif? Biasanya, kamu harus mencari konflik yang berarti di dalam jangkauan alur ceritamu, konflik yang berasal dari alur cerita.
Semua ini berkaitan dengan karakter. Tidak hanya sifat karakter saja, bahkan lebih detailnya ada motif, tujuan dan reaksi karakter.
Jika karakter bertengkar dengan kekasihnya, dan hal ini tidak adan pengaruh untuk cerita atau tujuan adegannya, maka konflik tersebut tidak seharusnya muncul dalam cerita. Sebaliknya, jika pertengkaran tersebut dapat membawakan pengaruh penting akan mimpinya, maka kamu harus mempergunakan konflik tersebut dengan baik.
3. Konflik cerita yang tersembunyi dan dari berbagai sisi:
Konflik tidak harus selalu diumumkan, bisa dikatakan juga, bahwa ada sebagian besar konflik tidak ada pengaruh secara langsung, namun mungkin saja melambangkan hubungan antar karakter yang semakin dalam dan konflik yang belum dijelaskan--menciptakan masalah internal atau tidak menambahkan foreshadowing.
Dari depan, konflik merupakan sesuatu yang sangat mudah, tapi kita perlu mengetahui apa itu konflik yang membantu mendorong setiap alur cerita. Apa yang menimbulkan konflik itu? Perubahan apa yang akan dibawanya pada alur nantinya? Setelah memahami kedua pertanyaan ini, menggunakan konflik yang berguna untuk menulis alur cerita yang mampu menarik perhatian pembaca dan kuat.