Penulis sering mengabaikan pembentukan karakter saat menulis, penulis sering menggunakan beberapa kata untuk menunjukkan seperti apakah protagonis pria dan protagonis wanita, jika seperti ini maka akan susah mendirikan sebuah karakter yang alami dan mengesankan, jadi harus bagaimana kita mendirikan sebuah karakter ? Bisa kita perhatikan dari beberapa point berikut :
1. Persiapan pendeskripsian karakter secara rinci
Saat menulis, perhatikan untuk menonjolkan kepribadian karakter melalu hali detail, bahasa, dan tindakan, bukan dengan langsung mengatakan bagaimana keadaannya.Pendeskripsian tindakan detail yang bagus, maka karakter yang Anda gambarkan akan menjadi hidup di benak pembaca.
a.Pendeskripsian penampilan
Pendeskripsian tampang termasuk : tinggi,pendek,gemuk,kurus, style pemakaian,tampang wajah dan lain-lain yang nampak dari persepsi visual karakter.
Bagian pendeskripsian penampilan paling baik harus sesuai dengan posisi karakter, harus menonjolkan karkateristik karakter, tapi tidak boleh semua hal di masukkan pada karakter tersebut, karena hal ini akan membuat pendirian karakter menjadi sangat biasa, tidak mempunyai ciri khas.
Misalnya, anda ingin mendirikan protagonis wanita yang sejak kecil hidup di panti asuhan, karena hutang panti asuhan terpaksa meminta protagonis wanita menikah dengan CEO arogan untuk melunasi hutang, anda ingin protagonis wanita tersebut lemah lembut dan berbaik hati, maka anda bisa mendeskripsikan dari style bajunya yang polos dan tatapan mata yang masih jernih atau senyuman manis yang mengesankan sebagai pendeskripsian detailnya.
b.Pendeskripsian bahasa
Omongan karakter dalam sebuah karya harus sesuai dengan identitas, kebudayaan, usia dan faktor latar belakang lainnya. Misalnya, anda ingin menggambarkan seorang putri konglomerat, maka ucapan yang dia bicarakan pasti penuh percaya diri, bahkan sedikit tsundere,bahasa karakter tersebut jarang menggunakan kalimat bertanya, malah lebih banyak kalimat deklaratif dan kalimat seruan. Saat pendeskripsian dialog, tidak hanya perlu karakter kita berbicara, kita juga perlu menambahkan gerakan dan sikap dari karakter tersebut, hanya dengan ini pendeskripsian karakter baru bisa jelas.
c.Pendeskripsian sikap dan gerakan
Senang,marah,sedih, bahagia, ceria dan cemerlang, kaku dan tegas, setiap emosional yang berbeda dan sifat yang berbeda akan di tampilkan dalam bahasa, sikap dan gerakan, asal menangkap hal-hal detail ini kita bisa mengetahui inti penting dari pendeskripsian karakter. Protagonis wanita yang terpaksa menikah, maka dia pastinya tidak senang, lalu bagaimana kita mendeskripsikan “tidak senang”nya protagonis wanita ? bisa kita deskripsi dari bibirnya yang tertutup rapat, tatapan mata yang menderita dan lain-lain.
d.Pendeskripsian psikologis
Saat mendeksripsikan psikologis karakter perlu kita menangkap inti “mengapa”, artinya kita harus tahu mengapa karakter tersebut bisa memikir seperti ini, agar karya kita lebih berlogika dan logis. Misalnya, mengapa protagonis wanita tidak ingin menikah dengan lelaki itu, tidak hanya bisa kita deksripsikan langsung lewat bahasa, bisa juga kita deskripsi lewat psikologis protagonis wanita yang lebih detail sebagai tambahan.
2.Pendeskripsian dari sudut pandang banyak
Saat mendeskripsikan karakter, kita tidak hanya menggunakan sudut pandang karakter itu sendiri mencerita, kita juga perlu mendeskripsikan hubungan sosial dari karakter tersebut, sikap karakter ini terhadap orang lain, respon yang berbeda yang di berikan karakter kepada orang yang berbeda dan cara karakter ini bekerja dan menghadapi orang. Misalnya menghadapi musuh, dia tidak berperasaan, menghadapi orang yang dia cintai, dia penuh dengan cinta dan lembut, di depan orang yang lebih tua, dia sopan dan rendah hati , di depan teman dia sangat terbuka. Dari sudut pandang yang berbeda melakukan pendeskripsian, dan melakukan pembangunan karakter dalam banyak arah, ini akan membuat karakter anda semakin menonjol.
Di saat yang sama, anda juga perlu pastikan style penulisan karakter, Jangan terlalu banyak ke arah gaya lain, sehingga menyimpang dari utama karakter, jika tidak, karakter akan tampak sangat berantakan, dan bahkan memberi kesan kepada pembaca seperti skizofrenia.
3.Sifat karakter yang spesial
Jika seorang tokoh tidak memiliki karakter yang unik, sulit bagi pembaca untuk mengingatnya. Misalnya novel panjang, kita hanya dapat mengingat beberapa tokoh yang memiliki sifat yang berbeda. Oleh karena itu, saat membuat karya, kita harus menangkap ciri khas dari karakter tersebut dan di perbesar, melalui berbagai konflik dan orang sekitarnya untuk mendirikan pendeskripsiannya tersebut. Kita bisa fokus pada pendeskripsian gerakan khas dari karakter tersebut atau cara bicaranya. Misalnya kata favoritnya, atau baju yang biasa di kenakannya, bisa juga barang yang suka di bawa karakter tersebut dan lain-lain.
Contoh, seorang CEO tidak mau tahu musim apa dia selalu memakai kacamata hitam, jadi pada bab berikutnya sekali membahas kacamata hitam pembaca sudah tahu tokoh mana yang akan muncul.
4.Melalui pendeskripsian lingkungan kontras karakter
Misalnya, anda sedang menulis protagonis wanita yang sangat terbuka dan periang, maka anda bisa lewat pendeskripsian lingkungan kamar tidur protagonis wanita mengkontras sifat karakter. Lingkungan umum yang dapat membentuk karakter antara lain lingkungan alam dan lingkungan sosial, seperti latar belakang kehidupan, latar zaman, latar sosial, dan lain-lain.
5.Melalui konflik menonjolkan sifat karakter
Ada saatnya hanya melalui satu konflik untuk mendeskripsikan sebuah karkater akan membuat karakter tersebut menjadi kurang terdiri, jadi kita perlu menggunakan tiga sampai empat konflik menonjolkan karakteristik tokoh. Di saat yang sama, kita juga bisa melalui hal yang di alami karakter tersebut untuk di perbandingkan, dengan ini menonjolkan perubahan pemikiran dari karakter tersebut.