Jalan utama cerita
Jalan utama cerita bagai tulang kerangka novel, jalan cerita perlu jelas, ada logika, depan belakang saling tersambung, agar menjamin novel tidak menjauh dari tema cerita.
Balas dendam sebagai contohnya.
Sebab awal jalan utama cerita: Orang tua protagonis dibunuh bandit, demi membalas dendam, protagonis pergi keluar dan belajar bela diri. Setelah bertahun-tahun melatih diri, protagoni membunuh bandit dan membalas dendam untuk orang tuanya.
Perkembangan jalan utama cerita: saat membersihkan barang peninggalan bandit, protagonis menemukan kebenaran pembunuhan dan mengetahui bahwa di belakang ini ada orang yang memberi perintah.
Penjelasan: Setelah mencapai tujuan awal, harus mengembangkan jalan utama cerita, agar alur cerita bisa terus berkembang.
Jalan utama cerita yang baru dikembangkan: Protagonis sangat kesal, dan terus mencari dengan petunjuka yang ada, sehingga ia menemukan pengusaha yang membayar bandit itu, kemudian setelah ia menginterogasi siapa atasannya dari pengusaha itu, protagonis jadi semakin rajin melatih diri untuk balas dendam.
Penjelasan: Mengembangkan cerita dari jalan utama cerita yang ada, tentunya perlu musuh baru agar alur cerita dapat didorong dengan lancar.
Jalan utama cerita dulu baru dikembangkan: Demi mengalahkan orang di belakang yang menyebabkan kematian kedua orang tuanya, protagonis rajin melatih diri, dan bertemu karakter pendukung. Setelah melewati berbagai kesulitan, mereka mendirikan ikatan yang dalam. Usai perperangan berat, akhirnya mengalahkan orang di belakang, sedangkan saat ini karakter pendukung menghilang, dan protagonis pergi menyelamatkannya.
Penjelasan: Setelah tujuan pengembangan cerita dari jalan utama cerita tercapai, harus menaruh poin cerita yang baru, boleh cinta, persahabatan, melatih diri, mencari harta karun, krisis dan lain-lainnya, serta mengembangkan dan memperpanjang cerita dari jalan utama cerita yang ada, muncul krisis baru, foreshadow baru, musuh baru.
Kesimpulan: Jalan utama cerita itu dari pendek hingga panjang, dan jalan utama cerita itu bisa terus dikembangkan. Yang harus diingat adalah, temanya harus berubah, tidak boleh diulang, kalau tidak, akan membuat estetika pembaca terasa lelah.
