NovelToon NovelToon
​ Dendam Sang Mantan Istri Miliarder

​ Dendam Sang Mantan Istri Miliarder

Status: sedang berlangsung
Genre:Ibu Mertua Kejam / Pelakor / Pelakor jahat / Tukar Pasangan / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Selingkuh
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: Adrina salsabila Alkhadafi

​💔 Dikhianati & Dibangkitkan: Balas Dendam Sang Ibu
​Natalie Ainsworth selalu percaya pada cinta. Keyakinan itu membuatnya buta, sampai suaminya, Aaron Whitmore, menusuknya dari belakang.
​Bukan hanya selingkuh. Aaron dan seluruh keluarganya bersekongkol menghancurkannya, merampas rumah, nama baik, dan harga dirinya. Dalam semalam, Natalie kehilangan segalanya.
​Dan tak seorang pun tahu... ia sedang mengandung.
​Hancur, sendirian, dan nyaris mati — Natalie membawa rahasia terbesar itu pergi. Luka yang mereka torehkan menjadi bara api yang menumbuhkan kekuatan.
​Bertahun-tahun kemudian, ia kembali.
​Bukan sebagai perempuan lemah yang mereka kenal, melainkan sebagai sosok yang kuat, berani, dan siap menuntut keadilan.
​Mampukah ia melindungi buah hatinya dari bayangan masa lalu?
​Apakah cinta yang baru bisa menyembuhkan hati yang remuk?
​Atau... akankah Natalie memilih untuk menghancurkan mereka, satu per satu, seperti mereka menghancurkannya dulu?
​Ini kisah tentang kebangkitan wanit.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adrina salsabila Alkhadafi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

​ BAB 10: Serangan di Pasar Terbuka

​Pagi setelah Gala Dinner, suasana di kantor pusat Natalie terasa dingin dan efisien. Tidak ada perayaan atas pertemuannya dengan Aaron. Itu hanya formalitas. Yang penting adalah eksekusi.

​Natalie duduk di kepala meja, dihadapkan pada layar besar yang menampilkan grafik pasar obligasi. Tuan Hadiningrat dan Maria (asistennya) tampak gugup, menyadari betapa besar risiko yang mereka ambil.

​"Bank Sigma baru saja mengumumkan pelepasan obligasi baru untuk menutupi risiko likuiditas mereka, Tuan Hadiningrat," lapor Maria. "Ini adalah peluang terakhir Aaron Whitmore untuk mengamankan proyek resort di Bali."

​"Harga obligasi itu sangat agresif, Nyonya Elara. Jika kita membeli semuanya, kita akan menarik perhatian Bank Indonesia," ujar Hadiningrat, wajahnya tegang.

​Natalie menyandarkan punggungnya di kursi, matanya menatap grafik seolah sedang melihat jiwa Aaron. "Bank Indonesia tidak akan tertarik jika pembeliannya dilakukan melalui perusahaan cangkang di Zurich, Tuan Hadiningrat. Kita akan melakukannya secara bertahap."

​Ia mencondongkan tubuh ke depan, telapak tangannya menekan meja dingin. "Beli semua obligasi yang tersedia. Jangan sisakan satu lembar pun untuk Keluarga Whitmore. Aku ingin dia datang ke Bank Sigma besok pagi dan menemukan kas bank itu kosong untuknya."

​"Ini akan menghabiskan lebih dari 70% dana likuid perusahaan kita, Nyonya!" seru Hadiningrat, terkejut dengan keberaniannya.

​"Itu adalah harga sebuah perang, Tuan. Jika Aaron tidak bisa mendapatkan uang itu, ia tidak bisa membayar kontraktornya. Jika dia tidak bisa membayar, proyeknya macet. Jika macet, Dinasti Whitmore akan mulai retak. Lakukan."

​Di saat yang sama, di ruang rapat mewah Keluarga Whitmore, suasana terasa tegang. Aaron dan ibunya, Eliza, sedang berdiskusi panas dengan kepala finansial mereka.

​"Apa maksudmu obligasi itu dibeli habis?" teriak Aaron, membanting pena ke meja kristal. "Siapa yang berani membeli obligasi sebanyak itu dalam satu malam? Kita membutuhkan uang itu untuk menutup kerugian di kuartal ini!"

​"Tidak jelas, Tuan Aaron," jawab Kepala Finansial, keringat dingin membasahi dahinya. "Pembelinya adalah entitas anonim dari Swiss, diwakili oleh sebuah Holding Group yang baru muncul bernama Elara Holding. Mereka menyapu bersih obligasi dalam waktu kurang dari enam jam."

​Eliza Whitmore mencengkeram pegangan kursinya. "Elara? Nama itu..." Ia teringat wanita dingin di Gala Dinner semalam. "Aaron, apakah ini ada hubungannya dengan wanita itu? Wanita yang memperkenalkan diri sebagai Nyonya Elara?"

​"Jangan konyol, Bu. Wanita itu hanya konsultan remeh. Mustahil dia memiliki dana sebesar itu," balas Aaron, meskipun ada keraguan yang menusuk di hatinya. Wajah wanita itu, tatapan dinginnya—ia tidak bisa melupakannya.

​"Aaron, kita sedang dalam masalah besar! Bank Sigma menuntut penyelesaian pinjaman yang macet, dan kita tidak punya cukup dana tunai! Proyek resort itu terancam dibekukan!" teriak Eliza, suaranya panik.

​Natalie tidak memberi Aaron waktu untuk bernapas. Dua hari setelah serangan obligasi, perusahaan Natalie, melalui anak perusahaan lokal, secara mendadak mengajukan penawaran untuk Tender Infrastruktur Senilai Triliunan Rupiah—sebuah proyek yang sudah lama diincar Keluarga Whitmore.

​Di hari presentasi tender, Natalie berjalan masuk ke ruang pertemuan Kementerian dengan aura yang menghancurkan. Ia tidak menyembunyikan identitasnya kali ini. Ia adalah perwakilan resmi Elara Holding.

​Aaron Whitmore sudah menunggu. Wajahnya menunjukkan kemarahan yang tertahan. Kali ini, Aaron menatap Natalie lama, mencoba membaca setiap detail.

​"Nyonya Elara," sapa Aaron, suaranya rendah dan mengancam. "Ini adalah tender yang sudah seharusnya menjadi milik Whitmore. Saya tidak tahu Anda bermain di pihak mana, tapi Anda akan menyesal telah ikut campur."

​Natalie tersenyum, senyum yang sama sekali tidak ada di matanya. Ia duduk berhadapan dengan Aaron. "Tuan Whitmore, pasar terbuka tidak mengenal kata 'seharusnya'. Yang ada hanyalah 'terbaik'. Dan presentasi saya akan menunjukkan mengapa Whitmore tidak lagi menjadi pilihan terbaik."

​Saat presentasi dimulai, Natalie tidak hanya memuji perusahaannya. Ia menyerang. Ia memaparkan kelemahan finansial Whitmore yang sangat detail, risiko likuiditas yang baru saja mereka hadapi (karena hilangnya obligasi Bank Sigma), dan bahkan menyebutkan konflik internal keluarga yang akan membahayakan kelangsungan proyek jangka panjang.

​Aaron berdiri, marah. "Ini fitnah! Informasi Anda tidak akurat dan ilegal!"

​Natalie menatap Aaron lurus-lurus. "Informasi saya adalah fakta. Perusahaan Anda sedang berdarah, Tuan Whitmore. Dan Anda ingin Kementerian mempertaruhkan dana publik pada perusahaan yang akan runtuh?"

​Wajah Aaron memerah. Ia tahu, Natalie benar. Informasinya akurat seratus persen.

​Satu jam kemudian, keputusan diumumkan. Tender dimenangkan oleh Elara Holding.

​Berita kekalahan Whitmore menyebar seperti api. Ini adalah kekalahan memalukan, bukan hanya kehilangan uang, tapi kehilangan muka di hadapan pemerintah.

​Di mobilnya, Natalie menerima telepon dari Hadiningrat.

​"Selamat, Nyonya Elara. Ini adalah kemenangan yang telak. Aaron Whitmore pasti sedang gila sekarang."

​"Ini baru pemanasan, Tuan Hadiningrat," jawab Natalie dingin. Ia melihat pantulan dirinya di jendela. Mata yang sama yang menangis lima tahun lalu, kini dipenuhi kemenangan dingin.

​Ia menerima panggilan lain, dari Maya.

​"Nat, aku tahu kau baru saja menang besar. Tapi tolong, aku melihat Aaron di TV, dia terlihat sangat marah. Hati-hati. Jangan lupa, Kenzo aman di sini," bisik Maya, nada suaranya penuh kekhawatiran.

​Natalie tersenyum, kelembutan hanya muncul saat ia mendengar nama anaknya. "Kenzo adalah jimat kekuatanku, Maya. Aku tidak akan ceroboh. Tapi aku akan membuatnya terusik. Biarkan dia tahu, wanita yang dia buang sudah kembali dan sekarang jauh lebih berbahaya."

​Natalie melihat berita di ponselnya: "Konglomerat Whitmore Terpukul Mundur, Tender Dimenangkan Investor Misterius, Elara Holding."

​Ia mengarahkan pengemudinya. "Bawa aku ke alamat ini."

​Setengah jam kemudian, mobil Natalie berhenti di depan sebuah toko bunga mewah. Toko bunga langganan Keluarga Whitmore.

​Natalie keluar, meminta kartu ucapan, dan menulis pesan singkat, namun mematikan, untuk Aaron Whitmore.

​"Selamat atas kekalahanmu. Jangan pernah meremehkan apa yang bisa dilakukan oleh seorang wanita yang tidak punya apa-apa lagi untuk dipertaruhkan. Salam, Elara."

​Ia meminta bunga itu dikirim ke kantor Aaron Whitmore, tanpa menunjukkan identitas aslinya. Ia ingin Aaron menghabiskan malam itu dalam teka-teki, mencari tahu siapa 'Elara' yang berani menantangnya hingga ke akar kekuasaannya.

​Natalie kembali ke mobilnya, hatinya dingin, namun puas. Balas dendam terasa seperti minuman mahal yang perlahan-lahan ia nikmati. Tahap pertama telah selesai.

1
partini
dari sinopsisnya ngeri " sedap menarik
Himna Mohamad
lanjut thoor
putri lindung bulan: siap akan saya lanjutkan
total 1 replies
Himna Mohamad
good thoor sat set
Himna Mohamad
👍👍👍👍👍
Himna Mohamad
sdh mampir thoor,,lanjut
putri lindung bulan: terimakasih sudah mampir , salam kenal ya
total 1 replies
Himna Mohamad
awal yg bagus thoor👍👍👍👍👍
putri lindung bulan: terimakasih sudah mampir
total 1 replies
putri lindung bulan
untuk sahabat adri selamat datang di dunia nataly.semoga kalian suka novel.jika suka jangan lupa beri like,dan sisipkan komentar.salam kenal semuanya🙏🙏🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!