NovelToon NovelToon
WHO¿

WHO¿

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Identitas Tersembunyi / Anak Genius / TKP / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: jewu nuna

Misteri kematian Revano yang tidak pernah meninggalkan jejak, membuat gadis penderita ASPD tertantang menguak kebenaran yang selama bertahun-tahun ditutupi sebagai kasus bunuh diri.

Samudra High School dan pertemuannya bersama Khalil, menyeret pria itu pada isi pikiran yang rumit. Perjalanan melawan ego, pergolakan batin, pertaruhan nyawa. Pada ruang gelap kebenaran, apakah penyamarannya akan terungkap sebelum misinya selesai?

Siapa dalang dibalik kematian Revano, pantaskah seseorang mencurigai satu sama lain atas tuduhan tidak berdasar?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jewu nuna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sembilan

Khalil menghela napas panjang. Menghadang diantara pintu untuk memastikan apakah gadis yang dia cari sudah kembali atau belum. Karena sampai detik bel istirahat berbunyi, gadis itu belum juga kembali.

“Nungguin siapa, Lil?”

“Tadi gue lihat Niko sama yang lain udah kekantin”

Khalil menggeleng pelan, lantas beranjak saat Aletha yang baru saja datang segera menerobos masuk. Membuat beberapa dari mereka yang masih ada di kelas, terutama Khalil, Roona, dan Venus kebingungan. Pasalnya, dia kembali meninggalkan ruang kelas dengan tas hitam miliknya tergelantung di pundak kiri.

“Aletha, mau kemana?”

“Jangan tanya, percumah” Venus menyela pertanyaan Roona, membuat Khalil ikut bertanya-tanya tentang kemana gadis itu akan pergi.

“Dia tuh kaya severus snape versi cewek tapi anak SMA gitu, ekspreksinya datar terus dingin kaya kutub utara”

“Kadang sarkastik” tambah Khalil. Mendapat anggukan setuju dari Roona dan Venus.

Disini Aletha sekarang, gedung belakang sekolah yang dia ketahui paling jarang dijamah. Tentu tidak berubah dari terakhir kali dia datang, hanya rerumputan yang semakin tinggi, jadi tempat yang pas tubuhnya bersembunyi. Picing mata yang khas, dia tahu betul sebuah kamera kecil yang dia temukan adalah alat penguntit untuk bisa dikatakan pemuas nafsu. Tapi dia juga belum bisa gegabah untuk memberikan barang ini tanpa bukti siapa yang meletakkannya disana.

Lagi pula tujuan awalnya datang ke Samudra High School juga bukan untuk ini, ada yang jauh lebih kompleks dari yang dia sudah temukan.

Aletha menelan ludahnya susah payah, menutup kembali laptop untuk dia kemas setelah suara bel masuk berbunyi. Kemungkinan yang hanya ada diasumsinya tentang sekolahan ini justru lebih padat. Lebih mengerikan dari pada orang-orang menanggap dirinya.

“Aletha”

Mahen sedikit mengangkat dagunya, mendapati muridnya baru saja keluar dari belakang gedung sekolah.

“Tidak ada yang mau mengajakmu bermain petak umpet disana, jangan anggap sekolah ini lelucon”

Bukannya menanggapi, Aletha meninggalkan tempat tanpa permisi. Membiarkan Mahen menatap tas yang ada dipunggungnya kian menjauh dari pandangannya. Dering ponsel yang berbunyi memecah ketakutan diasumsinya.

“Saya rasa ini sudah terlalu lama, bahkan setelah anak itu dibebaskan”

Aletha mempercepat langkahnya namun masih dengan irama dan jarak yang seimbang. Menemukan papan kelas sebelas fisika satu tergelantung diatas, dengan pintu yang masih terbuka. Itu artinya belum ada guru yang datang. Tubuhnya  terduduk dengan sedikit deru napas tak beraturan. Disambung kejutan yang Roona ciptakan.

“Lo dari mana? Ngga berniat kabur dan ketahuan kan?”

“Enggak, lagi pula ini semua nggak penting buat dibicarain”

Roona menatap buku yang baru saja Aletha keluarkan. Kosong seperti kata Sasmita, tidak ada coretan apapun termasuk nama. Seperti buku hanyalah formalitas saja untuk dibawa karena dia sedang sekolah. Seperti juga buku itu baru keluar dari pabrik percetakan. Masih berbau kayu dan segar.

“Serius lo nyatet semuanya di otak lo?”

“Otak manusia itu diperkirakan bisa nyimpen informasi sampe 2,5 petabyte, itu udah lebih dari cukup buat nyimpen informasi yang kompleks dan luas”

Roona sedikit mengangga, sebelum akhirnya mengerjabkan mata untuk kembali pada realita kehidupan. Menganggap Aletha hanyalah gadis seumuran yan memang hanya punya banyak wawasan saja, tidak lebih.

“Pe-peta?”

“Petabyte, 2,5 petabyte setara sama satu juta gigabyte”

Saat Roona mendongak karena kehadiran Khalil yang tiba-tiba, gadis itu justru tak berekspresi seperti biasa. Menurut Roona, Khalil itu jenius dan dia tahu banyak hal. Alias kehidupannya di SMA Samudra ini cukup bisa menyelamatkan nama sekolah. Tapi semenjak kehadiran Aletha, rasanya harga diri Khalil benar-benar dipertaruhkan. Apalagi jika nama itu justru ikut serta dalam setiap perlombaan perwakilan sekolah. Apa tidak jadi keributan karena sebelumnya belum ada yang berani mengalahkan Khalil?

“Gunawan Hariadi tuh siapa?”

“Satpam sekolah kita, terus kenapa dari sekian banyak topik pembicaraan yang bisa kita bahas, lo justru milih nanya soal Pak Gunawan?”

Khalil bersedekap dada, mengamati pergerakan samar pada ekspresi yang Aletha tunjukkan. Benar-benar halus dan sulit untuk ditebak. Berbeda dengan lawan bicaranya yang justru lebih berekspresi dan jiwa penasarannya tinggi. Seperti Wednesday dan Enid, dua kepribadian yang bertolak belakang. Angkasa ada benarnya, bahwa gadis itu seperti Wednesday dikehidupan nyata.

1
daiiisy_
maaf atas ketidaknyamanannya karena cerita ini lagi berantakan 🤣 mending ga usah dibaca dulu, aku lagi coba hubungin editor buat benerin alurnya🤣🤣
marchang
ini kok diulangg yaa thor alur nya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!