Konflik terdapat dua tingkatan : Di dalam sebuah novel yang bagus, konflik terkadang terbagi menjadi dua tingkatan.
1.Tingkatan pertama dari faktor luar, tingkatan kedua dari perasaan sendiri dan dalam hati.
Contoh : Konflik eksternal di Titanic adalah ekspedisi kapal karam ilmuwan, dia ingin menemukan "In the Heart of the Sea" yang tak ternilai; konflik internal berasal dari ingatan Rose, dia membawa kita menjelajahi Titanic 80 tahun yang lalu, menceritakan kisah cinta yang menyentuh hati.
2.Kedua Konflik Memerlukan Sesuatu Tabrakkan
Konflik eksternal pada umumnya disebabkan oleh nafsu dari manusia, ini akan bertentangan dengan konflik internal protagonis.
Contoh: Ilmuan ingin menemukan permata, tapi Rose ingin permata tersebut selamanya tenggelam dalam dasar laut dan menjaga kenangan dengan Jack.
Setelah adanya tabrakkan konflik internal dan eksternal, maka cerita yang kita bawakan akan menjadi lebih menarik perhatian pembaca.
Contoh penyebab konflik internal dan eksternal :
Konflik Eksternal
A.Musuh yang nampaknya tidak akan terkalahkan;
B.Konsekuensi yang tinggi, contoh antara hidup dan mati;
C.Berusaha membuat protagonis terjebak dalam kondisi yang tidak mungkin terpecahkan, protagonis menggunakan cara yang tak terpikirkan untuk terlepas dari kondisi tersebut;
D.Meningkatkan tantangan, masalah yang dihadapi protagonis semakin susah dan semakin aneh
Konflik Internal:
A.Nafsu dari protagonis melampaui segalanya;
B.Suara hati dari karakter penting yang membuat pembaca ikut merasakan apa yang dipikirkannya;
C.Ending dari setiap adegan tidak hanya untuk membantu protagonis mencapai suatu tujuan, juga membuat mereka semakin dewasa,Ini adalah tonggak spiritual baginya.
Mari kita bahas konflik terbesar dalam drama : Kematian
Novel yang memuaskan dalam segi perasaan pada umumnya akan menggunakan kematian sebagai konsekuensi. Kematian disini bisa "kematian" dalam kejiwaan—— konflik internal. Bisa juga kematian raga —— konflik eksternal, protagonis biasanya harus melewati ujian yang membahayakan nyawanya, membuat plot yang awalnya terang perlahan menjadi gelap, membentuk perbedaan emosional yang besar. Untuk itu bisa kita bagikan menjadi tiga bagian:
1.Kematian raga : Kadang muncul pada plot protagonis memiliki kemampuan khusus atau adanya pertempuran.
2.Kematian pada tempat kerja : Protagonis berjuang di profesinya, jika dia tidak dapat mencapai target maka sampai sini juga usaha dia dalam profesinya, masa depannya akan menjadi gelap. Sehingga pada plot ini, protagonis akan terjerat dalam bahaya besar walaupun hasil dari masalah tersebut protagonis berhasil ataupun gagal.
3.Kematian psikologis : Jika protagonis kalah dalam suatu konflik, maka dia harus menghadapi rasa kecewa yang besar —— kematian pada psikologis ini akan membuat tingkat emosional pada novel kita meninggi.
Apalagi untuk novel romance, jika sepasang kekasih pada akhirnya tidak bersama, mereka kehilangan soulmate, maka kehidupan mereka akan mengalami penderitaan yang tidak dapat disembuhkan. Untuk cerita seperti ini endingnya adalah protagonis akan bersama, jadi saat menciptakan kematian psikologis ini harus pada ritme plot yang tepat.