Dendam Arwah Julia

Dean panik karena ternyata Lea memang meninggalkan rumah dan sama sekali tidak kembali, dia kira tadi malam Lea hanya ingin menenangkan diri dan akan segera pulang ketika pikiran sudah tenang, tapi ternyata sampai pagi datang pun tetap saja Lea tidak kembali sehingga Dean merasa ada sesuatu yang sudah terjadi dan ia memutuskan untuk segera menghubungi Lea saja.

Masih tidak tahu bahwa kekasih tercinta sudah mengalami nasib yang begitu buruk karena Lea justru bertemu dengan Julia dan juga bersama Alisa, sudah pasti Lea akan habis dan sekarang memang nasib nya begitu buruk karena hanya bisa terbaring di atas ranjang rumah sakit dengan keadaan kaki yang sudah tidak bisa bergerak lagi.

Entah Dean masih akan menerima atau tidak setelah tahu bahwa Lea tidak kembali seperti dulu, tubuh gadis yang dia cintai telah mengalami cacat dan entah sampai kapan dia bisa berjalan kembali seperti semula. kalau bisa berjalan tapi belum tentu akan normal seperti dulu, karena tengkorak dengkul sudah hancur akibat di pukuli habis oleh Alisa.

"Sudah sampai siang seperti ini tapi dia juga tidak ada kabar." Dean mulai panik dan segera mencari ponsel.

"Tidak biasanya Lea marah sampai seperti ini dan tidak kembali dalam waktu setengah hari atau setengah malam." Dean memang merasa ada yang tidak beres dengan kekasih nya itu.

"Apa dia memang sangat marah karena aku membentak dan marah soal ritual itu?" Dean kebingungan dengan tanda tanya yang begitu besar di dalam pikiran.

"Astaga, Lea! mau sampai kapan kau akan terus seperti itu dan tenggelam dalam lamunan setan." keluh pria yang memang belum pernah di temui oleh arwah sang istri.

Wuuusssssh.

Dean berbalik kaget karena mendadak saja di bagian punggung ada sesambar angin yang lewat, tapi tidak ada apa-apa di belakangnya sehingga Dean pun memilih untuk abai saja dari pada terus memikirkan hal yang belum pasti seperti itu, toh hanya angin saja tidak ada bentuk makhluk lain.

Wuuusssh.

"Siapa di sana?" Dean melihat bayangan orang yang sedang melintas.

Takut bila sampai ada orang yang datang dan membuat masalah di sini, maka Dean pun keluar dari rumah untuk melihat siapa orang tersebut. sampai di luar dia menjadi bingung karena tidak ada siapa pun yang di sekitar sini, padahal tadi rasanya diam sangat jelas melihat orang yang sedang melintas.

"Kenapa tidak ada apa apa? tadi ada ke orang berjalan di sekitar sini." ujar pria ini pelan.

Grosaaaak.

"Siapa itu?!" Dean agak berteriak ketika semak yang di sebelah rumah bergerak kencang.

Sraaaaaak.

"Jawab aku bila kau memang manusia!" teriak Dean.

Tapi tidak ada yang keluar sehingga Dean merasa mungkin saja itu adalah sosok hewan yang sedang kesasar sampai sini, Dean mengambil sepotong kayu untuk di jadikan senjata bila ternyata itu adalah hewan buas, di pastikan dulu lebih jelas agar dia tidak salah sasaran dan melihat apa memang itu hewan atau ada orang yang sedang usil.

"Bang."

"Hah siapa kau?!" Dean siap memukul orang yang menegur dari belakang.

"Eh ini saya, jangan pukul dengan kayu itu!" Aira berteriak ketakutan.

"Astaga, maafkan saya karena tadi sedang kaget dan kamu mendadak saja datang." Dean tersenyum agak malu karena ada seorang gadis cantik yang datang ke sini.

"Ini, kami ada sedikit panen dan memberikan untuk tetangga yang ada di sekitar rumah." Aira memberikan satu kantong buah rambutan.

Dean menerima dan sekilas dia menatap wajah gadis yang terlihat sangat cantik ini, dasar Dean adalah pria jalang sehingga bila melihat yang bening dan cantik seperti Aira akan tertarik begitu saja. padahal dengan sangat yakin dia mengatakan bahwa gadis yang ada di dalam hidupnya hanya Lea saja, tapi sekarang dengan mudah dia berpaling dan mulai menaksir Aira.

🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸

"Ibu, kaki ku sakit sekali." Lea kembali merintih kesakitan ketika sore datang.

Tidak ada jawaban dari Bu Tami sehingga Lea merasa dia sedang ditinggal sendirian, memang Bu Tami saat ini sedang melakukan shalat ashar, jadi Lea hanya di tinggal bersama dengan Desi tapi Desi malah membeli minum karena tenggorokan terasa begitu haus sehingga Lea memang sendirian di dalam ruangan rumah sakit ini.

"Ibu! Ibu di mana?" Lea mulai panik karena dia tidak bisa sendirian sekarang.

Wuussssh.

Wuussssh.

Kain gorden yang menjadi pemisah itu mulai bergerak sekolah tertiup angin kencang, padahal ini ruangan tertutup sehingga tidak mungkin ada angin yang bisa menerbangkan gorden tersebut. mata Lea juga mulai menangkap ada sosok bayangan yang berdiri di balik gorden putih itu, tidak akan pernah hidup nya tenang karena sudah mengusik orang hingga orang tersebut meninggal dunia.

"Ibu? Bi Desi?" Lea berusaha memastikan apakah itu saudara dia.

Tapi orang yang berdiri di balik gorden itu sama sekali tidak menjawab dan tidak bergerak sedikit pun membuat Lea begitu ketakutan, padahal saat ini hari masih siang sehingga tidak mungkin ada setan yang bisa datang menemui dirinya. namun Julia bukan menjadi arwah sembarangan karena dia di bangkitkan dengan mantra yang sangat mengerikan, mana mantra itu berasal dari negara yang jauh juga.

"Leaaaaaa.....

"Tidak, pergi kau dari sini." Lea berteriak karena mengenali ini suara Julia.

"Kau akan terus merasakan sakit yang tidak terkira, terima saja pembalasan dari diriku ini." Julia berkata dengan suara yang begitu serak.

Tentu saja saat ini Lea menjadi panik bukan main dan berusaha untuk mencari perlindungan agar bisa kabur dari tempat ini, tapi bagaimana mungkin bisa kabur karena untuk bergerak saja dia sudah tidak sanggup.

Jreeeeeng.

"AAAAAAGGKH!"

Jeritan keras keluar dari mulut leak ketika wajah Julia tepat ada di hadapan mukanya dengan wajah yang terlihat begitu menyeramkan, mata yang berwarna merah dan juga wajah sudah penuh dengan luka serta tak ketinggalan ada sebagian ulat yang mengerubungi bagian hidung sehingga siapa saja pasti akan takut melihat bentuk Julia ini.

"Pergi dari hadapanku sekarang juga!" Lea begitu takut karena Julia yang sangat seram.

Bruuuuuk.

"Aaaaah, kaki ku!" Lea menjerit ketika tangan Julia dengan enteng membuang dia dari atas ranjang.

"Nikmati semua rasa sakit yang selama ini kau berikan kepada diriku!"

Julia tertawa puas dan segera menghilang dari pandangan mata Lea, meninggalkan wanita yang sedang kesakitan karena seluruh kaki seperti ingin patah di bagian tulang. Lea memang tidak mengalami patah kaki karena dia hanya tercabik-cabik di bagian luar dan ada saraf yang rusak sehingga membuat Lea lumpuh, yang pecah atau patah hanya bagian tengkorak dengkul sehingga dia tidak akan bisa berjalan dengan normal bila nanti kelumpuhan ini setelah kembali pulih, tapi itu entah kapan karena sudah pasti Julia akan terus datang untuk memberikan tambahan rasa sakit di tubuh orang yang sudah memberikan derita kepada dia semasa hidup.

Selamat siang besti, jangan lupa like dan komen.

🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤