NovelToon NovelToon
Dikala Cinta Menyapa

Dikala Cinta Menyapa

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Pernikahan Kilat
Popularitas:738
Nilai: 5
Nama Author: Phoenixsoen

Hari ini adalah hari pernikahanku, ya aku akan menikah dengan pemuda yang baru kukenal sebulan lalu. Seorang pemuda tanpa identitas yang kutemui dijalan saat hendak pulang dari desa sebelah setelah mengantar pesanan ayam kepada pelanggan di desa sebelah. Aku menolongnya karena kasihan melihat kondisinya yang berantakan dengan pakaian yang compang camping dan di penuhi luka di tubuhnya. Aku menikahinya karena terpaksa atas permintaan ibu tiriku agar aku tidak menjadi duri dalam pernikahan saudari tiriku Ayana dan kekasihnya Hendrik, meski berat untukku menikahinya tapi aku terpaksa menyetujuinya agar aku tidak diusir dari rumah ayahku yang kutinggali sejak kecil dan agar aku bisa merawat ayahku yang sakit. Akankah pernikahan ini berakhir bahagia ataukah akan menjadi neraka kedua untukku?! Ayah sanggupkah aku menjalani semua ini!? Semoga keputusan ini bukanlah keputusan yang salah untuk kebahagian semua orang. Semoga suamiku akan menjadi suami yang baik untukku.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phoenixsoen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8

Saat hendak akan pulang dari mengantar pesanan pelanggan dari desa tetangga. Yoona di kejutkan dengan kemunculan seorang dari balik semak belukar. Yoona dan pak Amir pun lantas keluar mobil untuk melihat apa itu, Yoona dan pak Amir pun terkejut ketika melihat sosok yang tergeletak di atas aspal jalanan yang diam tidak bergerak.

Pak Amir pun mencoba untuk membalikan tubuhnya dan memeriksa apakah dia masih hidup atau tidak. Sosok itu ternyata seorang laki-laki dengan tubuh yang cukup besar dan badan yang tinggi. Pak Amir pun memeriksa orang tersebut yang ternyata masih bernafas yang artinya Ia masih hidup.

"Masih bernafas non bagaimana sekarang apa kita bawa ke puskesmas saja" tanya pak Amir ke Yoona.

"Syukurlah pak kalau dia masih hidup. Ya sudah karena rumah sakit jauh dari sini kita bawa saja dia puskesmas terdekat" jawab Yoona sedikit hawatir.

"Baiklah non kalau begitu Bapak bawa dia ke dalam mobil" ucap pak Amir.

"Iya pak, Bapak bawa dia ke mobil biar Yoona saja yang bawa mobilnya, Bapak tolong pegangin dia selama di perjalanan" pinta Yoona ke pak Amir. Pak Amir pun segera men dudukan laki-laki itu di kursi penumpang dan pak Amir pun segera duduk untuk memeganginya. Yoona pun segera masuk ke dalam mobil dan mengambil alih kemudi mobil. Lalu Yoona pun mengemudikan mobilnya menuju puskesmas terdekat untuk mengobati luka-luka pada tubuh laki-laki itu. Setelah sampai di depan puskesmas Yoona pun memanggil perawat untuk mengambil blankar.

Laki-laki itu di turunkan oleh beberapa petugas dan di baringkan di atas ranjang. Para petugas pun langsung membawa laki-laki itu masuk ke dalam dan di bawa ke ruang pengobatan. Yoona yang melihat tubuh laki-laki itu penuh luka merasa kasihan dan iba pada laki-laki itu. Laki-laki yang bahkan tidak diketahui nama dan identitasnya siapa. Setelah sampai ruang rawat dokter pun segera memeriksa dan mengobatinya. Salah seorang perawat mendekat dan menanyakan identitas pasien laki-laki itu, tapi Yoona pun tidak tau siapa dia dan dari mana asalnya.

"Maaf suster saya juga tidak tahu siapa nama orang tersebut karena saya bertemu dengannya di tengah jalan pulang" jawab Yoona dengan sopan.

"Oh begitu, tidak apa-apa kak kalau begitu bisakah saya tahu walinya siapa?" Tanya suster dengan ramah.

"Saya Yoona, suster" jawab Yoona juga dengan ramah.

Sekitar 10 menit berlalu dokter pun akhirnya keluar. Dan Yoona pun menanyakan tentang keadaan laki-laki itu. "Dok, bagaimana kondisinya" tanya Yoona penasaran.

"Pasien tidak apa-apa Ia hanya mengalami memar di sekujur tubuhnya dan beberapa luka robek pada tangan dan kakinya namun semuanya tidak membahayakan nyawanya, lukanya hanya perlu di jahit dan di obati" ujar dokter menjelaskan.

"Syukurlah alhamdulillah jika dia tidak apa-apa" ucap Yoona merasa lega.

"Jika pasien sudah sadar bisa langsung di bawa pulang" ucap dokter lagi.

"Baiklah terima kasih dokter atas bantuannya" ucap Yoona dengan sopan.

Dokter pun akhirnya pergi meninggalkan Yoona dan pak Amir di ruang tunggu.

"Pak Amir, bisakah Bapak tinggal di sini sampai dia sadar besok" pinta Yoona dengan sopan.

"Baiklah non, saya akan tunggu di sini malam ini" ucap pak Amir mengiyakan.

"Besok Yoona akan kembali lagi ke sini jemput Bapak dan orang itu" ucap Yoona.

"Iya non silakan" jawab pak Amir.

"Pak ini Bapak pegang dulu kartu saya kalu Bapak butuh apa-apa bapak bisa pakai uang saya di dalamnya" kata Yoona memberikan kartunya.

Yoona pun pamit pada Pak Amir untuk pulang dan berjanji besok Yoona akan jemput kembali sambil membawa beberapa keperluan. Setelah sampai di rumah Yoona melihat ada sebuah mobil mewah yang terparkir depan rumahnya sebuah mobil fortuner warna hitam yang belum pernah di lihatnya. Yoona pun segera memarkirkan mobil truknya ke dalam garasi rumahnya. Saat Yoona turun dari mobilnya Ia di kejutkan dengan adegan yang tidak pantas untuk di lihat, Yoona melihat sepasang laki-laki dan perempuan tengah berciuman mesra di dalam mobil.

Yoona pun berpaling sambil mengucap "astagfirullahal'azhim" sembari mengusap-usap dadanya. Saat dia hendak masuk Yoona pun di buat kaget dengan adegan serupa yang di lakukan oleh adik tirinya dan sang pacar adiknya.

"Astaga Ayana, apa-apaan kamu ini apa yang kamu lakukan di rumahku?" Yoona mendekat dan mencoba memisahkan mereka agar berhenti melakukan adegan yang tidak senonoh itu. Tapi upayanya gagal karena Ayana malah mendorong tubuh Yoona sampai Yoona hampir terjatuh.

"apaan sih kamu Yoon, norak deh kaya kamu gak pernah aja, jangan sok suci deh hanya karna kamu berhijab" tunjuk Ayana pada Yoona sambil memegang hijab yang Yoona kenakan.

"Tapi ini tidak benar Ayana, kamu sudah melanggar aturan agama Islam. Apalagi kalian ini belum menikah belum sah jadi suami istri" sanggah Yoona mencoba untuk mengingatkan sang adik tiri.

"Halah munafik kamu, jangan sok ceramah deh gak mempan tau. Badan bau ayam gini aja belagu" caci Hendrik pacar Ayana.

"Ada apa ini ribut-ribut malam-malam begini" tanya Shania dari dalam rumah.

"Ini mah si Yoona, masa dia ceramahin aku katanya aku gak boleh ciuman sama pacar aku sendiri, dasar kolot benget pemikirannya" ucap Ayana menjelaskan pada mamanya.

"Heh gak usah kamu atur-atur anak saya itu urusan mereka kenapa kamu ikut campur" hardik Shania pada Yoona.

"Yoona bukan ikut campur ma, hanya sekedar mengingatkan bahwa apa yang di lakukan mereka itu di larang dalam Islam. Haram hukumnya jika kita melakukannya sebelum menikah" nasehat Yoona pada Shania ibu tirinya.

"Udah cepat sana kamu masuk gak usah ikut campur urusan anak saya. Cepat masuk badan kamu udah bau ayam gini gak tahan aku cium baunya" hina Shania ke Yoona.

Yoona pun masuk ke dalam dan segera mandi.

"Udah sayang kamu gak perlu pikirkan dia ya, kamu enjoy aja nikmatin waktu kamu sama Hendrik. Mama mau masuk dulu oke" dukung Shania ke anaknya.

"Makasih ma, lagian si Yoona itu ganggu aja orang lagi enak-enak malah di ganggu. Lagian kan kita bentar lagi kita bakalan nikah iya kan sayang?!" Tanya Ayana dengan nada manja.

"Pasti dong sayang kan tinggal beberapa minggu lagi" jawab Hendrik dengan genit.

"Udah yu sayang kita ke kamar aku aja, lagian aku bete karna party kita gak jadi dan mendadak di batalin karna di grebek polisi, yuk ah  kita lanjutin lagi" ajak Ayana sedikit menggoda.

Hendrik pun datang mengikuti Ayana di belakangnya. Sementara Yoona yang sudah mandi langsung melakukan shalat isya dan makan malam. Setelah itu Yoona mencatat penjualan hasil peternakan ayamnya tadi dan memasukannya ke buku kas perusahaannya.

Keesokannya sesuai janji ke pak Amir Yoona datang ke puskesmas dengan membawa bekal makanan untuk sarapan pak Amir dan laki-laki yang dia tolong semalam. Setelah sampai di puskesmas Yoona langsung menuju ke ruang dimana laki-laki itu di rawat. Yoona pun masuk dan di lihatnya pak Amir sedang duduk di kursi dekat ranjang laki-laki itu. Yoona menghampiri dan menepuk pundak pak Amir.

"Pak ini Yoona ambilkan makanan dari rumah Bapak pasti lapar karena belum makan apa-apa"kata Yoona sambil menyodorkan rantang yang di bawanya.

"Wah makasih non, udah repot-repot bawakan sarapan segala"ucap pak Amir sedikit segan.

"Tidak apa-apa pak Yoona tidak repot sama sekali" ucap Yoona lembut. Dilihatnya laki-laki itu sudah sadar, Yoona pun mencoba mendekat dan bertanya.

"Kamu ingat siapa nama kamu?" Tanya Yoona pada pemuda itu. Namun dia tidak menjawab sama sekali, Yoona mencoba lebih dekat dan mencoba memperhatikannya. Dilihat dari penampilannya sepertinya dia bukan berasal dari Indonesia, Yoona pun mencoba bertanya dalam bahasa Korea.

"Halo, kamu ingat siapa nama kamu?" Yoona mencoba bertanya lagi.

Kali ini pemuda itu pun menoleh dan berkata "Yoon Gi, Kim Yoon Gi" jawabnya singkat.

"Oh, sepertinya dia berasal dari korea" ucap Yoona dengan pelan tapi bisa di dengar oleh Yoon Gi.

Yoon Gi pun menoleh dan sedikit tersenyum tanpa di sadari oleh Yoona. Sebetulnya Yoon Gi sudah memperhatikan Yoona dari ketika Yoona masuk ruangan. Yoon Gi memperhatikan interaksi antara Yoona dan pak Amir dia pun memahami apa yang di katakan Yoona pada Pak Amir hanya saja dia ingin sedikit menggoda Yoona dengan berpura-pura tidak mengerti apa yang di ucapkan Yoona.

Yoona pun bertanya lagi dengan bahasa korea " kamu tinggal dimana di Indonesia?" tanya Yoona lagi.

"Aku tidak punya rumah disini" jawab Yoon Gi.

"Terus kamu mau kemana" Yoona penasaran.

"Aku tidak tahu harus kemana, aku tidak punya tujuan" jawab Yoon Gi seadanya.

"Lalu dimana keluarga kamu berada saat ini" tanya Yoona lagi pada Yoon Gi.

"Aku tidak punya keluarga, aku seorang diri" jawab Yoon Gi lagi.

Saat sedang berbincang seorang dokter masuk ke dalam ruangan. Dokter itu lalu memeriksa kondisi pasien satu persatu, dan dokter menyatakan bahwa Yoon Gi sudah boleh di bawa pulang dan bisa di rawat di rumah. Yoona pun menanyakan pada dokter apa ada kondisi serius yang mungkin terjadi pada Yoon Gi. Namun dokter menjawab bahwa semua baik-baik saja hanya di perlukan rawat jalan saja dan tidak perlu rawat inap di Puskesmas.

Yoona pun menawarkan apa Yoon Gi ingin tinggal sementara di rumahnya, Yoon Gi pun menyetujui dan akhirnya ikut pulang bersama Yoona. Setelah melakukan semua pembayaran di administrasi Yoona pun membawa Yoon Gi dan Pak Amir pulang bermasanya ke rumah keluarga Yoona.

Setelah sampai rumah, Yoona pun mengajak Yoon Gi masuk ke rumahnya agar Yoon Gi bisa beristirahat segera. Shania yang melihat mereka dari jauh merasa heran dengan apa yang di lakukan anak tirinya itu. Shania pun melihat lebih dekat siapa laki-laki yang di bawa Yoona dengan penampilan yang berantakan, karena baju dan celana yang di kenakan pemuda itu terlihat sangat lusuh dan robek dimana-mana.

"Siapa gembel yang kamu bawa pulang ke rumah ini"tanya Shania menghina.

"Dia Yoon Gi ma, dia berasal dari Korea Selatan dia juga baru saja mengalami kecelakan di jalan dekat desa" jawab Yoona menjelaskan.

"Eleh... gembel kaya dia aja kamu kasihani padahal kamu sendiri tidak bisa berbuat apa-apa untuk ayahmu yang lumpuh itu, masih sok belagu mau nolong orang lain segala. Ngaca dong ngaca..." hina Shania pada Yoona. Yoon Gi yang mendengar hal itu merasa geram ingin rasa di menonjok waja ibu tiri Yoona itu dengan tinjunya.

Namun Yoon Gi harus sabar karena dia tidak ingin penyamarannya terbongkar sementara dari arah kamar Ayana, Yoona melihat Ayana dan pacarnya keluar dari dalam kamar Ayana dan mereka hanya mengenakan jubah tidur. Yoona tidak menghiraukan mereka dan membawa Yoon Gi untuk masuk ke rumahnya. Yoona pun membawa Yoon Gi ke kamar Tae Hyung adiknya yang sekarang tengah kosong karena Tae Hyung berada di Korea Selatan.

"Masuklah kamu gunakan kamar ini karena adikku sedang tidak ada sekarang kamu bisa istirahat dan pakai bajunya yang ada di lemari kamarnya" Yoona pun menunjukan seluruh isi kamar Tae Hyung pada Yoon Gi.

"kamu bisa pakai baju adikku untuk sementara waktu sampai kamu bisa pulang ke negara asal kamu" kata Yoona sambil menunjukan kamar Tae Hyung.

"sekarang kamu bisa istirahat dulu disini sementara waktu sampai kamu pulih kembali" pinta Yoona.

Yoona pun keluar dari kamar itu dan meminta Bi Asih untuk menyiapkan makan siang.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!