NovelToon NovelToon
Menikahi Mantan Idola

Menikahi Mantan Idola

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cinta setelah menikah / Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Enemy to Lovers
Popularitas:728
Nilai: 5
Nama Author: Rumi Midah

Vina sangat terobsesi diterima menjadi pemeran wanita utama di casting sebuah drama. Dia juga seorang penggemar garis keras dari seorang aktor. Suatu hari saat melakukan casting, ia ditolak tanpa di tes dan parahnya lagi, orang yang menolaknya adalah si idola. Merasa terhina, Vina pun berubah menjadi pembenci sang aktor. Belum juga mulai menabur benih kebencian, ia justru terpaksa menikah secara kontrak dengan sang Aktor.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rumi Midah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Berbaikan?

Kening Vina berkerut mencoba mengingat apa mungkin ia memakainya waktu diundang makan malam di rumah kakak Arka kemudian lupa menaruhnya di mana. Meski sudah menggali dalam-dalam ingatannya, ia yakin, jika tidak memakai kalung peninggalan mendiang ibunya saat makan malam di rumah kakak Arka.

Deg.

Tiba-tiba saja Vina teringat asisten Arka yang masuk ke kamarnya tiga hari lalu. Namun, sisi baik Vina dengan cepat menolak. Sedetik kemudian sisi rasional Vina mengingatkannya agar tidak terlalu polos.

Keesokan harinya ketika melihat Arka pulang syuting bersama asistennya Vina langsung beranjak dari tempatnya dan menodong  pertanyaan pada gadis yang tengah memegang koper Arka.

"Mm, begini, apa saat masuk ke kamarku tempo hari, kau ada mengambil kalung dengan buah merah delima?"

"Ti-tidak," jawab asisten Arka yang agak terkejut karena tiba-tiba ditanyai seperti itu.

"Masa, sih, padahal sebelum kau masuk aku yakin kalungku yang berharga itu masih ada."

Arka yang mendengar pertanyaan yang menjurus pada tuduhan tak berbukti, langsung mengkerutkan keningnya.

"Vina! Kenapa kau sembarangan menuduhnya yang tidak-tidak, hah?!"

Vina mengabaikan pertanyaan Arka, lalu bicara pada asisten suaminya. "Bukan maksudku menuduh, tapi aku sudah mencarinya kemana-kemana, tapi tidak ketemu juga. Aku frustrasi karena itu."

Diabaikan begitu saja, membuat Arka murka. Ia menarik lengan Vina agar wanita itu memandangnya. "Kenapa kau mengabaikan pertanyaanku, hah?!" Bukannya menjawab, Vina melepaskan tangannya kasar dari genggaman Arka.

"Vina! Kau mau aku melakukan hal sesukaku pada milikmu, hah?!"

Terlihat si asisten menutup mulutnya saat mendengar penuturan Arka. Apa bosnya itu akan menyiksa Vina lewat permainan panas, pikir gadis berwajah manis tersebut.

Vina menujukan atensinya pada Arka, ia memandang lelaki itu tajam. Melihat tatapan tajam yang tertuju padanya Arka pun balik menatap istrinya tajam.

"Kau memiliki semua sifat buruk manusia Vina!" Ucapan bernada rendah dari Arka, bak sebuah  timah panas yang meluncur tanpa ragu, kata-kata Arka barusan mampu menebus hati Vina. Satu air mata jatuh di pipi wanita itu.

"Seburuk itukah aku di matamu?"

"Ya."

Tak kuasa menahan rasa sakit yang teramat sangat, Vina langsung lari ke kamarnya sambil berurai air mata. Hadir sedikit rasa bersalah saat mendengar tangisan Vina yang terdengar setelah istrinya hilang di balik pintu.

"Pak, maaf, saya mau pamit kalau begitu."

Arka mempersilakan asistennya itu untuk pergi. Setelah asisten tersebut pergi, Arka pun ke kamarnya untuk mandi dan tidur. Ketika merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur. Arka teringat jika ia memasang CCTV di kamar Vina.

Lelaki itu bermaksud untuk menghilangkan rasa curiga Vina dengan menunjukkan rekaman CCTV saat asistennya masuk ke kamar Vina. Arka sangat yakin kalau Vina hanya salah menaruh benda yang dicari istrinya itu. Baru saja mengecek satu rekaman CCTV lewat laptop, Arka terbelalak karena melihat video Vina tanpa busana sedang bercermin. Tampaknya gadis itu tengah mengaggumi lekuk tubuhnya.

Selangakan Arka terasa sesak. Ia jadi ingin merasakan jepitan nikmat dari sang istri. Lelaki itu frustrasi, ia menyesal kenapa memasukan larangan bercinta di dalam kontrak. Sebelum hasratnya meronta, ia memutuskan untuk menutup tersebut.

Arka menengok satu persatu rekaman video tersebut dan disetiap video, selalu saja adengan Vina tanpa busana. Nampaknya sebelum tidur dia harus membayangkan Vina sambil bermain sendiri.

Hampir saja menyerah, akhirnya ia menemukan rekaman di hari asistennya masuk ke kamar istrinya dan benar saja apa yang dituduhkan Vina adalah benar. Si asisten yang ia bela, membuka laci pertama meja rias Vina dan mengambil sesuatu, lalu memasukan benda itu ke saku celananya.

"Apa Vina itu termasuk orang dengan intuisi yang tinggi. Bagaimana ia bisa tepat begitu?" ucap Arka yang tanpa sadar memuji istrinya.

****

Meski dalam keadaan marah, Vina terpaksa menyiapkan sarapan untuk suaminya. Hari ini Vina menyiapkan roti panggang untuk Arka. Wanita itu hanya menyiapkan sarapan untuk Arka, sedangkan ia, Vina bertekad untuk tidak makan semua yang dibeli dengan uang suaminya.

Tak lama Arka datang dengan style casual rapi. Terlihat tampan? Tentu saja. Melihat suaminya yang telah duduk, Vina pun beranjak ke kamarnya. Namun, baru beberapa langkah. Arka membuka menyuruh istrinya duduk.

Sebenarnya bisa saja Vina mengabaikan Arka, tapi mengingat perintah lelaki itu agar ia menjaga sikap, Vina terpaksa menurut. Wanita cantik itu mengisi kursi yang berada di depan Arka.

"Dengar! Aku minta maaf kalau perkataanku kemarin menyakitimu." Arka mendesah. "Semalam aku melihat rekaman CCTV di kamarmu dan benar, sistenku lah yang mencuri kalungmu," ucapnya bernada rendah.

Sempat mengejek mengatai Arka dalam hati, Vina tersentak dengan perkataan Arka yang menonton rekaman CCTV. Seketika gadis itu terdiam, ia sungguh terpukul dengan kenyataan itu. Ingatan tentang kelakuan anehnya di dalam berputar bak kaset DVD di kepalanya.

Dengan raut wajah terpukul, Vina berjalan melangkah ke kamarnya, untuk merenungi kebodohannya karena tidak menyadari jika ada CCTV di kamarnya

Melihat itu, Arka dengan cepat memegang lengan Vina. "Mau ke mana? aku—"

Vina memandang Arka, lalu melepas lengannya dari genggaman tangan suaminya. "Lepas!" Mendengar itu Arka lantas melepaskan lengan istrinya.

Sama seperti kemarin, setelah Vina menghilang di balik pintu, tangisan istrinya itu terdengar. Kembali muncul rasa bersalah di hati Arka. Kata-katanya kemarin pasti sangat menyakiti Vina, pikir lelaki itu.

Tak lama setelahnya bel apartemen Arka berbunyi. Lelaki tampan berhidung mancung itu, berjalan ke arah pintu untuk membukakan pintu. 

Mengetahui itu adalah asistennya, Arka menyuruh gadis itu masuk, kemudian menyuruhnya duduk. Setelah gadis berwajah manis itu duduk, Arka pun mengisi kursi di depan sang asisten.

"Maaf jika tersinggung, tapi saya minta kamu menjawab jujur pertanyaan saya!"

"Pe-pertanyaan, apa ya, Pak?"

"Apa kamu yang telah mencuri kalung istri saya?"

"Ke-kenapa Bapak menuduh saya seperti itu?"

"Saya sudah lihat buktinya. Beberapa hari lalu kamu masuk ke kamar saya dan istri saya dan mencuri kalung."

Tak bisa mengelak, gadis itu meminta maaf dan mengucapkan jika uang kalung itu ia gunakan untuk berobat ibunya. Meskipun dengan alasan krusial, Arka tidak bisa mentolerir ketidak jujuran.

"Hari ini kamu tidak perlu bekerja lagi dengan saya dan untuk gajimu, bulan ini, akan saya transfer lewat manajer saya."

"Baik, Pak," ucap gadis berambut pendek setengkuk itu, pasrah.

"Oh ya, di mana kamu jual kalung milik istri saya."

Gadis itu pun menyebutkan alamat toko perhiasan, tempatnya menjual kalung peninggalan mendiang ibunya Vina.

****

Hari ini untuk pertama kalinya, Arka meminta izin untuk pulang awal. Lelaki itu ingin mengajak Vina membeli kalung peninggalan mendiang ibunya Vina.

Sesampainya di dalam unit apartemennya, tanpa mengganti baju, Arka langsung mengetuk pintu kamar Vina. Setelah mengetuk seraya menyerukan nama sang istri beberapa kali, barulah Vina membuka pintu. Vina memakai masker medis serta kacamata hitam. Wajah wanita itu tertutup sepenuhnya.

"Mau pergi ke mana?" tanya Arka heran.

"Tidak mau ke mana-mana. Mau apa memanggilku?"

"Ayo ikut aku."

"Ke mana?"

"Sudah ikut saja."

"Tidak. Aku tidak mau." Ketika Vina hendak berjalan lebih masuk ke kamarnya, dengan sigap Arka menarik tangan istrinya itu.

"Aku akan membelikan kalung mendiang ibumu."

"Maksudmu?"

Arka pun memberi tahu Vina kalau ia tahu dimana asistennya menjual kalung Vina. Ucapan Arka memenuat Vina bersemangat, wanita itu menyuruh suaminya menunggu ia berganti baju.

Tidak sampai sepuluh menit, Vina pun keluar dari kamarnya. Arka yang melihat istrinya masih memakai masker dan kaca mata pun berdecak kesal.

"Hey, tidak bisakah kau lepas kacamata dan maskermu itu?" Vina tidak menjawab, ia hanya menggeleng. Arka hanya mendesah, ia sedang tidak berselera untuk berdebat.

****

Usai mendapatkan kembali kalung itu, Vina tidak henti-hentinya tersenyum di balik maskernya. Di dalam mobil yang sedang dikendarai Arka, Vina berterima kasih pada suaminya dengan nada riang.

Muncul rasa senang saat mendengar Vina berterima kasih dengan tulus. Arka kembali meminta maaf atas kata-katanya kepada sang istri.

"Aku minta maaf karena telah berkata buruk padamu, Vina."

"Aku sudah memaafkanmu sejak kalung ini kembali ke tanganku.

Arka terkekeh kecil mendengar itu. Ia pikir untuk mengabulkan permintaan Vina tempo hari. "Oh ya, apa kau masih tertarik untuk menjadi asisten pribadiku?"

"Masih, sih, tapi kau 'kan sudah memiliki asisten?"

"Asistenku telah kuberhentikan." Tak lama setelah Vina mengangguk, Arka bertanya, "Bagaimana? Apa kau mau?"

"Yeontan bagaimana?"

"Bisa dititipkan ke penitipan hewan atau seperti yang kau bilang, kita bisa membawanya. Bagaimana?"

"Tapi gajiku bagaimana?"

"Akan kugaji kau sama seperti asistenku kemarin."

"Boleh kalau begitu."

Setelah tidak ada obrolan, Arka mengangkat suara dan bertanya tentang alasan Vina memakai masker dan kacamata sampai menutupi wajahnya. Agak malu-malu Vina menjawab jika ia malu karena Arka pasti telah melihat kelakuan anehnya ketika di kamar, melalui rekaman CCTV.

Arka terkekeh geli. Lelaki itu lantas menggoda istrinya idengan berkata, kalau yang dilakukan Vina bak artis film blue profesional. Sontak hal itu membuat Vina memukul lengan Arka sebal.

1
Fathi Raihan
Apa, masalah server atau apa, thor? Update dong! Semua udah pada gila nih 🤯
Decapitator
Jangan tanya deh, aku udah addicted banget sama cerita ini!
Rahman: ayo mampir kak, kali aja suka sama cerita nya
total 1 replies
Cô bé mùa đông
Bisa nggak si thor update cepat-cepat ya? Jangan biarkan kami tinggal menunggu terus.
Rahman: ayo mampir kak, kali aja suka sama cerita nya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!