Bagaimana jadinya jika bola dunia membuat seseorang bertingkah aneh?
Bella menjatuhkan bola dunia (Globe), tepat pada kepala Ervan, pria yang dikenal paling bringas dan kejam di sekolah. Benar-benar kejadian yang tidak disengaja.
Namun, saat pertama kali bangun di rumah sakit. Hal pertama yang dilakukan Ervan, memeluk tubuh Bella. Seorang gadis yang memiliki berat badan 99 kilogram.
Pemuda yang mengatakan hal gila."Istriku, aku berjanji tidak akan berselingkuh lagi. Mulai sekarang tidak akan ada orang yang dapat memisahkan kita."
Bella mengangkat sebelah alisnya. Seingatnya mereka tidak akrab, dua orang yang aslinya bermusuhan.
Bagaimana jadinya jika seekor harimau jatuh cinta ada tikus gemuk.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KOHAPU, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Oh... Ervan
Pria paling rupawan dan dapat dikatakan berkuasa di sekolah ini. Itulah seorang Ervan, mungkin Ruby melupakan segalanya, karena status Ervan sebagai anak dari istri simpanan.
"Ervan! Kamu sudah keterlaluan. Menyiramku hanya karena cemburu aku berada di dekat Zain. Jangan ganggu Zain dia sama sekali tidak bersalah. Tidak tau apa-apa." Wanita yang kini mendekat menempel pada Zain.
Hal yang membuat Ervan hanya mengulas senyum."Kalian serasi, sebaiknya pacaran saja...tapi bukankah akan lebih indah jika di tengah adegan romantis ada hujan salju yang turun."
Zain membulatkan matanya, respon yang begitu cepat, mendorong tubuh Ruby kala salah seorang siswa yang lewat melempari mereka menggunakan tepung.
Plak!
Jadilah pisang goreng, maaf salah... Ruby goreng.
Andi, siswa lainnya yang baru datang melakukan tos dengan Ervan.
"Aku akan melaporkan ini pada guru!" Bentak Ruby.
"Laporkan saja, karena aku juga dapat melaporkanmu karena meminjam uang tabunganku tanpa mengembalikannya. Tidak banyak totalnya 500.000, termasuk bunganya jadi 700.000." Pemuda yang berucap begitu tenang.
"Hu...hutang apa? Barang-barang yang kamu berikan bukankah aku tidak memaksa? Lagipula harganya tidak begitu mahal." Tanya Ruby melangkah mundur.
"Saat ke restauran bersama teman-temanmu kamu mentraktir mereka, mengatakan dompetmu ketinggalan. Pada akhirnya aku yang membayar, totalnya 350.000. Ditambah dengan kamu ingin beberapa cemilan, dengan konteks kata 'nitip' itu artinya harus dibayar kembali kira-kira 150.000. Bayar hutangmu sekarang, jika tidak---" Ervan menghentikan kalimatnya sejenak. Melangkah mendekati Ruby hingga terpojok ke dinding.
Tersenyum menyeringai, kemudian berbisik di dekat telinga gadis yang ketakutan."Bagaimana jika aku menarikmu ke aula, kemudian merobek pakaianmu menggunakan cutter. Aku yakin setelah ini Zain akan semakin tergoda dengan tubuhmu."
Benar-benar pemuda yang tersenyum menyeringai. Sebelum waktu terulang dirinya benar-benar tidak tahu, tiba-tiba saja sudah berda di tempat tidur dengan Ruby menangis di sampingnya. Wanita yang meminta pertanggungjawaban, karena itu Ervan terpaksa diam-diam membiayai hidup Ruby sebagai bentuk tanggung jawab. Agar Ruby tidak menuntut untuk menikah dan mengatakan segalanya pada istrinya, Bella.
Tapi wanita seperti Bella tidak dapat dibohongi dengan mudah. Pada akhirnya Bella mengetahuinya, mengira Ervan melakukan perselingkuhan intens. Perlahan Bella mengalami depresi berat, memutuskan mengakhiri hidupnya di rumah sakit jiwa.
Setelah kematian Bella, barulah Ervan mengetahui bagaimana segalanya dapat terjadi. Dirinya sama sekali tidak menghabiskan malam dengan Ruby. Semuanya hanya kebohongan dalam pertengkaran, Ruby pada akhirnya membunuh Ervan.
Itulah akhir kisah cinta Romeo dan Juminten. Sang Romeo pada akhirnya mati di tangan Juminten. Kisah cinta tragis yang menggemparkan seantero jagat.
Wanita sial ini muncul lagi di kehidupan ini. Ervan akan menghancurkannya perlahan. Tidak secara langsung, karena itu hal yang terlalu mudah. Kematian Bella, kematiannya... semuanya karena wanita ini.
"A...akan aku transfer!" Geram Ruby meraih handphonenya. Kemudian mengirimkan uang sesuai nominal yang diminta Ervan.
"Terimakasih... cantik?" Ervan menatap hina ke arah Ruby dari atas sampai bawah, setelah notifikasi uang masuk terdengar dari handphonenya. Kemudian melangkah pergi meninggalkan Ruby.
"Hari ini aku belikan bakso di kantin! Panggil 20 orang. Bunga pinjaman 200.000 dari ketua OSIS, khusus untuk mentraktir kalian." Ucap Ervan pada kedua temannya yang bersorak.
Pemuda yang begitu tajam. Wataknya masih seperti biasanya, tapi terkadang ada beberapa hal yang dirindukannya. Pemuda yang telah menemukan jalan untuk mendapatkan kasih sayang.
Sedangkan Ruby membulatkan matanya. Tertegun mengepalkan tangannya. Bagaimana bisa anak wanita simpanan itu berubah begitu jauh.
Menyimpan rasa kesal, sudah pasti Ervan berubah karena pengaruh dari Bella. Tidak! Si badak ujung kulon miskin itu tidak mungkin menarik perhatian Ervan. Pasti ada hal lain, mungkin memang benar, ini hanya trik dari Ervan.
Matanya melirik ke arah Zain yang telah memasuki ruangan kelas. Bagaikan tidak peduli dengan apa yang terjadi.
"Zain!" Ruby ingin masuk, tapi mengingat penampilannya saat ini, gadis itu hanya dapat menghentakkan kakinya kesal.
***
Menunggu di area depan sekolah sembari menikmati potongan daging lobster. Itulah yang dilakukan Bella. Menghela napas, mengingat bagaimana globe dapat membuat seseorang menjadi gila.
Tidak memiliki teman di tempat ini. Mengingat dirinya adalah buntalan beban yang tidak terlihat menyebalkan. Dapat dikatakan dirinya hanya bagaikan panda yang memakan bambu. Tidak menggangu satu orang pun, hidup damai.
"Nona, ini pakaian ganti yang anda minta." Ucap seorang pria yang menggunakan jas hujan. Mengingat hujan yang tadinya reda kembali turun.
"Em..." Kalimat singkat padat dan jelas. Tanpa embel-embel terimakasih, inilah Bella versi dingin. Mengambil paperbag, sembari menyelipkan selembar uang seratus ribu pada cleaning service yang mungkin diperintahkan Joni setelah Bella menghubunginya.
"Terimakasih nona..." Sang security menunduk penuh senyuman beberapa kali.
Hanya dengan 100.000 dapat membuat seseorang sesenang itu? Mungkin karena itulah dirinya tidak terlalu dendam pada Ervan yang memungut pajak padanya. Ervan memiliki kesulitan dan masalahnya sendiri.
Yang tidak dirinya suka, pemuda itu selalu mengingatkannya tentang tumpukan lemak. Lemak tambah lemak sama dengan 2 lemak. Lemak dikali lemak sama dengan sapi, endingnya lemak sekeras kulit badak.
Kala itulah langkah Bella yang tengah mencari Ervan terhenti, pakaian pemuda itu masih terlihat kotor. Berada di dekat begitu banyak orang. Senyuman tidak terlihat di wajahnya sama sekali. Rambutnya yang basah, wajahnya yang rupawan, keindahan ala anak SMU, kala melihat pangeran sekolah yang menjadi raja tukang bully.
Pandangan mata Ervan sejenak tertuju padanya. Dengan cepat raut wajah dingin itu tersenyum, menghampiri Bella bagaikan anak anj*ng penurut yang menanti majikannya. Bukan majikan, lebih tepatnya menanti pacarnya.
"Bella..." Ervan tiba-tiba berada di dekatnya.
Biasanya orang-orang yang ada di tempat ini, begitu acuh, tidak peduli padanya. Hanya tertawa saat Ervan menganggunya.
Tapi sekarang mereka yang tengah memakan bakso di kantin tersenyum?
"Aku mencarimu." Ucap Ervan menempel padanya.
Beberapa orang terdengar berbisik.
"Tidak salah!? Selera Ervan yang awalnya bidadari menjadi badak ujung kulon."
"Stt...tutup mulutmu. Jangan sampai Ervan mendengarnya."
"Benar! Mulai sekarang harus baik pada badak... maksudku Bella. Dia mungkin akan menjadi pacar Ervan."
Tentu saja semua orang yang berada di kantin saat ini begitu menghormati Ervan. Tidak ada keterikatan emosional, hanya saja Ervan yang merupakan siswa paling menonjol pasti memiliki penggemar atau dikelilingi oleh orang-orang yang ingin berteman dengannya.
Bukan geng sekolah, hanya saja mereka yang ditunjuk langsung untuk menerima kebencian dari Ervan, akan menjadi sasaran para ikan piranha ini. Para siswa yang tersenyum, tapi aslinya jika sudah bermusuhan begitu ganas.
"Ini! Ganti bajumu. Didalamnya juga ada minyak kayu putih. Bajumu basah jangan sampai sakit." Ucap Bella, mendorong kepala Ervan yang melekat pada lengannya, sembari memberikan paperbag.
"Jadi kamu mencarikan seragam untukku? Takut aku sakit? Manisnya..." Ervan yang gemas menarik pipi Bella. Kemudian dengan cepat mengecup keningnya.
Beberapa orang terdiam dengan mulut terbuka. Ada juga yang sedikit tersedak.
Prang!
Ibu-ibu penjaga kantin bahkan menjatuhkan es teh yang dibawanya. Karena melihat adengan harimau putih yang ingin kawin dengan badak.
Di cuekin.
mungkin dikau bsa pindah ke mauritania😁
dan kau Ervan kalau wanita dah melihat langsung gmn cowok yg disukai deket dgn wanita lain, jangan hanya bilang gak akan selingkuh dan ini itu. jelaskan semua ke Bella kenapa dan tujuan mu tuh apa deket lagi dgn Ruby
perempuan itu sensitif bgt Ama yg namanya kesalahpahaman.
yaampun dokter, sampai menatap iba ke kursi/Facepalm/
capai dulu tubuh ideal mu nanti juga dia ngejar terus kaya bebek
Ruby ga ada apa apa nya lagi deh