NovelToon NovelToon
Pesan Mini Untuk Hati Dokter Beku

Pesan Mini Untuk Hati Dokter Beku

Status: sedang berlangsung
Genre:Dokter Genius / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Wanita Karir / Romansa / Pembantu
Popularitas:10.4k
Nilai: 5
Nama Author: inda

Dr. Tristan Aurelio Mahesa, seorang dokter jenius sekaligus miliarder pemilik rumah sakit terbesar, dikenal dingin, tegas, dan perfeksionis. Hidupnya hanya berputar di sekitar ruang operasi, perusahaan farmasi, dan penelitian. Ia menolak kedekatan dengan wanita mana pun, bahkan sekadar teman dekat pun hampir tak ada.

Di sisi lain, ada Tiwi Putri Wiranto, gadis ceria berusia 21 tahun yang baru saja resign karena bos cabul yang mencoba melecehkannya. Walau anak tunggal dari keluarga pemilik restoran terkenal, Tiwi memilih mandiri dan bekerja keras. Tak sengaja, ia mendapat kesempatan menjadi ART untuk Tristan dengan syarat unik, ia hanya boleh bekerja siang hari, pulang sebelum Tristan tiba, dan tidak boleh menginap.

Sejak hari pertama, Tiwi meninggalkan catatan-catatan kecil untuk sang majikan, pesan singkat penuh perhatian, lucu, kadang menyindir, kadang menasehati. Tristan yang awalnya cuek mulai penasaran, bahkan diam-diam menanti setiap catatan itu. Hingga akhirnya bertemu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16

Restoran Cloud Nine mendadak jadi panggung drama tak terduga.

Tiwi masih heboh bercerita tentang pengalaman bar-barnya di kantor lama tentu dengan versi hiperbola yang bikin semua orang ngakak.

“…dan bayangin aja, dia berani colek-colek aku! Untung aku masih punya iman, kalau nggak, mukanya udah gepeng kena loyang kue!” ucap Tiwi sambil menirukan gaya tinju, membuat sahabat Naya sampai terbatuk gara-gara ketawa kebanyakan.

“Serius lo? Lo beneran berani kayak gitu?” tanya cowok di depannya, matanya berbinar kagum.

“Lah jelas! Aku kan Tiwi Barbar Edition. Aku itu kombinasi Wonder Woman, Doraemon, sama emak-emak komplek. Lo jangan coba-coba, bisa kupecahin galon di kepala lo.”

Semua orang tertawa lagi.

Tapi di belakang punggung Tiwi, aura dingin mendekat pelan.

Langkah Tristan berat tapi mantap. Tatapan matanya lurus menusuk punggung Tiwi. Restoran yang tadinya riuh terasa seperti mendadak menurunkan volume, karena orang-orang otomatis menoleh melihat pria tinggi dengan wajah tegas dingin itu berjalan.

Pria di depan Tiwi baru saja ingin menimpali candaannya, tapi kalimatnya terhenti karena mendapati Tristan berdiri di samping meja mereka.

“Dokter?” Seru Tiwi yang kaget, mulutnya menganga. “Lho... lho..., kamu ngapain di sini?! Astaga, jangan bilang kamu vampir beneran, bisa muncul di mana aja?”

Orang-orang di meja Tiwi tampak bingung. Naya yang sudah tahu hubungan “ART dan majikan” mereka mendadak panik, sedangkan cowok yang jadi kencan Naya menelan ludah.

Tristan tidak menjawab celetukan Tiwi. Ia hanya menunduk sedikit, tatapannya dingin menusuk pria yang duduk di depan Tiwi. “Kamu siapa?”

Pria itu agak kaku. “E-eh, saya Rendy, temannya Adi.”

“Temannya Adi,” ulang Tristan datar, lalu bergeser tatapannya ke Tiwi. “Dan kenapa kamu di sini?”

Tiwi menegakkan badan, berusaha menjaga wibawanya. “Lah, ya jelas aku nemenin sahabat aku, Dok. Masalahnya apa? Ini restoran publik, bukan rumah sakitmu.”

Beberapa pengunjung mulai melirik. Suasana jadi aneh antara canggung dan tegang.

Naya buru-buru menyikut Tiwi di bawah meja, memberi kode agar jangan memperpanjang. Tapi Tiwi justru nyengir.

“Eh, tunggu dulu… jangan-jangan… kamu kangen aku ya, Dok? Makanya nyusulin ke sini?” suara Tiwi sengaja dikeraskan, bikin satu restoran hampir mendengar.

Tristan menatapnya tajam, seperti bisa membekukan udara. “Tiwi.”

Satu kata itu saja cukup membuat Naya ikut ciut. Tapi Tiwi malah menyilangkan tangan di dada. “Apa? Aku salah apa coba? Aku kan lagi off-duty. Masa asisten nggak boleh punya kehidupan sosial? Aku bukan robot, Dok.”

Pria di depan Tiwi makin salah tingkah. “Ehm, kalau mau, saya bisa—”

Belum sempat ia menyelesaikan kalimatnya, Tristan menunduk sedikit, suaranya rendah namun tajam. “Jangan coba-coba.”

Pria itu langsung terdiam. Bahkan Naya pun bengong.

Sementara Tiwi menahan tawa karena ekspresi semua orang yang ketakutan.

“Ya ampun, Dok… gaya kamu kayak mafia. Kasihan tuh orang hampir pipis di celana,” bisik Tiwi dengan nada menggoda.

Tristan mengabaikan, lalu menatap lurus Tiwi. “Pulang. Sekarang.”

Mata Tiwi membulat. “Apa?!”

“Pulang. Sama aku.” jelas Tristan

Seketika meja jadi gaduh. Naya menutup wajahnya, merasa semua mata pengunjung restoran sedang memperhatikan drama ini. Rendy (cowok kencan) makin salah tingkah, sementara Tiwi menahan gemas.

“Eh, tunggu dulu, Dok. Kamu pikir aku ini apa? Barang belanjaan yang bisa kamu bawa pulang semaumu?!” protes Tiwi.

Tristan mendekat, tubuhnya condong ke arah Tiwi hingga jarak wajah mereka hanya sejengkal. Suaranya dingin, pelan, tapi menusuk. “Kamu bukan barang. Kamu… asistenku. Dan asistenku tidak duduk manis dengan pria asing sambil tertawa-tawa.”

Tiwi membeku sepersekian detik. Jantungnya berdegup kencang karena kedekatan itu. Tapi ia cepat-cepat menepis efeknya dengan celetukan.

“Waduh… jadi kamu cemburu, Dok? Astaga, aku harus catat di kalender! Dokter Vampir bisa panas juga ternyata.” seru Tiwi heboh

Tristan menarik napas dalam, jelas menahan emosi. Ia lalu meraih pergelangan tangan Tiwi.

“Eh! Eh! Lepasin, Dok! Aku bisa jalan sendiri!” Tiwi setengah menjerit, setengah tertawa. Tapi ia tetap digiring bangkit dari kursi.

Semua mata pengunjung restoran menatap mereka seperti sedang menonton drama live. Naya sampai pengen sembunyi di bawah meja.

Tristan tidak peduli. Ia menyeret Tiwi keluar restoran dengan aura dingin menusuk, sementara cewek itu terus ngoceh.

“Ya Allah, Dok… ini bukan sinetron prime time, jangan bikin drama di depan umum dong! Orang-orang ngeliatin tau!” ujar Tiwi

Tristan berhenti di depan pintu restoran, menoleh dengan tatapan tajam. “Biarin.”

Tiwi langsung terdiam sepersekian detik, lalu mendengus. “Ya ampun, pantes kamu jomblo. Gayanya kayak bos mafia. Untung ganteng, kalau nggak aku udah kabur.”

Tristan memejamkan mata, jelas menahan sabar. Tapi entah kenapa, sudut bibirnya hampir terangkat tipis sebelum ia buru-buru menyamarkan lagi.

----

Suasana mobil hening beberapa menit. Tristan fokus menyetir, wajahnya tetap datar dingin. Tiwi menyilangkan tangan di dada, cemberut tapi tetap cerewet.

“Gila ya, Dok. Kamu nyulik aku gitu aja. Itu tadi kencannya Naya lho, bukan aku. Aku cuma jadi bodyguard cadangan.”

Tristan tidak menoleh. “Kamu tertawa terlalu lebar.”

“Hah?”

“Tertawamu… terlalu lebar. Sama pria asing pula.”

Tiwi menatapnya lama, lalu tiba-tiba ngakak. “Astaga, kamu beneran cemburu! Ya Tuhan, please kasih aku kamera, aku mau abadikan momen ini. Tristan sang Dokter Vampir, cemburu gara-gara aku ketawa.”

Tristan mengetukkan jarinya ke setir, jelas menahan diri. “Jangan lebay.”

“Lebay gimana? Fakta, kan? Kalau nggak cemburu, kenapa kamu marah-marah? Kenapa kamu nyeret aku kayak maling ayam?”

Tristan menoleh sekilas, matanya tajam. “Kamu tidak mengerti.”

Tiwi menaikkan alis. “Oh, jadi ada yang lebih dalam, nih? Wah, wah, ternyata kamu simpan perasaan sama aku ya? Pantes tiap pagi cari-cari sticky note aku.”

Kali ini, Tristan benar-benar tidak bisa menahan diri. Ia menoleh penuh, wajahnya mendekat. Tatapannya menusuk, serius, dan suaranya rendah.

“Kalau iya, kenapa?”

Deg.

Untuk pertama kalinya, Tiwi kehilangan kata-kata. Ia biasanya bisa menangkis apa saja dengan celetukan, tapi kalimat itu terlalu lugas, terlalu jujur.

Hening sejenak.

Tapi tentu saja, Tiwi tak mungkin mengaku kalah. Ia cepat-cepat menoleh ke luar jendela, pura-pura batuk. “Eh… ya… kalau iya, ya udah. Tapi jangan kaku gitu dong, Dok. Belajarlah dikit dari aku. Hidup tuh jangan serius-serius amat.”

Tristan kembali fokus ke jalan. Tapi di sudut wajahnya, ada tarikan samar di bibirnya hampir seperti senyum.

Sampai di Rumah Tristan

Begitu masuk rumah, Tiwi langsung menjatuhkan diri ke sofa. “Astaga, drama hari ini bener-bener kayak FTV. Aku yakin besok restoran itu gosipin aku jadi cewek simpanan dokter tajir.”

Tristan hanya melepas jasnya dan meletakkannya di gantungan. “Kamu terlalu ribut.”

“Ya jelas ribut, kalau nggak ribut, kamu makin dingin kayak es batu. Hidupmu bakal sepi tanpa aku, percaya deh.”

Tristan berhenti di anak tangga, menoleh sebentar. “Mungkin.”

Tiwi menoleh cepat, matanya membesar. “Hah? Kamu barusan… ngaku?!”

Tristan tidak menjawab. Ia hanya menaiki tangga dengan tenang.

Tiwi menatap punggungnya, lalu menyandarkan kepala ke sofa. Senyum lebar muncul di bibirnya.

“Wah, Dokter Vampir… kalau terus gini, aku bisa jatuh cinta beneran, lho.”

Bersambung…

1
Cindy
lanjut kak
Su Wanto
next kak 💪💪
Supryatin 123
👍👍👍Tiwi lnjut thor 💪💪
Mineaa
Kalau kamu sampai tau sisi lain ART bar bar mu... .
weezzzzz lah....di jamin tambah termehek-mehek kamu....🤭
Tiara Bella
wow bener² Tiwi diluar prediksi BMKG wkwkwkkw....banyak kepinterannya
Arin
Jikalau suatu saat tau tentang sisi lain dari Tiwi, harusnya di maklumi ya, Dok.
Siapa sih orang nya yang akan diam saja, jika dapat perlakuan tidak baik dari orang lain? Tentunya orang itu juga akan melakukan pembalasan balik.
Supryatin 123
keren sekali tiwi👍👍👍sat set duarr lnjut thor 💪💪
Fransiska Husun
katakan peta katakan peta/Determined/
Mutiara Nisak
cantik sekali permainan nya arina,g cmn wajah nya aja yg cantik,tp....semuanya,makanya dokter dingin makin terjerat masuk pesona art limited edition....langka tp nyata....
Arin
Mantap.......Ternyata Tiwi bergerak dalam senyap. Gak sadarkan Arina, kalau musuh yang ingin kau incar dan akan kau jatuhkan malah duluan bergerak. Malah lebih mantap lagi yang datang kepadamu mereka orang-orang yang suaminya kau rebut🤭🤭🤭
Tiara Bella
wow Tiwi luar biasa ART limited edition....langsung ke intinya jatohin dr.alina
Cindy
lanjut kak
Rohmi Yatun
kereeeennn... kece badai si Tiwi.. suka gayamu😘😘💪
Mineaa
Amazing...ART bar bar.....🌹
Lope lope sekebon Author......🔥🔥🔥🔥🔥
Dewi Nafiah
Tiwi di lawan😍👍
Sribundanya Gifran
lanjut
Supryatin 123
semoga Tiwi bisa jaga diri.lnjut thor 💪💪💪
Mineaa
Siapapun di luar sana....
Tak kan mudah kalian menumbangkan
si bar bar ART.....💪🔥🔥🔥🔥🔥
Cindy
lanjut kak
Tiara Bella
si arina ini gk ada kapoknya ya....mw dibui apa gimana nh orng....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!