A. Apa itu "Terjerat Benang Merah"?
Terjerat Benang Merah mengacu pada salah satu atau dua pihak dari protagonis pria atau wanita yang menikahi pihak lainnya bukan karena sukarela tetapi karena keterpaksaan atau perjanjian. Kuncinya adalah tidak sukarela atau terpaksa. Biasanya, hubungan mereka dimulai dengan cinta setelah menikah, cinta ada seiring berjalannya waktu dalam hubungan antara protagonis pria dan wanita. Umumnya mengacu pada kehidupan setelah pernikahan yang tidak bahagia setelah menikah karena terpaksa, di mana kedua pasangan tidak dapat saling memahami karena alasan diri mereka sendiri atau lingkungan luar, yang akhirnya merusak pernikahan mereka. Alur hubungan keduanya biasanya bermula dengan hubungan yang menyakitkan lalu saling jatuh cinta.
B. Apa nilai jual/highlight dari novel "Terjerat Benang Merah"?
a. Memenuhi impian kaum wanita biasa akan pernikahan dengan pria konglomerat atau pria berkualitas.
b. Biasanya, pada tema ini, protagonis pria adalah CEO, dokter, dosen atau tokoh lainnya yang memiliki status hebat, berkuasa dan kaya, sehingga dapat memenuhi bayangan kaum wanita terhadap suami ideal.
c. Novel jenis ini sering kali dimulai dengan paksaan menikah terhadap protagonis pria dan wanita segera setelah protagonis pria kehilangan istrinya. Permulaan cerita juga merupakan klimaks cerita, yang mana dapat dengan segera menarik perhatian pembaca dan ikut terlarut ke dalam cerita.
d. Umumnya, dalam novel Terjerat Benang Merah - Naik/Turun Ranjang, digambarkan bahwa protagonis pria dan wanita merasakan kehilangan terhadap orang yang sama, saling bersikap buruk sebelum akhirnya mengalami perubahan sikap, yang awalnya dingin, tidak peduli, bahkan cenderung menyakiti satu sama lain, menjadi jatuh cinta setengah mati dan perubahan ini bersifat drastis.
C. Panduan Penulisan Perincian Tema
Naik/Turun Ranjang
Protagonis pria menikah lalu memiliki anak, kemudian dia kehilangan istrinya yang merupakan kakak/adik perempuan dari protagonis wanita. Dengan alasan demi anak-anak, oleh kedua belah pihak orang tua, protagonis pria diminta untuk menikahi protagonis wanita. Para orang tua tidak ingin cucu mereka diasuh oleh orang lain yang bukan anggota keluarga. Pernikahan yang tanpa cinta membuat kedua protagonis menderita. Alur utama cerita seringkali disebabkan oleh pertikaian antara kedua protagonis, sebelum akhirnya mereka berbaikan dan saling jatuh cinta.
Setting umum tokoh:
Protagonis pria: identitas yang beragam, seperti pengusaha yang mendominasi, dokter, polisi dan lain sebagainya. Beragam kepribadian, seperti keras kepala, dingin dan mendominasi, ketus di luar tapi baik di dalam, perlu digarisbawahi bahwa sebelumnya protagonis pria merupakan menantu idaman namun berubah menjadi keras dan seolah-olah kejam setelah kehilangan istri dan dipaksa menikahi saudara perempuan istrinya.
Protagonis wanita: Beragam identitas, seperti mahasiswi, putri dari keluarga kaya, religius, wanita karir, dan lain sebagainya. Beragam kepribadian, seperti lembut, berperasaan, setia, mandiri, tegas, melawan dan memiliki tekad yang kuat.
Antagonis/tokoh pendukung: boleh mengatur adanya tokoh antagonis dalam plot yang ingin memisahkan protagonis pria dan wanita, seperti wanita yang diam-diam mencintai protagonis pria, sekretaris protagonis pria, mantan pacar protagonis wanita, saingan bisnis dan lain-lain. Boleh juga dihadirkan tokoh wanita kedua atau tokoh pria kedua. Tokoh wanita kedua terang-terangan menghibur dan mendekati protagonis pria, atau sebaliknya tokoh pria kedua menghibur dan mendekati protagonis wanita. Kehadiran mereka membuat konflik semakin rumit.
Referensi plot:
- Di dalam pernikahan tanpa cinta, protagonis pria selalu bersikap ketus dan kasar kepada protagonis wanita. Protagonis wanita adalah seorang wanita mandiri dan bertekad kuat, ia membalas perlakuan buruk protagonis pria. Protagonis wanita sengaja membawa anak-anak untuk kerap menghubungi mantan kekasihnya. Protagonis wanita tidak berniat selingkuh, melainkan hanya membutuhkan seseorang yang mau mendengar keluh kesahnya. Protagonis wanita melakukan hal ini dengan diam-diam tapi akhirnya protagonis pria curiga dan mengintai mereka. Melihat kedekatan protagonis wanita dan anak-anaknya dengan pria lain, protagonis pria merasa cemburu dan menyadari bahwa dia telah jatuh cinta. Protagonis pria bertekad untuk membuat istrinya kembali ke sisinya.
- Protagonis pria dan wanita memiliki hubungan pernikahan yang buruk. Protagonis pria bersikap tidak peduli pada protagonis wanita, bahkan selalu menghindar dan tidak mengajak bicara meski mereka tinggal serumah. Protagonis wanita yang diam-diam menyimpan perasaan bersalah pada saudara perempuannya (mendiang istri protagonis pria) menyimpan perasaan sedihnya dalam sikap yang pasif, sambil tetap merawat anak-anak. Protagonis wanita jatuh sakit dan anak-anak menjadi agak terlantar karena tidak ada yang mengurus mereka, di titik ini protagonis pria menyadari kesalahannya dan berusaha menarik simpati protagonis wanita dan mereka berbaikan dan saling jatuh cinta.
- Protagonis pria dan wanita menjalani hidupnya sendiri-sendiri setelah mereka menikah. Mereka lebih memilih menghindar satu sama lain dan hanya berkomunikasi mengenai anak-anak. Awalnya, mereka berhasil menyembunyikan ketidakharmonisan mereka di depan orang tua mereka. Namun, lama-kelamaan rahasia mereka terbongkar. Orang tua mereka merasa bersalah dan menyarankan mereka bercerai saja jika tidak dapat berbahagia dalam pernikahan. Sebelum bercerai, mereka disarankan untuk hidup terpisah dan anak-anak ikut protagonis pria. Dalam perpisahan sementara itu, protagonis pria menjadi kerepotan mengatur waktu antara pekerjaan di kantor dengan pengasuhan anak, bahkan sampai anak-anak jatuh sakit. Sementara protagonis wanita merasakan kerinduan yang mendalam terhadap protagonis pria dan anak-anak. Di sini mereka menjadi sadar bahwa mereka saling membutuhkan satu sama lain.