NovelToon NovelToon
BAYANGAN DALAM MELODY

BAYANGAN DALAM MELODY

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / BTS / Persahabatan
Popularitas:774
Nilai: 5
Nama Author: JM. adhisty

"Persahabatan adalah ikatan yang tak terpisahkan, hingga cinta datang dan menjadikannya sebuah pilihan."

Kisah ini berputar di sekitar dinamika yang rapuh antara dua sahabat karib yang datang dari kutub kehidupan yang berbeda.

Gabriella, gadis kaya raya dengan senyum semanis madu, hidup dalam istana marmer dan kemewahan yang tak terbatas. Namun, di balik sampul kehidupannya yang sempurna, ia mendambakan seseorang yang mencintainya tulus, bukan karena hartanya.

Aluna, gadis tangguh dengan semangat baja. Ia tumbuh di tengah keterbatasan, berjuang keras membiayai kuliahnya dengan bekerja serabutan. Aluna melihat dunia dengan kejujuran yang polos.

Persahabatan antara Gabriella dan Aluna adalah keajaiban yang tak terduga
Namun, ketika cinta datang mengubah segalanya
Tanpa disadari, kedua hati sahabat ini jatuh pada pandangan yang sama.

Kisah ini adalah drama emosional tentang kelas sosial, pengorbanan, dan keputusan terberat di antara cinta pertama dan ikatan persahabatan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon JM. adhisty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KEHANGATAN DIRUANG RAWAT

Konvoi motor dan mobil Big Five tiba di Rumah Sakit. Aluna dan Gabriella berjalan di depan . Axel, Jhonatan, Kevin, Jay, dan Yoga mengikuti di belakang.

Gabriella berbisik pada Aluna saat berjalan "Aluna, sumpah demi Tuhan, jika kamu tidak menjelaskan mengapa kita berada di rumah sakit ini sekarang,aku akan—"

Aluna memotong dengan tatapan memohon "Sabar, Gaby. Aku berjanji, aku akan menceritakan semuanya."

Mereka tiba di depan kamar rawat inap Justin. Aluna menarik napas dalam-dalam, lalu membuka pintu.

Di dalam kamar, Justin sedang bersandar di bantal, membaca buku yang dibawakan Aluna tadi pagi. Wajahnya masih memar di beberapa tempat, dan lengannya berbalut perban.

Gabriella melangkah masuk, dan pandangannya langsung tertuju pada pemuda itu.

"Dia...?!" gumam Gaby, terkejut setengah mati. Ia baru menyadari bahwa pemuda babak belur di hadapannya adalah musisi yang memukau pesta Ariana semalam.

Justin mendongak. Ia mengenali wajah Big five, penyelamatnya, tetapi ia tidak tahu nama mereka. Tapi dia sedikit bingung saat melihat Gabriella karna dia tidak mengenal nya.

Jay Mendekat ke Justin "Hei, Bro. Bagaimana perasaanmu?"

Justin: "Jauh lebih baik. Terima kasih banyak pada kalian sudah menolongku."

Aluna kemudian menjelaskan dengan singkat, "Gaby, kenalkan. Ini adikku, Justin. Justin, ini temanku, Gabriella."

Kebingungan Gabriella akhirnya runtuh. Musisi yang disukai Ariana, ternyata adalah adik Aluna.

Gaby mengulurkan tangannya pada Justin, tapi tatapan nya mengunci pada Aluna seakan masih banyak pertanyaan .

Setelah keheningan yang panjang, Yoga melangkah maju. Ia berbicara dengan suara formal, seolah memimpin rapat, tetapi semua mata tertuju padanya.

Yoga : "Kita semua sudah berkumpul di sini. Aku sudah bicara dengan Aluna tadi pagi. Mengenai Jovan, dia meminta agar tidak ada rencana balas dendam "

Semua anggota Big Five terlihat terkejut.

Jhonatan: " Aluna, anak itu harus membayar!"

Aluna Melangkah ke samping ranjang "Aku tahu, aku yang meminta. Aku hanya ingin kalian membuat Jovan mengerti bahwa Justin tidak boleh diganggu lagi. Aku tidak ingin dia hancur total, dan aku tidak ingin konflik ini berlarut-larut."

Tiba-tiba, Justin ikut bicara. Ia menatap Axel dan Jhonatan dengan tatapan serius.

Justin: "Para Kakak sudah banyak menolongku. Aku sangat berterima kasih. Tapi aku setuju dengan Kak Aluna. Jika kalian membalas dendam menghancurkan Jovan, dia pasti tidak akan melepaskanku. Dia akan mencari cara lain untuk membalas, dan dia akan tetap mengganggu aku lagi. Tolong, cukup pastikan dia mengerti bahwa aku berada di bawah perlindungan kalian, dan dia tidak akan berani mendekat lagi."

Permintaan itu, datang dari korban yang babak belur itu sendiri, memberikan dampak yang jauh lebih besar daripada permintaan Aluna. Justin tidak takut; dia pragmatis.

Gabriella, yang kini sudah menangis, melihat ketulusan dan kekuatan dua bersaudara itu. Ia menyadari bahwa Aluna dan Justin adalah orang yang penuh martabat.

Axel Menghela napas, melihat ke arah Jhonatan "Mereka benar. Tujuan kita adalah keamanan permanen, bukan pembalasan yang memicu perang."

Jhonatan: "Baik. Kita ubah rencana. Fokus pada pencegahan dan batasan. Tapi Jovan tetap harus membayar ganti rugi maksimal."

Dengan keputusan bulat itu, Big Five berjanji pada Aluna dan Justin: Mereka akan memastikan Jovan tidak pernah lagi menjadi ancaman, tanpa harus menghancurkannya. Mereka akan melindunginya, dengan cara mereka.

Setelah keputusan untuk fokus pada perlindungan dan pencegahan diambil, suasana tegang di ruangan itu mulai mencair. Big Five dan Gabriella kini duduk mengelilingi ranjang Justin, dan ruangan itu dipenuhi tawa.

Kevin dan Jay adalah jagoannya. Kevin bercerita tentang insiden memalukan di pesta ulang tahun Ariana, sementara Jay dengan heboh menceritakan bagaimana ia harus bersembunyi dari Ayahnya setelah ketahuan mengubah nilai rapornya saat SMA.

Justin, meskipun masih babak belur, tertawa terbahak-bahak. Ia merasa bisa bernapas lega. Ia tidak pernah menyangka akan berbaur dengan orang-orang paling keren di kampus kakaknya. Justin bahkan mulai memanggil mereka "Kakak" dengan nada akrab.

Aluna duduk di sisi ranjang, memperhatikan mereka semua. Ia tersenyum, tetapi di dalam hatinya masih ada ganjalan. Ia menatap teman-temannya satu per satu, dalam balutan tawa dan canda yang mereka ciptakan.

Mereka tahu semuanya. Mereka tahu aku bekerja, mereka tahu kami miskin, dan mereka tidak pergi. Mereka tidak menghakimi. Mereka hanya datang dengan kekuatan penuh dan kesetiaan mutlak. Rasa tidak enak hati Aluna—karena telah menyembunyikan kebenaran dan kini menerima bantuan sebesar ini—masih melekat, tetapi ia tahu, ia tidak bisa lagi mundur.

Di sudut ruangan, dinamika lain sedang terjadi:

 * Axel duduk di sofa, sesekali tertawa keras. Pandangannya seringkali mencuri lihat ke Gabriella. Ia senang Gaby ada di sini, dan ia senang Gaby akhirnya mengerti mengapa ia begitu peduli pada Aluna dan Justin. Meskipun mereka belum mengakui perasaan mereka, keduanya tidak ingin saling berjauhan sejak Gaby menyaksikan semua drama semalam.

* Gabriella tertawa renyah, tetapi ia juga sering melirik ke arah Axel. Ia menyadari bahwa perasaannya pada Axel masih kuat, meskipun ia masih berusaha menyembunyikannya.

Sementara yang lain sibuk bercanda, Yoga memilih untuk diam. Ia bersandar di dinding, hanya tersenyum tipis saat lelucon dari Kevin dan Jay mencapai telinganya.

Mata Yoga selalu tertuju pada Aluna. Ia memperhatikan senyum lega Aluna, kelegaan yang ia yakini akan sulit didapatkan tanpa perubahan rencana yang Aluna minta.

Yoga adalah jangkar yang tenang di tengah badai mereka. Ia tidak perlu berbicara untuk berinteraksi; kehadirannya saja sudah menjadi bentuk perlindungan yang paling kuat. Ia membiarkan teman-temannya mencairkan suasana.

Di dalam kamar itu, meskipun ada perban dan memar, suasana baru telah tercipta: sebuah keluarga tak terduga yang disatukan oleh pengorbanan dan kebenaran yang tulus.

Pintu kamar terbuka, dan seorang petugas mengantar beberapa boks makanan premium yang dipesan oleh Jhonatan. Aroma lezat langsung menyebar, memecah keseriusan dan menambah suasana ceria.

Kevin dan Jay segera bersorak dan berebut membuka kotak makanan. "Yes! Akhirnya datang! Aku sudah lapar sejak tadi!" seru Kevin sambil mengambil porsi pizza terbesar.

Aluna mengabaikan keramaian itu dan dengan telaten mengurus makan Justin. Ia menyuapkan bubur lembut ke adiknya, memastikan Justin makan perlahan karena rahangnya yang sakit.

Di tengah kehebohan, Yoga bergerak dengan tenang dan efisien. Ia mengambil wadah berisi makanan yang paling mudah dimakan dan meletakkannya di atas nampan.

Kemudian, ia menghampiri Aluna, mengambil piring makan miliknya, dan meletakkannya di samping Aluna. Ia juga menarik kursi tambahan dan menempatkannya tepat di samping sofa tempat ia duduk.

Yoga: "Makanlah, Aluna. Kamu belum makan dengan benar sejak pagi."

Aluna sedikit terkejut, namun menerima perhatian itu dengan rasa terima kasih. Ia duduk di samping Yoga, dan mulai menyantap makanannya.

Semua pergerakan itu, yang bagi Axel hanyalah bentuk kesopanan dan bagi Kevin dan Jay adalah hal yang wajar karena Yoga adalah yang paling bertanggung jawab, tidak luput dari pengawasan Gabriella dan Jhonatan.

Gaby duduk di dekat ranjang Justin. Matanya yang tajam menatap Yoga dan Aluna. Ia melihat bagaimana si kutub es itu, yang dikenal tidak pernah bersentuhan atau bersikap dekat dengan perempuan mana pun di lingkungan mereka, kini secara langsung mengambilkan makanan dan menempatkan Aluna di sampingnya.

Gaby menyikut Jhonatan pelan.

Gabriella Berbisik "Kau lihat itu? Dia melakukan hal-hal yang tidak pernah dia lakukan untuk siapa pun. Ada perhatian tersembunyi di sana."

Jhonatan, yang secara alamiah sangat memperhatikan detail sosial dan dinamika kekuasaan, mengangguk pelan.

Jhonatan Membalas bisikan "Aku juga melihatnya. dia bertindak sangat pribadi untuk Aluna. Dia membiarkan dirinya ditertawakan di parkiran, dia mengurus Justin, dan sekarang dia memastikan Aluna makan di sisinya."

Keduanya menyadari bahwa di balik fasad dingin Yoga Athala – sang pewaris Athala Group yang terkenal tanpa emosi – ada sesuatu yang lebih mendalam yang muncul karena Aluna. Kebohongan tentang hubungan mereka di parkiran pagi tadi mungkin saja telah menjadi kenyataan yang tak terhindarkan di mata Yoga.

Di tengah canda tawa Kevin dan Jay, serta keremangan lampu kamar rawat inap, sebuah pemahaman baru mulai terjalin di antara Jhonatan dan Gabriella: Yoga telah jatuh hati pada Aluna.

Big Five kini akan menghadapi tantangan baru, yaitu hati sang komandan terdingin mereka sendiri.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!