NovelToon NovelToon
Terperangkap Dimensi Lain

Terperangkap Dimensi Lain

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Akademi Sihir / Fantasi Wanita / Fantasi Isekai
Popularitas:598
Nilai: 5
Nama Author: Sunny Rush

Elara dan teman-temannya terlempar ke dimensi lain, dimana mereka memiliki perjanjian yang tidak bisa di tolak karena mereka akan otomatis ke tarik oleh ikatan perjanjian itu itu sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sunny Rush, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9

Aula akademi dipenuhi cahaya kristal yang memantul ke dinding-dinding marmer hitam. Semua orang tua murid baru duduk di kursi panjang, menghadap podium megah di depan aula. Musik lembut berhenti; hanya terdengar suara napas dan desah ringan dari mereka yang tegang.

Di podium, Kaelen Noctyra berdiri dengan wibawa tak tergoyahkan, berdampingan dengan Seraphina Noctyra. Aura gelap mereka memenuhi ruangan, membuat setiap orang menunduk hormat.

Kaelen membuka rapat dengan suara dalam dan tegas. “Selamat datang, para orang tua terpilih. Kalian semua tentu sudah menerima undangan ini karena anak-anak kalian kini menjadi murid Akademi Tiga Klan.”

Seraphina menambahkan dengan suara dingin tapi jelas: “Perjanjian lama dibuat bertahun-tahun lalu. Setiap anak yang mencapai umur 19 akan dibawa ke sini untuk dilatih, agar ikatan antara manusia dan klan tetap terjaga. Itu adalah hukum yang tidak bisa diabaikan.”

Orang tua murid saling menatap satu sama lain. Ada rasa lega karena undangan diterima, tapi juga cemas karena tanggung jawab baru yang mereka hadapi.

Kaelen melanjutkan, tatapannya tajam menelusuri setiap orang. “Hari ini, kami juga harus memperingatkan kalian tentang bahaya yang ada di dalam klan sendiri. Ada seseorang yang… berkhianat, yang telah membangunkan musuh lama di dalam Noctyra. Ancaman ini nyata, dan kami tidak bisa menutup mata.”

Mendengar itu, beberapa orang tua menahan napas, wajah mereka memucat. Beberapa saling berbisik kecil, mencoba mencari tahu siapa yang dimaksud.

Seraphina melangkah maju, menekankan maksudnya. “Kalian harus mengerti, meskipun anak-anak kalian akan berada di akademi, tidak semua yang terjadi di sini aman. Kami berharap kalian bisa mendukung mereka, karena ini bukan sekadar pelatihan ini adalah bagian dari perjanjian yang melibatkan darah dan energi klan.”

Orang tua murid lain saling menatap lagi. Beberapa mengangguk perlahan, yang lain tampak khawatir.

Kaelen menunduk sebentar, lalu menatap ke arah Seraphina dan podium. “Anak-anak kalian adalah bagian dari sejarah ini, dan kami tidak akan menoleransi kesalahan yang mengancam kestabilan klan. Ingat, perjanjian lama adalah fondasi kita. Pelanggaran bisa menghancurkan semuanya.”

Suasana di aula makin tegang. Beberapa orang tua menunduk dalam-dalam, sebagian menatap anak mereka dengan campuran bangga dan cemas.

Dan di sudut, Elara berdiri sendirian, menatap dari luar aula. Meskipun ia tidak memiliki orang tua yang datang, suara dan aura rapat itu terasa menekan seolah memberi isyarat bahwa dirinya tetap terkait dengan sesuatu yang jauh lebih besar dari yang ia pahami.

Dorion yang mengawasi dari dekat Arsen tersenyum tipis, menatap Elara dengan nada mengejek. “Lihat… bahkan tanpa orang tua, gadis kecil itu tetap menarik perhatian semua orang.”

Arsen tetap diam, wajahnya datar, tapi jemarinya mengepal di sisi tubuhnya, menahan gelombang energi yang muncul karena aura rapat dan ketegangan klan.

Aula tetap sunyi, hanya gemericik cahaya kristal dan desah napas para orang tua murid. Setelah penjelasan Kaelen dan Seraphina, semua orang tua saling menatap, jelas ada rasa lega tapi juga kekhawatiran.

Orang tua dari Luminara dan Veyra yang hadir ikut menunduk hormat, lalu berdiskusi pelan di antara mereka.

“Sepertinya ancaman dari dalam Noctyra lebih serius dari yang kubayangkan,” bisik salah satu bangsawan Veyra kepada rekannya.

“Ya, tapi setidaknya mereka memberi peringatan lebih dulu. Kita harus memastikan anak-anak kita aman,” sahut orang tua Luminara dengan nada tegas.

Beberapa menit kemudian, pandangan mereka jatuh ke Elara, yang berdiri di sudut luar aula. Matanya mengikuti setiap gerakan anak-anak lain dan orang tua mereka, tapi jelas terlihat bahwa ia sendirian, tanpa pendamping.

Seorang bangsawan Luminara, yang mengenal perjanjian lama, menunduk pada rekannya. “Anak itu… kenapa bisa tertarik ke sini padahal orang tuanya tidak ada yang terikat perjanjian?”

Rekannya mengerutkan alis. “Ini… anomali. Kita harus tetap waspada. Anak ini mungkin memiliki peran yang lebih besar dari yang kita kira.”

Di sisi lain, orang tua Noctyra tetap tegap, tapi Kaelen menatap tajam ke arah Elara. “Meski dia tidak memiliki orang tua yang diundang, aura anak itu berbeda. Ia… terkait dengan sesuatu yang hanya Arsen bisa rasakan.”

Seraphina menambahkan, dengan nada dingin tapi tenang “Itulah mengapa Arsen tidak bisa melepaskannya begitu saja. Kita harus mengawasi, tapi jangan sampai ketahuan anak-anak lain. Lebih tepatnya ,kita harus menikahkan mereka berdua secepatnya."

Dorion, yang berdiri di belakang Arsen, menunduk pelan sambil tersenyum tipis. “Lihat, bahkan para ketua klan pun penasaran. Gadis itu… memang menarik.”

"Kamu hanya mempunyai dialog itu saja, Dorion ?" tanya Arsen dan membuat Dorion terkekeh

Arsen langsung diam, wajah datar sempurna, meski tatapannya tak lepas dari Elara. Jemarinya mengepal di sisi tubuh, menahan energi yang tak bisa ia tunjukkan secara terbuka.

Sementara itu, orang tua murid lain mulai menenangkan diri, tapi banyak yang masih berbicara pelan, mencoba memahami perjanjian lama, ancaman di Noctyra, dan mengapa satu anak Elara menjadi misteri yang tidak mereka mengerti.

Elara hanya menatap ke arah aula, sedikit bingung tapi penasaran. Ia merasakan semua tatapan itu, dan entah kenapa, jantungnya berdetak lebih cepat. Rasanya… ia bukan sekadar gadis yang terseret ke sini. Ada sesuatu yang membuat semua orang memperhatikannya, sesuatu yang bahkan Arsen mungkin tahu itu.

Setelah rapat selesai, orang tua murid berdiri rapi di aula utama. Kaelen dan Seraphina melangkah ke depan, wajah mereka serius namun terlihat kebahagiaan yang samar ketika menatap anak mereka.

Seraphina membuka mulut dengan nada resmi tapi hangat. “Hadirin sekalian, izinkan kami memperkenalkan putra kami… Arsen Noctyra.”

Arsen muncul dari belakang podium, langkahnya tenang, tatapannya lurus ke depan, sama sekali tidak menoleh. Ekspresinya datar, dingin, seperti batu hitam yang tidak bisa ditembus.

Orang tua lain menunduk hormat, beberapa menatap kagum. Bahkan murid-murid yang berada di aula ikut menoleh, merasa aura Arsen berbeda dari yang lain menggetarkan tapi menakutkan.

Selena, yang berdiri di barisan Luminara, memicingkan mata sedikit, merasakan sesuatu yang aneh dan memikat dari Arsen. “Hmm… sepertinya anak ini… berbeda,” gumamnya pelan.

Jennifer, yang berdiri di dekatnya, menepuk dagunya dengan senyum centil. “Wow, dia memang… keren, ya? Aura dingin begitu membuat penasaran.”

Sementara itu, di luar aula, Elara sedang bercanda dengan Dorion, mendorongnya sedikit sambil tertawa. Ia tidak menyadari bahwa Arsen menatapnya dari jauh, tepat di arah pintu aula.

Tatapan Arsen begitu intens, matanya merah dan tajam, namun tetap diam dan tidak bergerak. Setiap gerakan Elara celotehannya, tawa kecilnya, cara ia mendorong Dorion terpantau jelas olehnya. Ada sesuatu yang menarik perhatiannya, sesuatu yang membuat energi di sekitarnya bergetar sedikit, meski ia sendiri menahan diri.

Dorion, yang sadar Arsen menatap dari jauh, menoleh ke Elara sambil tersenyum jahil. “Hei… ada yang sedang memperhatikanmu, gadis kocak.”

Elara menoleh bingung. “Hah? Siapa? Ah, nggak ada yang lihat aku kok. Lagian peduli amat yang lihat."

Arsen menundukkan kepala sebentar, wajahnya tetap datar, tapi tatapan matanya tidak lepas dari Elara. Ada ketegangan halus, campuran antara rasa ingin tahu dan sesuatu yang lebih dalam, sulit ia kendalikan.

Di aula, Kaelen dan Seraphina menatap putra mereka dengan bangga. “Dia… adalah penerus Noctyra. Dan kini kalian semua bisa mengenalnya, setidaknya sebentar, sebelum ia kembali ke pelatihan yang lebih serius.”

Semua orang tua tersenyum sopan, kagum pada wibawa Arsen. Tetapi di hati mereka, banyak yang bertanya-tanya terutama tentang aura yang terus menempel pada Elara di luar aula.

Elara, meski tidak masuk, tetap menjadi pusat perhatian yang tidak terlihat. Ia hanya tertawa kecil, sambil memukul bahu Dorion lagi. “Heh, setan laknat, jangan terlalu serius dong!”

Dan Arsen, di jauh, tetap menatap. Tidak ada kata yang keluar dari bibirnya, tapi semua yang melihatnya bahkan Dorion bisa merasakan energi yang menahan badai di dalam dirinya.

1
Flynn
Ngakak!
Melanie
Romantis banget!
Android 17
Jlebbbbb!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!